Meluber Hingga Zebra Cross, Akhirnya Dibubarkan Satpol PP

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 24 Jul 2022 21:05 WIB

Meluber Hingga Zebra Cross, Akhirnya Dibubarkan Satpol PP

i

Aksi para model dadakan yang berlenggak-lenggok di zebra cross Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu (24/7/2022)

Fenomena Citayam Fashion Week Merembet di Jalan Tunjungan Surabaya

 

Baca Juga: Atasi Banjir dari Saluran Air di Seluruh Kampung

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Fenomena ‘Citayam Fashion Week’ di Jakarta kini tengah jadi sorotan. Pasalnya peminatnya kini pun sudah dari kalangan artis ternama hingga para pejabat. ‘Citayam Fashion Week’ sendiri muncul dari fenomena anak-anak muda Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok (SCBD) yang melakukan catwalk bak model yang melintas ditrotoar jalan. Kini, fenomena tersebut  menular ke Kota Surabaya. Tepatnya di Jalan Tunjungan, yang dalam satu tahun terakhir sudah disulap menjadi konsep "mlaku-mlaku nang Tunjungan". Meski belum seheboh di SCBD Jakarta. Namun anak muda Surabaya sudah memulai. Seperti apa antusiasmenya. Berikut laporan wartawati Surabaya Pagi Restuti dan Mariana.

 

Sejumlah orang dan influencer kini memanfaatkan ruang di jalanan itu untuk melakukan catwalk dan menunjukkan busana yang mereka kenakan.

Salah satunya adalah konten kreator Danar Febiansyah atau Bro Jabro. Ia mengaku, jika Jakarta punya Jalan Sudirman maka Surabaya juga punya Jalan Tunjungan yang tak kalah ikonik.

“Kalau disana ada SCBD dan Sudirman. Nang kene ini, Surabaya, punya ikon Tunjungan,” ujar Jabro.

Soal style yang dikenakannya, Jabro mengatakan ini sengaja menggunakan gaya yang terinsiprasi dari street style seperti yang dikenakan orang-orang Time Square, New York, Amerika Serikat.

Melalui aksinya ini, dirinya bisa lebih memperkenalkan Jalan Tunjungan ke para pengikutnya di sosial media, dan mengikuti jejaknya, mengkreasikan fashion di Jalan Tunjungan. “Jadi bisalah mengenalkan Jalan Tunjungan di followers saya,” ujarnya tertawa.

Tak dipungkiri, fenomena ini membuat para selebgram membuat konten. Bahkan, Minggu (24/7/2022) kemarin, membuat Jalan Tunjungan sejak siang hingga malam membuat kemacetan.

Bahkan, di setiap persimpangan zebra cross saat traffic light menyala, para selebgram dan konten kreator itu berlenggak-lenggok di atas zebra cross. Alhasil, saut-sautan klakson pun tak terindahkan.

 

Didukung Wali Kota

Atas fenomena tersebut,  Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendukung penuh Jalan Tunjungan digunakan sebagai ajang pamer busana layaknya fenomena Citayam Fashion Week (CFW).

"Tunjungan itu tak hanya seperti fesyen saja, tetapi juga ada kesenian. Tampilan nyanyi, Pantomim. Yang pasti, kesenian itu jangan sampai menimbulkan ketidaknyamanan, apalagi berkaitan dengan agama,” kata Eri, Sabtu (23/7).

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Ajak Warga Budayakan Tidak Buang Sampah di Saluran Air

 Eri berpendapat Kota Surabaya bukan hanya kota seni, tetapi tempat dengan berbagai keberagaman. “Jadi, semua punya hak sama untuk melakukan kegiatan. Asal jangan sampai merugikan orang lain,” katanya.

Bahkan, akun Instagram milik pemkot @sapawargasurabaya juga mengajak warganya terutama kaum milenial untuk ikut meramaikan acara tersebut. Acara itu sendiri digelar saat car free day di Jalan Tunjungan dan jalanan pun ikut ditutup.

 

Pro dan Kontra Warga Surabaya

MM fashion management mengunggah dipostingan status Instagram untuk ikut bergaya sambil mlaku-mlaku di Tunjungan. MM Management dijadwalkan menggelar catwalk di Jalan Tunjungan, Minggu, 24 Juli 2022 pukul 16.00 sampai 18.00 WIB. Total ada 25 anggota akan meramaikan acara tersebut.

Namun adanya ‘’Tunjungan Fashion Week’’ ini pun menuai banyak pro kontra dari masyarakat. Mereka ada yang mendukung, namun sebgian juga ada yang kontra.

Seperti beberapa warga yang ditemui Surabaya Pagi di lokasi, ada yang mendukung dan ada yang kurang mendukung.

Warga yang kurang mendukung, melihat karena terkesan acara tidak terorganisir. Seperti Rendy Wanara, 23 tahun, warga Sidotopo yang menyempatkan jalan-jalan di Tunjungan. Menurutnya, itu bukan fashion, tetapi cari sensasi saja.  "Menurutku sih ini bukan fashion yah. Cari sensasi aja. Apalagi itu, ada laki-laki pakai pakaian perempuan. Ngerii.. kemayu.. malah seolah-olah mendukung LGBT," kata Rendy.

Senada dengan komentar Vianty, 29 tahun, warga Kenjeran. Menurutnya, bila untuk melakukan fashion week di Jalan Tunjungan, harus diarahkan dan tidak melebar. Bahkan cenderung mendukung kaum komunitas "pelangi" alias LGBT.

Baca Juga: Adventure Land Romokalisari Surabaya Ramai Peminat Wisatawan Luar Kota

"Melihat gini, kalau mau jujur, malah keliatan kaum pelanginya unjuk diri. Tau khan siapa. Kalau mau fashion week, diarahkan gitu lah. Dibatasi. Kalau hanya nongkrong saja gak masalah. Tapi kalau lenggak-lenggok di tengah jalan. Duhh... ngisin-ngisini wong Suroboyo," kata Vianty.

 

Dibubarkan Satpol PP

Satpol PP Pemkot Surabaya membubarkan peragaan busana di Jalan Tunjungan yang meniru seperti Citayam Fashion Week di Jakarta. Langkah itu dilakukan karena mereka dinilai mengganggu arus lalu lintas.

Pantauan Surabaya Pagi, sejak sore hari, tampak warga terutama dari kalangan muda-mudi memadati Jalan Tunjungan sejak sore hari. Mereka lantas memanfaatkan zebra cross dan membunyikan pelican cross untuk menyeberang.

Karena ini, petugas kemudian datang dan membubarkan kerumunan tersebut. Karena selain mengganggu pengguna jalan, mereka juga dianggap membuat kemacetan. Karena mereka kerap menggunakan pelican cross setiap saat bukan hanya untuk menyeberang tapi membuat konten peragaan busana.

"Ayo bubar-bubar. Jangan bikin konten dan mengganggu pengguna jalan. Ini Surabaya, bukan Jakarta," seru petugas Satpol PP kepada warga, Minggu (24/7/2022).

Mendapat seruan itu, warga kemudian langsung perlahan membubarkan diri dan meninggalkan Jalan Tunjungan. Sedangkan untuk memastikan warga tak kembali zebra cross kini dijaga oleh petugas dari Satpol PP dan Dishub. res/ana/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU