Menkes Budi Serampangan Tangani Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 15 Agu 2021 21:09 WIB

Menkes Budi Serampangan Tangani Covid-19

i

Ilustrasi karikatur

 

Tudingan Mantan Menkes Siti Fadilah Supari 

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi, Salah Satu Incaran Menkeu di Kabinet Prabowo

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta- Mantan Menteri Kesehatan era presiden SBY, Siti Fadilah Supari, terus mengkritik penanganan covid-19 di Indonesia era menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menurut Siti Fadilah Supari, pemerintah Joko Widodo saat ini hanya menggunakan asumsi saja dalam menangani pandemi covid-19. Maka Siti Fadilah Supari menilai keputusan pemerintah dalam menangani covid-19 bisa serampangan. Dirinya juga meminta pemerintah segera melakukan penelitian virus covid-19 agar bisa mengambil keputusan berdasarkan data yang valid.

“Mutasinya kalau sekarang Delta, mungkin the next (berikutnya) Lambda, Kappa, kita gak tahu,” ujar Siti Fadilah, melalui kanal Youtube Karni Ilyas Club, (15/8/2021).

“Lah ini mbok ya dieksplorasi, diteliti, sini semua ahli virus nasional duduk, ayo kita periksa ini, ayo kita teliti, at least (sekurang-kurangnya) untuk orang Indonesia,” imbuhnya.

Karena menurut dirinya tanpa penelitian virus, maka pemerintah seakan buta dalam menangani pandemi ini.

 

Vaksin Percepat Mutasi Virus

Juga ada penelitian yang menunjukkan vaksin covid-19 malah mempercepat mutasi virus. “Jadi ada beberapa penelitian yang mengatakan pengaruh vaksin terhadap keganasan, jadi justru vaksin itu akan meningkatkan mutasi yang terjadi,” ungkapnya.

Untuk menyelesaikan covid-19, Siti berujar pemerintah harus bekerja keras terutama Menteri Kesehatan (Menkes).

Ia mencontohkan saat dirinya melawan tudingan WHO kala Indonesia hendak dijadikan episentrum Flu Burung dan Flu Babi. "Jika perlu kerja 24 jam, Menkes harus berpikir keras," ujar Siti seperti dikutip dari YouTube Harsubeno Point.

"Jangan sampai status episentrum diberikan ke kita, itu waktu masa saya dulu menjabat," tambahnya.

Siti waktu itu menentang WHO yang mengungkapkan bila Flu Burung menular, padahal tidak.

Perlawanan itulah yang menyebabkan Siti dijebloskan ke penjara.

"Saya sampai mengorbankan diri saya sendiri di penjara karena melawan dan mereformasi WHO," ujar Siti Fadilah Supari mencontohkan Menkes harus berani korbankan diri untuk selesaikan pandemi covid-19.

 

Masih Misteri

Baca Juga: Tren Covid-19 Naik, Tapi tak Timbulkan Kematian

Hampir dua tahun sudah pandemi Covid-19 melanda di seluruh dunia. Virus Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China ini hingga sekarang masih menjadi misteri mengenai asal muasalnya.

Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan sejumlah investigasi mengenai asal usul virus Sars-CoV-2 ini, namun hingga kini masih menjadi tanda tanya besar. Tak heran jika beragam pandangan menyeruak mengenai asal usul virus covid-19.

Di awal-awal masa pandemi, banyak orang yang menganggap jika virus ini ditularkan melalui hewan ke manusia, namun ada juga yang menyebut jika tersebarnya virus Covid-19 karena kelalaian manusia.

Hal ini timbul karena ada isu kebocoran di salah satu laboratorium yang ada di Kota Wuhan.

Namun terkait kebenaran hal tersebut masih dalam tahap investigasi lebih lanjut oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sulitnya mengungkap tabir dari asal usul keberadaan virus Covid-19 diduga lantaran China menyembunyikan bukti terkait Covid-19.

Sebagaimana dikutip JakTimNews.com dari Newsweek, disebutkan bahwa Amerika Serikat menuntut agar China mau untuk berbagi informasi terkait asal usul Covid-19.

Lantaran hal ini akan sangat berguna dalam menghentikan wabah virus Covid-19 yang telah mengganggu berbagai aktivitas kehidupan manusia di seluruh dunia. “Yang penting, kami akan terus mendorong evaluasi multilateral yang lebih kuat tentang asal-usul virus di China,” sebut Jubir Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang ditulis Newsweek, (15/8/ 2021).

 

Gali Asal Usul Virus

Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Naik, Ayo Masker Lagi

Amerika Serikat juga menuntut agar China mau bekerja sama dengan berbagi bukti terkait temuan asal usul Covid-19.

“Kami membutuhkan China untuk berpartisipasi dalam studi internasional berbasis bukti yang penuh, transparan, dengan akses yang diperlukan untuk mengetahui dasar virus yang merenggut lebih dari 3 juta jiwa di seluruh dunia,” imbuhnya.

Terlebih menurut Amerika Serikat hal ini dilakukan agar dunia bisa bersiap apabila suatu saat terjadi penyebaran virus yang lain.

“Menggali asal usul pandemi ini bukan tentang menyalahkan. Ini tentang memahami bagaimana mempersiapkan pandemi berikutnya, dan yang berikutnya setelah itu,” sebut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Di sisi lain, WHO berhasil menemukan bukti baru terkait virus Covid-19 berdasarkan hasil studi Fase 1.

WHO sementara menyimpulkan bahwa bahwa virus Covid-19 kemungkinan besar ditransfer ke manusia dari hewan.

Adapun terkait hipotesis yang menyatakan bahwa virus Covid-19 berasal dari makanan beku ataupun adanya insiden kebocoran laboratorium di Wuhan, China untuk sementara belum bisa dibuktikan.

Akan tetapi Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut bahwa WHO harus terus menggali bukti baru untuk bisa memastikan asal usul dari virus Covid-19

“Studi lebih lanjut akan diperlukan di berbagai bidang, termasuk pada deteksi dini kasus dan klaster, dan peran potensial pasar hewan, penularan melalui rantai makanan, dan hipotesis insiden laboratorium,” ujarnya. n rtr/nwk/erc/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU