Menkes Himbau Warga Madura, Jangan ke Surabaya Dulu!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 08 Jun 2021 21:32 WIB

Menkes Himbau Warga Madura, Jangan ke Surabaya Dulu!

i

Satgas Covid-19 Kota Surabaya mewajibkan swab antigen kepada seluruh warga yang akan masuk ke Kota Pahlawan dari Madura, Selasa (8/6/2021). SP/Alqomar

Unair Temukan Virus Covid-19 Varian Inggris yang sangat cepat Menular di Bangkalan

 

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya- Diduga ada jenis virus covid-19 baru di Bangkalan,Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menghimbau warga Madura menahan diri agar tidak bepergian ke Kota Surabaya. Juga sebaliknya. Menkes juga mengimbau kepada warga Madura untuk wajib menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

"Kalau bisa, ditahan dulu sementara, lebih banyak stay di rumah dulu sampai nanti 2 minggu udah turun. Kemudian, bisa jalan lagi. Saya juga bilang pakai masker, itu nomor 1. Saya udah ngomong sama pak bupati kalau teman-teman di Bangkalan itu bisa pakai masker," tuturnya Menkes Budi Gunadi Sadikin saat mendatangi posko penyekatan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) arah Surabaya pada Selasa (8/6/2021) siang.

Menkes siang itu didampingi oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi serta rombongan.

Budi mengapresiasi kinerja Gubernur Jatim, Walikota Surabaya, dan Bupati Bangkalan yang dinilai kompak dalam menangani kasus Covid-19 dan antisipasi penyebaran Covid-19.

Minggu ini, Universitas Airlangga menemukan virus SARS -CoV-2 strain B117 yang berasal dari Inggris di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Dr. dr. Agung Dwi Wahyu Widodo Msi, Mked. Klin, Sp.Mk, Anggota Dewan Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Jatim mengatakan penyebaran virus varian Inggris itu sangat cepat, penularannya meningkat sampai 40-90 persen kasus.

 

Masuk Surabaya, Wajib Swab

Senada, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Bangkalan terkait upaya menekan laju penyebaran Covid-19. Sebab menurutnya, Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, sehingga perlu adanya saling support antar pemangku kepentingan.

"Surabaya, Bangkalan, Gresik, Sidoarjo kan satu kesatuan. Sehingga saat ini kita akan saling support untuk bagaimana di Bangkalan (kasus Covid-19) juga tidak naik, di Surabaya juga tidak naik. Karena posisinya setelah dari Surabaya kan langsung ke seluruh Jawa Timur," kata Wali Kota Eri di sela memimpin penyekatan di kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Selasa (8/6).

Wali Kota Eri menyatakan, hal ini sebagaimana arahan Gubernur Jawa Timur dalam rapat koordinasi (Rakor) bersama yang berlangsung pada Senin (7/6/2021) malam. Berdasarkan hasil rakor itu, nantinya screening akan dipusatkan di satu pintu yang terdiri dari Satgas Covid-19 Bangkalan dan Surabaya.

"Pada waktu rapat dikoordinasikan bahwa nanti Insya Allah kalau seperti ini (pola penyekatan) bisa diubah. Jadi nanti penyekatannya satu pintu, ada Bangkalan ada Surabaya dan ada TNI, Polri juga. Sehingga konsentrasinya lebih bisa langsung satu tempat. Insya allah (Kita koordinasikan) titiknya dimana nanti kita akan kumpul jadi satu," jelas dia.

Oleh karena itu, nantinya dari arah Surabaya menuju Madura maupun sebaliknya, akan dilakukan screening. Wali Kota Eri berharap, melalui pola screening yang akan dilakukan ini dapat melindungi Surabaya dan Madura dari penyebaran Covid-19. "Madura dan Surabaya juga harus terlindungi, karena ini kan suatu daerah yang tidak mungkin dipisahkan," tuturnya.

Di samping itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyebut, sesuai arahan dari Gubernur Jatim, apabila di Madura penyekatan dilakukan 3 shift, maka di Surabaya juga demikian. Dengan begitu maka kedua wilayah ini dapat saling melindungi dari penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

"Karena kan kalau begini di sana dilakukan swab, di sini masih dilakukan swab. Jadi seakan- akan kok (kendaraan) tembus. Kalau jadi satu tempat kan enak. Inilah kebersaman kita sebagai kepala daerah, saling membantu dan saling bahu-membahu," imbuhnya.

 

Pasien Terus Bertambah

Sementara itu, pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), Surabaya juga terus bertambah. Per Selasa (8/6/2021), terdapat 136 pasien baru dari penyekatan Suramadu. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Penanggung Jawab RSLI, Laksamana Pertama TNI dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara. Ia mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan limpahan pasien baru dari Suramadu sebanyak 136 orang. Rinciannya terdiri dari 53 laki-laki dan 83 perempuan.

"Itu hasil penyekatan dari Suramadu," ujarnya, Selasa (8/6/2021).

Selain itu, ada dugaan bahwa 25 orang terpapar covid varian baru. Laksamana Pertama TNI dr I Dewa Nalendra Djaya Iswara mengatakan, dugaan ini merujuk pada hasil CT Value dari 25 pasien yang berada di bawah angka 25.

"Pasien kita dari Bangkalan sudah 30 orang. Yang 25 CT valuenya di bawah 25, yang lima orang di bawah 32," kata dr. Nalendra, Selasa (8/6/2021).

Baca Juga: Anggota Polsek Sawahan Cabuli Anak Tiri Sudah Ditahan di Polres Tanjung Perak

Selain itu, dugaan adanya varian tersebut karena adanya PMI yang hasil tes swab-nya negatif langsung pulang ke Bangkalan tanpa karantina terlebih dahulu.

"Dugaan kita ke arah situ, karena penyebarannya begitu cepat dan sangat berisiko sekali," tambahnya.

Selain itu, Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid 19 RSLI, Radian Jadid menambahkan bahwa melihat kondisi 25 orang tersebut perlu di diduga mereka terpapar varian baru.

"Secara umum, melihat cepatnya penularan, angka kematian yang tinggi, kondisi mereka patut diduga terinfeksi varian baru, ujar Jadid.

Ia menambahkan bahwa pihaknya tengah menunggu hasil dari pemeriksaan sampel lebih lanjut.

"Tapi nggak bisa semena-mena kami menyatakan itu, masih patut diduga, sampai nanti samplenya itu bisa keluar baru kita bisa," ucap Jadid.

Pasien-pasien yang diduga terjangkit mutasi baru ini juga dipisahkan perawatannya di RSLI. "Kami berupaya, memisahkan. Tetap kami usahakan atas dasar kemanusiaan, eman pasien yang biasa, harus dijauhkan kemungkinan paparan baru," pungkas dia.ang/alq/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU