Menteri ESDM Bicarakan Soal Percepatan Transisi Energi RI di Abu Dhabi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 17 Jan 2023 11:58 WIB

Menteri ESDM Bicarakan Soal Percepatan Transisi Energi RI di Abu Dhabi

i

Menteri ESDM Arifin Tasrif. Foto: Kementerian ESDM.

SURABAYAPAGI.COM, Abu Dhabi - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan bahwa percepatan proses transisi energi menjadi urgensi yang harus dipersiapkan tiap negara guna menekan emisi gas rumah kaca global serta menahan laju kenaikan suhu global.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri pertemuan the 13th Session of the Assembly of the International Renewable Energy Agency (IRENA) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (14/01/2023).

Baca Juga: Kementerian ESDM: Pendaftaran Beli LPG 3 Kg Diperpanjang hingga Mei 2024

"Ini langkah nyata untuk menuju Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat sekaligus sebagai dukungan Indonesia pada United Nations Climate Conference COP28 untuk memastikan program yang sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan," kata Arifin dikutip dari laman resmi esdm.go.id, Selasa (17/1/2023).

Sebagai Vice President of Assembly, Menteri ESDM menyampaikan komitmen Indonesia melakukan akselerasi transisi energi hingga tahun 2023. Berbagai upaya tengah dilakukan mulai dari program percepatan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), pengakhiran operasional lebih dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), cofiring biomassa pada PLTU, program mandatori biodiesel 30%, dan pengembangan jaringan listrik supergrid.

Selain itu, menurut Arifin, pemerintah Indonesia tengah menyiapkan beragam payung hukum untuk memberikan kepastian usaha yang kondusif di sektor EBT sehingga mampu meningkatkan utilisasi pengembangan industri EBT dan perekonomian nasional.

Baca Juga: Berkat Program Biodiesel Pasar Domestik, Negara Hemat Rp 120 Triliun

Dalam kesempatan itu, Arifin juga sempat menyinggung peran Asia Tenggara dalam mewujudkan percepatan transisi energi. Salah satu langkah agresif dilakukan melalui pengembangan inovasi teknologi rendah karbon dan pendanaan yang besar.

"Menurut laporan IRENA, pada 2050 ASEAN membutuhkan pembiayaan sebesar USD29,4 triliun termasuk untuk biaya bahan bakar, operasi, dan pemeliharaan serta skenario biaya pembiayaan dengan 100% energi terbarukan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera mengatakan peran besar kerja sama internasional dalam menyukseskan transisi energi.

Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan Konversi 150 Ribu Motor Listrik di 2024

Upaya itu, kata dia, harus dipercepat sambil memastikan bahwa manfaat tersebar merata di seluruh negara dan komunitas.

"Kerja sama internasional akan memainkan peran penting dalam memastikan bahwa semua negara memiliki kesempatan untuk mempercepat penyebaran teknologi dan mengamankan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mereka. Keanggotaan IRENA menawarkan platform unik untuk mendorong agenda energi global di COP28 dan seterusnya," ujar Francesco. abd

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU