Menteri ESDM Ungkap Kemungkinan Turunnya Harga BBM

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 16 Okt 2022 15:49 WIB

Menteri ESDM Ungkap Kemungkinan Turunnya Harga BBM

i

Menteri ESDM Arifin Tasrif.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara terkait kemungkinan turunnya harga BBM, terutama BBM subsidi Pertalite dan Solar. Menurutnya, harga BBM bisa turun jika harga minyak dunia turun ke US$ 50 hingga US$ 60 per barel.

Kendati demikian, Arifin menyebut pemerintah masih akan memantau fluktuasi harga minyak dunia mengikuti eskalasi perang Rusia dan Ukraina, beserta sanksi perdagangan dari negara maju terhadap Rusia.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Pendaftaran Beli LPG 3 Kg Diperpanjang hingga Mei 2024

"Kita lihat dulu deh, kita belum bisa meramalkan kapan ini. Kalau minyak itu balik ke misalnya ke US$ 50, US$ 60 ya kita pasti akan menyesuaikan," kata Arifin kepadda awak media di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (14/10/2022).

Namun, kondisi saat ini tidak menentu. Harga minyak yang baru saja turun, kemudian naik karena OPEC+ berencana memangkas produksi 2 juta barel per hari (BOPD).

Keputusan tersebut, kata Arifin, membuat harga minyak dunia yang tadinya rendah di level USD 80 per barel melonjak kembali hingga mendekati level USD 100 per barel.

Baca Juga: Berkat Program Biodiesel Pasar Domestik, Negara Hemat Rp 120 Triliun

"Ini kan asumsinya, tapi coba kayak kemarin, baru turun di USD 85 Arab sama OPEC+ pangkas produksi 2 juta barel, minyaknya overshot lagi jadi USD 94 kemudian USD 95, kemarin USD 92 tadi naik lagi USD 94, jadi ini gonjang-ganjing," ujarnya.

Arifin mengatakan, Amerika Serikat (AS) sudah memberikan peringatan kepada OPEC+ dan Saudi Arabia. Namun, OPEC sendiri memiliki 22 negara yang mendukung pemotongan produksi.

Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan Konversi 150 Ribu Motor Listrik di 2024

Dengan demikian, Arifin menilai jika peringatan AS dikabulkan oleh para anggota OPEC+ sehingga tidak terjadi pemangkasan produksi, harga minyak bisa melemah kembali dan membuka peluang penurunan harga BBM di dalam negeri.

"Kalau misalnya imbauan Amerika itu bisa didengar ya kita ada harapan untuk harga minyak lebih turun tapi kalau dia badung ya susah," pungkasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU