Home / Peristiwa : Patonah, Bakul Sayur Simo Kalangan

Merdeka Apane, Semua Barang Naik, Hidup Kita Tambah Susah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 15 Agu 2022 21:03 WIB

Merdeka Apane, Semua Barang Naik, Hidup Kita Tambah Susah

i

Bia, penjual bendera di daerah Simo Pomahan Baru merasakan sepi pembeli selama dirinya berjualan sejak awal bulan Agustus 2022 lalu. SP/Amin

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - 17 Agustus 2022, diperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 Tahun. Tema yang diusung dalam HUT RI ke-77 tahun ini, yakni "Pulih lebih cepat, Bangkit lebih kuat". Menurut Menteri Sekretaris Negara, tema ini diambil dengan harapan agar Indonesia bisa bangkit dan pulih baik secara kesehatan, sosial hingga ekonomi. Untuk itu, tim Surabaya Pagi terdiri dari Ikhlas Amin, Restuti Cahya, Mariana, yang dikoordinir oleh Raditya M. Khadaffi, menurunkan liputan khusus, terkait kemerdekaan secara ekonomi, dengan liputan ke beberapa warga menengah bawah serta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di perkampungan dan Pasar Tradisional. Serta dilengkapi dengan jajak pendapat ke generasi muda. Berikut laporannya.

Kemerdekaan RI di era Covid-19 tahun 2022 ini, dengan sesuai tema HUT RI ke-77, adalah merdeka secara ekonomi. Namun, bagi warga menengah bawah dan pelaku UMKM sendiri, belum sepenuhnya merdeka secara ekonomi.

Baca Juga: SK Kwarda Jatim Terbit, Semangat Baru Bagi Pramuka Jawa Timur

Seperti yang dikatakan Patonah, 64 tahun, warga Simo Kalangan, yang di depan rumahnya berdagang mlijo (berjualan aneka bahan sayuran dan bahan pokok), merasa dirinya dan keluarga masih belum merasakan merdeka sesungguhnya.

"Semua-semua serba naik. Penjualan juga segitu-segitu saja. Ini yang bikin (ekonomi keluarga) tambah seret. Tapi apapun yah tetap harus berjalan," kata Patonah, saat ditemui Surabaya Pagi.

 

Patonah, menyadari, kemerdekaan Indonesia hanya merdeka dari penjajah. Namun kemerdekaan yang dirasakan bersama keluarganya, yang ia rasakan hanyalah bertahan hidup. "Sing penting bisa bertahan hidup, mas. Merdeka apanya, tapi kalau semua barang naik. Kita tambah susah," tambahnya.

Tak hanya Patonah, pedagang mlijo sayuran di dekat Pasar Simo. Hal yang sama dirasakan para pedagang Pasar Keputran Surabaya. Sejak masuknya Covid-19, kondisi pendapatan para pedagang naik turun.

"Halah... piye arepe merdeka. Sing penting bisa gak dijajah ambek londho maneh. Tapi saiki sing njajah awak dewe ambek rego-rego mundak kabeh. Lha kita mau jualan piye. Sepi kabeh," kata Tini, 40 tahun, pedagang Cabe di Pasar Keputran.

Mat Ali selaku pedagang jagung juga menambahkan, bersama beberapa pedagang lain di Pasar Keputran saat ini sepi pengunjung tidak seperti dahulu. Ekonomi pada menurun semua saat ini. "Mungkin orang- orang sekarang jarang belanja atau gimana... Sepi gak kayak dulu. Ekonomi keluarga pun jadi ikut menurun," imbuhnya.

Sementara Dari pantauan di pasar jagir Wonokromo Surabaya pada sore hari pukul 14.40 WIB masih banyak pedagang yang tutup, hanya beberapa saja yang sudah membuka dagangannya. "Iya sore gini sebagian saja yang buka belum semuanya," kata Akhmad.

Suasana yang terlihat di pasar Jagir juga belum ada pengunjung sama sekali, masih pedagang saja yang berada dilokasi. "Sepi pasar jagir sekarang, pembeli menurun, ekonomi juga menurun. Sementara Barang- barang kebutuhan banyak yang naik," tambahnya.

Hal yang Sama juga di alami para pedagang kecil yang berada di pinggiran jalan, dagangan sayur-sayuran yang setiap hari di konsumsi saat ini jarang diminati. Pedagang nampak merenung menunggu dagangannya laku.

"Kayak gini apa merdeka secara ekonomi, seperti yang mas-nya tanyakan. Yo belum sama sekali. Hari gini saja masih sedikit pembeli. Semoga aja nanti ramai pembeli hingga dagangan bisa habis ," ucap siti, pedagag sayuran di pingggiran Jalan Jagir.

Baca Juga: 13 UMKM Ekspor 3.300 Handicraft ke Kanada

 

Penjual Bendera di Surabaya Sepi Pembeli

Yang sama-sama dirasakan para pedagang juga dirasakan pedagang bendera di Jalan Simo Pomahan Baru Surabaya.

Bia, 29 tahun, penjual bendera merah putih mengaku sepi pembeli. Padahal, Bia mengaku telah membuka dagangan bendera sejak akhir Juli 2022 dan operasional mulai pukul 08.00- 20.00 WIB. Bahkan, Surabaya Pagi ikut menyaksikan hampir satu jam duduk bersama, tak banyak pembeli yang datang. Itupun dalam satu jam, hanya satu pembeli.

"Sepi banget. Belum lagi sekarang ada bagi-bagi bendera gratis dari pemerintah. Bagaimana dagangan kita ini. Hari ini cuma dapet Rp 50.000. Kemarin juga dapet 50.000, itupun yang laku bendera besar," keluh Bia kepada wartawan surabayapagi.com.

Bia berkeluh kesah, salah satunya bagi-bagi bendera merah putih juga berdamapk. Dalam 2 minggu, Pemkot Surabaya dan Pemprov Surabaya membagikan ke beberapa warga. "Mungkin karena itu yah. 2 minggu ini jualan sepi. Belum Rabu besok sudah 17 agustus. Otomatis dagangan harus disimpan lagi untuk tahun depan," kata Bia.

Baca Juga: OJK Ajak Perempuan Raih Kesejahteraan Finansial

 

Ajak Promosikan UMKM

Agar ekonomi UMKM bangkit, DPRD Kota Surabaya pun punya kiat dalam hari kemerdekaan ini. Salah satunya ikut menjual produk UMKM. Hal itu diungkapkan Anas Karno, anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya.

"Mencintai itu dengan membeli produk UMKM, jadi tidak hanya mempromosikan," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno di Surabaya, Senin.

Tentunya, lanjut dia, hal itu akan menggerakkan sektor riil ekonomi di tingkat bawah dan selanjutnya akan diikuti oleh sektor ekonomi di tingkat menengah maupun atas.

Menurut Anas, cinta produk UMKM itu juga selaran dengan tema besar HUT ke-77 RI yaitu Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat. Tema ini mengacu pada kondisi pandemi COVID-19, selama kurang lebih 2 tahun terakhir, yang menekan pertumbuhan ekonomi domestik, maupun nasional. 

Anas mengatakan, UMKM terbukti menjadi penopang dan ujung tombak, ekonomi secara makro dan juga terhadap pertumbuhan ekonomi di Surabaya. Untuk itu, kata dia, perhatian akan keberadaan UMKM sangat penting, untuk mendongkrak percepatan pemulihan ekonomi dan bangkit lebih kuat. tim

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU