Merintis Desa Wisata Ngingasrembyong Mojokerto Melalui Budidaya Ikan Air Tawar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 24 Nov 2022 19:54 WIB

Merintis Desa Wisata Ngingasrembyong Mojokerto Melalui Budidaya Ikan Air Tawar

i

Kepala Desa Ngingasrembyong, Kusdianto menunjukkan kolam budaya ikan air tawar memanfaatkan aliran sungai.

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Pemerintah Desa (Pemdes) Ngingasrembyong, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto sukses budidaya ikan air tawar dengan memanfaatkan aliran sungai.

Budidaya ikan air tawar ini nantinya akan dikembangkan Pemdes bersama masyarakat setempat untuk merintis desa wisata melalui sentra perikanan di Desa Ngingasrembyong.

Baca Juga: Tinjau Banjir Kota Mojokerto, Pj Gubernur Jatim Bantu Logistik dan Pompa Air

Ide budaya ikan air tawar tercetus dari Kepala Desa Ngingasrembyong, Kusdianto yang terinspirasi memanfaatkan lahan pertanian TKD (Tanah Kas Desa) yang tidak terpakai untuk kolam ikan.

Apalagi, kondisi geografis Desa Ngingasrembyong yang dikepung sungai yakni Sungai Avour Kotok dan Sungai Avour Balongkrai menyebabkan beberapa lahan pertanian tidak bisa ditanami karena selalu tergenang air selama 20 tahun.

"Lahan itu sudah berpuluh-puluh tahun tidak bisa ditanami petani dan tanah TKD karena selalu tergenang air yang letaknya persis di selatan sungai," ucap Kades Ngingasrembyong, Kusdianto.

Melihat lahan TKD terbengkalai itu, Kusdianto akhirnya bertekad untuk mencoba membudidayakan ikan menggunakan uang pribadi, pada Tahun 2020.

"Saya berpikir kenapa lahan pertanian yang tak bisa ditanami itu tidak dimanfaatkan saja menjadi kolam untuk budidaya ikan air tawar dengan memanfaatkan aliran sungai karena wilayah kita dikelilingi sungai," jelasnya.

Ia pun bertekad untuk mencoba mengembangkan budidaya ikan air tawar tanpa menggunakan anggaran desa.

Bermodal uang pribadi kurang lebih sekitar Rp.9 juta ia membeli bibit ikan mujair di Pare, Kediri, pakan dan perawatan untuk memulai budidaya ikan.

Memang tak mudah bagi dirinya untuk mengembangkan budidaya ikan itu. Beberapa kendala dihadapinya, mulai dari banyak ikan mati akibat portas racun ikan hingga lepas tersapu banjir akibat luapan sungai saat hujan deras.

"Bukannya kita tidak bisa tapi kendala saat itu diracun ikan sama orang tidak bertanggung jawab sehingga banyak yang mati lalu ikan-ikan lepas terkena banjir padahal mendakati masa panen," ungkapnya.

Namun ia tak pantang menyerah terus berupaya mewujudkan mimpinya untuk mengangkat perekonomian masyarakat setempat dengan membangun Desa Ngingasrembyong sebagai desa wisata sentra perikanan.

Budidaya ikan air tawar ini juga turut mendukung program Pemerintah Daerah terkait pemulihan ekonomi dan ketahanan pangan.

Baca Juga: Banjir Rendam Empat Kelurahan, 4503 Warga Kota Mojokerto Terdampak

Selain itu, Pemdes akan memberikan ikan gratis untuk masyarakat yang membutuhkan dalam upaya pencegahan stunting.

"Saya pakai uang pribadi untuk 10.000 bibit ikan mujair karena awal tahap percobaan budidaya ikan air tawar dulu, kalau kita kan tidak mau ambil risiko jadi tidak menggunakan anggaran desa," terangnya.

Usaha kerasnya berbuah manis, budidaya ikan air tawar berhasil hingga beberapa kali panen. Bahkan, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati sempat menilik saat panen ikan raya di Desa Ngingasrembyong, pada Agustus 2022 lalu.

Masyarakat pun turut kebagian berkah mendapat ikan gratis saat panen raya tersebut.

"Saya tidak masalah kalau terkait itu (Modal budidaya ikan) pokoknya warga  senang yang penting bisa mengangkat perekonomian masyarakat dan memajukan desa," ujar Kusdianto.

Masa Pandemi Covid-19, budidaya ikan yang dikelola Bumdes Sarirejo Desa Ngingasrembyong mendapat anggaran DD untuk Ketahanan Pangan 20 persen sekitar Rp.190 juta.

Saat ini ada ada tujuh kolam masing-masing luasnya 10 meter x 40 meter dengan kedalaman 170 meter di tanah TKD seluas 10 hektare. Sedangkan luas lahan pertanian tidak bisa ditanami akibat tergenang air kurang lebih seluas 20 hektare.

Baca Juga: Banjir di Kelurahan Meri Terparah Sejak 5 Tahun Terakhir, Bantuan Mulai Datang, Banjir Mulai Surut

"Kalau saat ini satu jenis ikan yakni ikan Patin masing-masing kolam 6.000 ekor ikan dan kolam lain belum diberi ikan karena habis panen," katanya.

Masih kata Kusdianto, hasil panen budidaya ikan belum maksimal lantaran digunakan untuk biaya operasional. Setidaknya, dalam sehari menghabiskan pakan sekitar 30 kilogram.

"Belum maksimal karena dipakai operasional dan biaya penjaga malam di kolam ikan karena itu kita nanti ajak petani yang punya lahan tergenang air untuk bergabung budidaya ikan," pungkasnya.

Masih kata Kusdianto, rencananya budidaya ikan akan dikembangkan menjadi kolam pancing keluarga untuk merintis desa wisata berbasis sentra perikanan di Ngingasrembyong.

Rencananya pengembangan budidaya ikan air tawar akan membuat kolam pancing, Food Court yang diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.

"Kita masih merintis desa wisata menyiapkan konsep dengan daya tarik memanfaatkan hasil dari budidaya ikan ini ya nantinya akan ada kolam pancing dan lainnya mohon doanya," tandasnya. Dwi

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU