Meski Dipecat, Terawan, Tetap Bangga jadi Anggota IDI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 28 Mar 2022 20:15 WIB

Meski Dipecat, Terawan, Tetap Bangga jadi Anggota IDI

i

Terawan saat mempresentasikan vaksin Nusantara di depan anggota DPR RI beberapa waktu lalu.

Sampai Senin (28/3) Masih Praktik di Rumah Sakit  Dinas Kesehatan Tentara Slamet Riyadi Solo

 

Baca Juga: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Raih 4 Rekor MURI dalam HUT ke-73

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta- Meski dipecat IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Dr. Terawan, tetap hormat pada organisasi dokter Indonesia. Terlebih saat ini Indonesia masih menghadapi pandemi COVID-19. "Kasihan masyarakat dan saudara-saudara sejawat yang di daerah, puskesmas, RS, dll, ikut terganggu," ujar Andi dalam keterangannya, Senin (28/3).

Mantan Tenaga Ahli (TA) Menteri Kesehatan era Terawan Agus Putranto, Andi,  mengatakan bahwa Terawan mengaku tetap merasa bangga pernah menjadi bagian dari IDI dan menganggap rekan-rekannya di organisasi kedokteran itu sebagai saudara kandung. Tak hanya itu, Terawan pun mengaku masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun di IDI.

 

Ajakan Terawan

“Pak Terawan mengimbau, teman-teman sejawat dan yang lain agar bisa menahan diri untuk tidak menimbulkan kekisruhan publik, karena kita masih menghadapi pandemic COVID-19.

Semua dokter itu sesuai sumpah kita, teman sejawat itu seperti saudara kandung, jadi saya menyayangi semua saudara saya di sana (IDI)," kata Andi.

Soal putusan MKEK, Terawan menyerahkan semuanya kepada saudara sejawatnya. 

"Biarkanlah saudara-saudara saya yang memutuskan. Apakah saya masih boleh nginep di rumah atau diusir ke jalan," kata Terawan.

Andi, menambahkan, sampai Senin kemarin (28/3/2022) Terawan masih bekerja seperti biasa, berpraktik menangani pasien di Rumah Sakit  Dinas Kesehatan Tentara (RSDKT)  Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah.

“Sampai hari ini saya masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun di sana (IDI),” kata Terawan, seperti ditirukan Andi, Senin, lewat rilis yang diterima Surabaya Pagi, Senin (28/3/ 2022).

 

DPR-RI Panggil Pengurus IDI

Buntut pemecetan dokter Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Sejumlah kolega, menteri, akademisi dan wakil rakyat terus membela dokter yang dikenal dengan terafi “cuci otak” tersebut.

Akibatnya, IBI akan berurusan dengan beberapa anggota Legeslatif, terutama Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan. Bahkan Anggota Dewan mulai mengusulkan pemanggilan IDI.

Baca Juga: Terkait Penyerangan Fasilitas Kesehatan di Gaza, Ini Sikap PB IDI

Anggota Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning Proletariyati dari Graksi PDI-P mengecam pemecatan permanen Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Ribka menilai, keputusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dalam Muktamar ke-31 IDI di Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat lalu itu sudah bersifat politis. “Itu ngawur dan sudah politis,” kata Ribka saat dihubungi, dilansir dari suara, Senin (28/3/2022).

Menurut Politisi yang aktif mengkertirisi pemerintah ini, Terawan sudah memiliki jasa yang besar terhadap dunia kedokteran Indonesia dan tidak pernah melakukan kesalahan fatal yang merugikan banyak orang.

Pembelaan serupa juga dilakukan oleh Irma Suryani yang juga anggota komisi IX DPR TI. “Saya sudah usulkan agar Komisi IX memanggil IDI untuk dimintai pertanggungjawaban pemecatan tersebut,” kata Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago saat dihubungi, dikutif dari detikNews, Minggu (27/3/2022).

Irma menilai keputusan IDI arogan. Dia menyoroti soal uji kompetensi bagi para dokter muda yang masih relatif sulit saat ini. “NasDem justru melihat IDI selain arogan juga sangat eksklusif dan elitis,” kata dia.

Menurut Irma, Indonesia masih butuh sangat banyak dokter, “tapi coba lihat bagaimana sulitnya dokter-dokter muda yang ingin bekerja akibat sulitnya uji kompetensi. Kalau tidak salah ada 2.500 orang,” bebernya.

Bahkan Irma berpandangan IDI tidak mampu menangani nasib para dokter muda yang sudah ada, dan justru berkeputusan memecat dr Terawan yang sudah senior dan berpengalaman.

“Sudah dokter muda nggak berguna malah mau pecat dokter yang sudah berpengalaman dan mumpuni seperti dr Terawan,” ujarnya.

Baca Juga: Sambut HUT ke-73, IDI Gelar Pengobatan Gratis Ditangani 200 Dokter Spesialis

“Harusnya IDI mampu memperjuangkan hal-hal sepele seperti ini. Jangan dibiarkan dokter-dokter muda yang ingin mengabdi pada negara malah dibiarkan menganggur,” katanya.

 

Tindakan Berlebihan

Hal senada disampaikan, Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Demokrat, Lucy Kurniasari, Lucy menilai pemecatan Terawan merupakan tindakan berlebihan.

“Pemecatan Terawan Agus Putranto oleh IDI tampaknya berlebihan dan tidak proporsional. IDI tak seharusnya memecat Terawan hanya karena dinilai melanggar etik profesi. Terawan seharusnya cukup diberi peringatan dan pembinaan agar dapat memperbaiki kesalahan etik,” kata Lucy.

Dia menambahkan keputusan IDI yang memecat Terawan itu dapat menjadi contoh buruk bagi profesi kedokteran di Tanah Air.

“Para dokter dikhawatirkan akan takut melakukan inovasi di bidang kesehatan yang tidak sesuai dengan pakem yang lazim di dunia kedokteran,” ujarnya.

“Padahal inovasi kerap kali muncul dari temuan di luar pakem yang ditetapkan suatu profesi. Kreativitas dalam memodifikasi metode riset kerap dapat mendorong temuan di luar yang diperkirakan sebelumnya,” lanjutnya. n dk,su, erc, jk

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU