Modal Sisa Uang Saku, Kini Sukses Bisnis Kerajinan Tangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 05 Agu 2021 03:19 WIB

Modal Sisa Uang Saku, Kini Sukses Bisnis Kerajinan Tangan

i

Refy Ristiani saat merangkai kerajinan pesanan konsumen. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com- Tulungagung - Refy Ristiani menggeluti bisnis kerajinan tangan untuk aksesori hingga kado. Bermodal sisa uang saku sekolah, dirinya memulai bisnis buket yang berawal dari coba-coba. Beruntung, dia diwarisi keterampilan layaknya sang ayah sehingga dengan telaten mempelajarinya.

Bahkan untuk menambah wawasan, sering kali dia menonton video tutorial di YouTube. Dengan mengumpulkan uang saku semasa sekolah pada tahun 2017, dirinya membeli gulungan kain pita berwarna-warni untuk dijadikan bros berbentuk bunga. “Saat itu iseng lihat video YouTube, lalu ingin coba membuat bros. Bahkan untuk membeli kain pita pakai sisa uang saku per hari Rp 2-3 ribu,” jelasnya.

Baca Juga: Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Korban Tertimpa Pohon Tumbang

Dia melanjutkan, uang saku per harinya hanya Rp 5 ribu saja. Lalu saat akhir pekan, Refy mengisi waktu luang dengan membuat pita tersebut menjadi aksesori. Semenjak itulah, setelah lulus sekolah, dia memberanikan diri untuk menitipkan hasil kerajinan miliknya ke salon wanita di sekitar rumahnya.

Keuntungan dari bros dikumpulkan untuk membuat ide-ide baru. Kendati dirinya tidak hanya bertopang pada penjualan itu saja, Refy kemudian bekerja di sebuah toko baju. Hasil upah yang didapat kemudian dia coba untuk membuat kerajinan lain, yaitu buket.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Semenjak itulah, Refy harus merogoh kocek sebagai modal buket dengan mengumpulkan perlengkapan pendukung sedikit demi sedikit. Yakni kain spunbond dengan harga Rp 7 ribu, kertas cellophane Rp 50 ribu, tusuk sate untuk menopang snack seharga Rp 12 ribu, styrofoam batang Rp 60 ribu, dan berbagai isian seperti camilan, uang, atau yang lain sesuai selera pembeli. Setelah dibuat, dia potret untuk diunggah ke media sosial sebagai katalog. “Kalau ditotal, modal awal hampir Rp 150 ribu,” sambungnya.

Kendati telah dipromosikan di media sosial seperti Facebook dan Instagram, jumlah pembeli hanya sekitar 1-2 orang. Keuntungan awal yang didapat hanya sebesar Rp 10 ribu saja. “Kemudian saya coba untuk promosi lebih luas lagi. Saya tawarkan ke teman-teman dan kerabat. Sekarang ada yang pesan dari Ponorogo,” ujarnya.

Baca Juga: 3 Pasangan Bukan Suami Istri di Razia Petugas Gabungan

Sementara terkait omzet penjualan, dalam satu bulan bisa mencapai Rp 2,5 juta. Refy dapat menerima keuntungan dari bisnis itu mencapai lebih dari Rp 1 juta. Dengan pedoman melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati. Dengan proses pemasaran melalui media sosial, dia berharap produknya dapat dikenal sampai luar Jawa Timur. Dsy1

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU