Momen Ramadhan dan Lebaran, Bisnis FnB Surabaya Makin Bergairah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 07 Apr 2023 10:29 WIB

Momen Ramadhan dan Lebaran, Bisnis FnB Surabaya Makin Bergairah

i

Foto ilustrasi.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono mengatakan bahwa tren jumlah kafe atau restoran baru di Jawa Timur (Jatim), terutama Surabaya terus berkembang sejak tahun lalu.

Tjahyono mengungkapkan, investasi sektor industri makanan dan minuman (food and beverage/F&B) atau kuliner di Surabaya semakin bergairah dengan mencatatkan pertumbuhan hingga dobel digit.

“Bahkan banyak industri kuliner dari Jakarta yang melakukan ekspansi ke Surabaya karena melihat besarnya potensi pasar di Surabaya,” kata Tjahjono, Kamis (6/4/2023).

Menurutnya, besarnya potensi pasar F&B di Surabaya ini bisa dilihat dari kondisi kinerja omset penjualan kafe/resto yang sudah hampir normal seperti sebelum pandemi.

Berdasarkan perhitungan Apkrindo, lanjut Tjahyono, adanya momen Ramadhan dan Lebaran 2023 ditambah dengan adanya momen libur sekolah setidaknya bisa mencapai 10 hari, maka omzet rata-rata bisnis F&B akan bisa menjadi 90 - 100 persen seperti 2019.

“Tahun lalu, rata-rata omset sudah berhasil mencapai 80 persen, jadi memang omset belum kembali 100 persen. Di Surabaya sendiri tahun lalu pendapatan dari pajak restoran hanya tercapai 68 persen dari target, karena waktu itu banyak resto yang tutup,” ujarnya.

“Kemudian ada momen Ramadhan, di mana banyak kegiatan buka bersama ini semakin mendongkrak omset usaha kuliner yang sudah mencapai 90 persenan,” imbuhnya.

Tjahjono mencontohkan, salah satu usaha kuliner dari Jakarta yang baru ekspansi ke Surabaya yakni Tucano’s, sebuah restoran BBQ & Buffet Brazilian yang menyajikan konsep all you can eat.

“Ini bukti bahwa industri F&B di Surabaya, di Jatim itu cukup bagus sehingga menjadi pilihan investor untuk berinvestasi di sini,” tuturnya.

Ia menilai, optimisme pengusaha F&B di awal tahun ini juga beriringan dengan situasi pandemi Covid-19 yang semakin membaik, dan kebijakan pemerintah yang telah mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

Kondisi tersebut, menurutnya, telah membangkitkan roda perekonomian nasional dan stabilitas ekonomi yang terjaga dengan baik.

“Hal ini cukup mendorong penjualan sektor kuliner, bahkan perhotelan, penerbangan dan sewa otomotif,” ucapnya.

Selain mengoptimalkan momen libur Lebaran, kalangan pengusaha kuliner di Jatim juga menyiapkan strategi bisnis lain yang tidak kalah penting yakni strategi perpajakan.

“Kita harus mengakui, industri F&B memang mengurusi manajemen resto/kafe, dapur dan karyawan, tapi mungkin ada kekurangan soal perpajakan sebab bidang hospitality terdapat 2 hal pajak yakni pajak daerah (pajak resto) yang disetorkan kepada pemda setempat, dan pajak yang disetorkan ke negara (PPh, PPN, dan lain-lain), nah pengusaha F&B perlu mengetahui soal ini,” pungkasnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU