Mulai 1 Juni 2023, Stasiun Blitar Bakal Jadi Stasiun Transit

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 24 Mei 2023 15:49 WIB

Mulai 1 Juni 2023, Stasiun Blitar Bakal Jadi Stasiun Transit

i

Stasiun Kota Blitar. Foto: Pemkot Blitar.

SURABAYAPAGI.COM, Blitar - PT Kereta Api Indonesia (KAI) memutuskan untuk mengaktifkan layanan kereta api komuter dengan Stasiun Blitar, Jawa Timur, sebagai lokasi transit untuk jurusan Malang-Surabaya Kota serta Kertosono-Surabaya Kota sebagai tujuan akhir.

Penambahan relasi itu rencananya diberlakukan dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2023 yang akan diterapkan pada 1 Juni mendatang. Hal itu bertujuan untuk mempersingkat waktu tempuh perjalanan kereta api di wilayah Jatim.

Baca Juga: Kandang Ayam Ludes Terbakar, Rugi Ratusan Juta Rupiah

Rencana perubahan Gapeka itu disampaikan VP Corporate Secretary PT KAI Commuter, Anne Purba saat sosialisasi perubahan grafik perjalanan kereta api 2023 di Stasiun Blitar, Senin (22/5/2023).

Anne Purba mengatakan, adanya perubahan perjalanan kereta api itu biasanya terjadi setiap dua tahun. Perubahan juga bisa sesuai dengan waktu yang telah disetujui oleh PT KAI dan Kementerian Perhubungan. Hal itu salah satunya terjadi di Stasiun Blitar sebagai lokasi transit untuk KA komuter.

“Hal yang menonjol di perubahan Gapeka 2023, Stasiun Blitar seperti stasiun transit. Kalau sebelumnya kereta lokal putar via Malang kemudian ke Kertosono balik ke Surabaya, saat ini ada dua perjalanan baik via Kertosono maupun via Malang,” kata Anne.

Dengan demikian, lanjut Anne, penumpang KA lokal dimungkinkan berpindah kereta api saat di Stasiun Blitar.

Ia mengatakan, kebijakan itu diambil untuk memaksimalkan kapasitas angkut sarana prasarana di Daerah Operasi (Daop) 8. Saat ini tingkat okupasi penumpang kereta api (KA) lokal Blitar-Surabaya naik sampai 200 persen.

Baca Juga: 2 Rumah di Blitar Dibobol Maling saat Ditinggal Mudik, Pelaku Terekam CCTV

"Target kami di KAI komuter, bisa meningkatkan frekuensi perjalanan ataupun kapasitas angkutan di area Jawa Timur. Kami melihat Dhoho (Kereta api Dhoho), rata-rata okupansinya 200 persen. Artinya, lebih dari 200 persen ada kemungkinan demand yang bisa dimunculkan di Dhoho," terangnya.

“Apalagi, saat ini masih ada pembangunan double track, sehingga nanti kami berharap bisa meningkatkan kapasitas angkut dan kapasitas operasional," imbuhnya.

Anne menyampaikan, PT KAI saat ini juga terus melakukan perbaikan fasilitas seperti pembangunan jalur ganda. Dengan itu, diharapkan bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas angkut dan kapasitas operasionalnya.

Dengan perubahan Gapeka tersebut, untuk KA Komuter Dhoho ada 6 kereta yang artinya ada 12 perjalanan pergi dan berangkat, sedangkan yang KA Komuter Penataran ada 4 yang artinya ada 8 kereta api pergi dan berangkat.

Baca Juga: Stasiun Malang Dipadati Pemudik pada Masa Arus Balik

"Soal tarif dan lainnya akan kami informasikan lagi setelah ini. Nanti, secara rutin kami update informasi kepada teman-teman media. Tarif disesuaikan, tapi untuk tarif maksimal masih Rp 30.000, belum ada perubahan," ujarnya.

Pihaknya juga berharap pengembangan terus dilakukan. Selain menambah kapasitas angkut juga konektivitas yang baik sehingga nanti bisa terintegrasi antarproduk.

"Kami dekati dinas perhubungan di daerah ini, bagaimana kami bisa berkolaborasi dengan angkutan yang ada di sini," pungkasnya. blt

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU