"Mundurlah Menkes Budi Gunadi!"

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 12 Agu 2021 21:38 WIB

"Mundurlah Menkes Budi Gunadi!"

i

Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Desakan Wakil Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto

 

Baca Juga: Ditanya Soal Hasil Pilpres, Menkes Ketawain Jokowi

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin, setelah pada bulan Juli disuruh mundur oleh politisi Gerindra Fadli Zoon. Agustus ini giliran didesak Wakil Ketua Umum (Waketum) PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto untuk mundur, karena empat kegagalan saat tangani pandemi covid-19.

Slamet Budiarto meminta Budi Gunadi Sadikin untuk mundur dari jabatannya sebagai Menkes.

Desakan pertama datang dari Fadli Zoon, atas aksi blusukan Presiden Jokowi ke salah satu apotek di Kota Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 23 April 2021 lalu.

Melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon, politisi Partai Gerindra tersebut mengungkapkan adanya blusukan Jokowi tersebut, membuktikan bahwa obat Covid-19 yang dibutuhkan rakyat kosong di pasaran atau di apotek.

"Artinya presiden sendiri telah membuktikan obat antivirus yang dibutuhkan rakyat ternyata tak ada di pasaran atau di apotek," kata Fadli Zon melalui akun Twitter @fadlizon pada Minggu, 25 Juli 2021.

Fadli Zon menyebut, jika kejadian tersebut terjadi di luar negeri, pasti Menteri Kesehatan sudah mundur atau dipecat. "Kalau di negara lain, Menteri Kesehatannya sudah mundur atau dipecat," ujar Fadli Zon.

 

Empat Kegagalan Budi Gunadi

Slamet Budiarto menyebut ada empat kegagalan Budi Gunadi Sadikin ketika menangani pandemi Covid-19.

Pertama, tidak bisa mencapai target herd immunity atau kekebalan komunitas melalui vaksinasi. Target pemerintah, 77 persen dari total 270 juta penduduk di Indonesia sudah divaksinasi Covid-19 dalam setahun.

Sementara itu, hampir tujuh bulan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia terhitung sejak 13 Januari 2021, realisasinya baru menyentuh angka 11,95 persen atau setara 24.888.506 dari target 208.265.720 orang.

Baca Juga: Menkes Tertawa, Jokowi Pilih Ketua Indonesia, Bukan Ketum Golkar

Kegagalan kedua, Budi Gunadi Sadikin tidak bisa menekan laju kematian akibat Covid-19.

Data Kementerian Kesehatan 9 Agustus 2021, 108.571 orang di Indonesia meninggal karena virus SARS-CoV-2 itu. Bertambah 1.475 orang dari data sehari sebelumnya tercatat masih 107.096 kasus kematian Covid-19.

Kegagalan ketiga, Budi tidak mampu menyediakan obat, oksigen, fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia (SDM).

Terakhir, Budi tidak memiliki keahlian dan pemahaman soal kesehatan. Sebab, dia merupakan lulusan Bidang Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan riwayat pekerjaan sebagai profesional korporasi, bukan ahli kesehatan.

 

Jika tak Mundur Berantakan

Pengamat Politik, Hukum dan Keamanan Dewinta Pringgodani sepakat dengan Wakil Ketua Umum (Waketum) PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto yang meminta Budi Gunadi Sadikin untuk mundur dari jabatannya sebagai Menkes.

"Sudah terbukti gagal, Menkes Budi memang selayaknya mundur. Jika tidak, penanganan Covid-19 berantakan," demikian pernyataan Dewinta, dalam keterangannya, Kamis (12/8).

Baca Juga: Prabowo, Cek Istana Presiden di IKN yang Akan Dihuni Jokowi, Juli 2024

 

Menkes Blunder

Rencana Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahwa Indonesia akan memiliki roadmap atau peta jalan hidup bersama Covid-19 merupakan tindakan mengada-ada. "Menkes blunder bikin roadmap hidup berdampingan dengan Covid-19. Sekarang ini bukan waktu yang tepat," katanya

Dewinta menekankan roadmap hidup berdampingan dengan Covid-19 justru akan memperbesar jumlah kematian warga akibat terpapar virus yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok tersebut. "Kalau roadmap diterapkan bisa-bisa angka kematian terus melambung," kata Dewinta.

Dewinta mengingatkan bahwa terkait penanganan Covid-19 Indonesia tidak bisa disamakan dengan dengan Singapura atau negara-negara maju lainnya.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat rasio kematian akibat Covid-19 di Indonesia pada 8 Agustus 2021 lalu mencapai 2,92%, atau sebanyak 107.096 orang. Rasio tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata dunia yang berada di 2,11%.

Satgas Penanganan Covid-19 juga mengungkapkan, meski jumlah kasus Corona terus berkurang, namun angka kematian pasien tetap tinggi. Setiap hari rata-rata ada lebih dari 1.000 pasien yang meninggal dunia. erc/sur/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU