Obat Corona Diincar Mafia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 14 Jun 2020 20:42 WIB

Obat Corona Diincar Mafia

i

Ilustrasi karikatur

 

Politisi Surabaya Minta Awasi Spekulan Obat yang Manfaatkan Temuan Tim Farmasi Unair untuk Ajang Bisnisnya

Baca Juga: Empat Kampus di Surabaya, ikut Bergolak

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya sukses mendapatkan lima kombinasi obat untuk melawan virus Corona penyebab Covid-19. Temuan ini berpotensi menjadi obat bagi pasien yang jumlahnya sudah puluhan ribu di Indonesia. Ratusan ribuan obat tersebut juga sudah diuji kombinasinya dan memiliki keefektifan dalam menghentikan infeksi Covid-19.

Temuan kombinasi obat tersebut diapresiasi dengan baik oleh Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A. Hermas Thony. "Awal kami sudah mendorong kepada pemerintah kota tetapi nampaknya yang menangani lebih lanjut adalah BIN (Badan Intelijen Negara). Saya melihat adalah terlepas siapapun yang mendukung terhadap upaya Unair, ini adalah prestasi luar biasa bagi Unair, sangat membanggakan karena Unair ada di Surabaya bagi kita sebagai Surabaya," ungkapnya kepada Surabaya Pagi, Minggu (14/6/2020).

Menurutnya, Temuan obat ini adalah prestasi ke farmasi Unair yang luar biasa, karena dunia masih menyatakan belum menemukan obatnya yang mampu membunuh virus tersebut.

A.H Thony juga menyadari bahwa temuan Unair akan membawa konsekuensi. Menurutnya ada banyak pihak yang merasa pandemi tidak bisa dikendalikan, maka ada pihak tertentu yang merasa diuntungkan ketika wabah ini berkembang.

"Temuan Unair ini bisa dianggap jadi suatu ancaman terhadap keuntungan yang mereka dapat, sehingga kami minta terhadap pemerintah, kepada siapapun untuk memberikan perlindungan kepada Unair, termasuk kepada pihak yang menemukan itu. Ibu dokter itu (Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Stem Cell Unair, Dr dr Purwati SpPd K-PTI FINASIM,red). Maka harus dijamin keselamatannya oleh negara, oleh pemerintah dan negara. Karena ini tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang ingin obat yang ditemukan tidak bisa dikembangkan," ujarnya.

Politikus Gerindra tersebut juga menyampaikan bila pandemi merupakan persoalan kemanusiaan,  ia berharapan bila temuan Unair ini tidak dijadikan sebagai satu ajang bisnis oleh para spekulan obat, oleh para mafia-mafia obat-obatan.

"Biarkan Unair ini, mengibarkan kontribusi kemanusiaan kepada siapa saja.Bahkan, layak untuk diusulkan mendapatkan Nobel penghargaan dunia, karena temuan Unair membawa misi kemanusiaan yang luar biasa" katanya.

Adanya  kerjasama antara Unair dengan BIN dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) juga direspon oleh Wakil Ketua Dewan tersebut.

"Pandemi Covid - 19 ini tidak hanya sebagai wabah biasa, tetapi ada kepentingan-kepentingan strategis lainnya. Karenanya, (terkait) lembaga yang mau membiayai,  kalau lembaga itu hanya berorientasi bisnis atau berorientasi pemajuan keilmuan, saya rasa tidak akan tertarik karena sangat spekulatif. Tetapi bagi lembaga yang paham, bahwa wabah ini adalah polemik yang bermuatan strategis maka dia akan masuk dan berani mengambil resiko untuk melakukan pembiayaan dan dukungan. Ketika itu adalah BIN dan BNPB yang turun, ini justru menurut saya pas. Karena ada lembaga strategis yang paham, bisa membaca lebih luas tentang makna di balik pandemi Covid dan makna serta resiko-resiko di balik pembuatan vaksin anti Covid," urainya.

 

Banyak Pelanggaran

Terpisah, Akmarawita Kadir, Sekretaris Fraksi Partai Golkar sekaligus Sekretaris Komisi D, DPRD Kota Surabaya menyampaikan bila penanganan Pasca PSBB jilid 3 di Surabaya, saat ini sebaiknya Pemerintah Kota Surabata melalui tim gugus tugasnya harus tetap fokus. Pasalnya masyarakat banyak yang tidak atau lupa mematuhi aturan sosial distancing.

"Merasa sudah tidak ada PSBB lagi, seolah bebas kluar rumah tanpa masker, tanpa jaga jarak. Hal ini yang harus di cegah oleh oleh Tim Gugus tugas Pemkot kota surabaya. Malah justru saat-saat inilah yang harus serius di pantau, harus ada manajer kontrolnya ini dari tim gugus tugas yang di tugaskan di tempat-tempat yang rawan adanya peneluran seperti di mall, warung, pasar, tempat pembagian bansos, dan tempat berkerumun lainnya, agar tidak terjadi sumber penularan dan cluster baru di mana-mana. Aturan harus dipertegas, sanksi harus di tegakkan. Agar kebiasaan baru ini di laksanakan dan dipatuhi oleh seluruh warga di surabaya. Semua lini, semua bidang harus mematuhi protokol kesehatan covid-19," jelasnya saat dihubungi oleh Surabaya Pagi.

Adanya temuan obat kombinasi dari Universitas Airlangga Surabaya, juga turut diapresiasi oleh  politikus Golkar tersebut, dengan harapan mampu mempercepat kesembuhan dari pasien yang terpapar.

Baca Juga: Aksi Ksatria Muda Airlangga, Tandingan UNAIR Memanggil?

"Memang seorang dokter yang merawat pasien itu mempunyai seni dalam pengobatan pasien apapun penyakitnya, seni ini berdasar pada data empiris juga berdasarkan pengalaman. Apalagi terapi obat utama (drug of choise) untuk covid-19 ini belum ditemukan. Dengan adanya kombinasi obat ini bisa mengurangi efek samping obat jika diberikan dalam dosis tunggal" terangnya.

Dr. Akmarawita juga mengungkapkan bila 5 kombinasi obat tersebut merupakan obat yang telah lama dipakai dalam dunia kedokteran sebagai obat antivirus.

"Obat-obat Lapinavir/ritonavir, azithromicyne, doxycycline, claritromycine, hydroxychloroquine sebenarnya adalah obat-obat yang sudah lama di pakai di dunia kedokteran sebagai obat anti virus, antimalaria, anti bakteri. Seorang Dokter bisa memilih kombinasi obat-obat tersebut berdasarkan kasus-kasus di lapangan tentunya, sampai obat definitif dan vaksin ditemukan," ungkapnya.

Terpisah, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Adam Rusydi mengatakan, menyoroti upaya Pemprov Jatim untuk penanggulangan Covid-19 secara preventif maupun pemulihan ekonomi di masa transisi pasca PSBB.

"Semestinya itu sudah menjadi tanggung jawab Pemda dan Pemkot masing-masing ya, tugasnya Pemprov hanya mensupport saja. Contohnya seperti melalui bansos dan bantuan kepada rumah sakit," ujar Adam, Minggu (14/6/2020).

Lebih lanjut, Adam mencontohkan support yang dilakukan Pemprov salah satunya adalah bantuan Jaring Pengaman Sosial untuk warga Jawa Timur terdampak Covid-19 yang domisili asalnya dari luar Jawa Timur. Selain itu bantuan alat kesehatan, APD, dan kebutuhan lainnya juga diberikan untuk rumah sakit di Jawa Timur yang menangani pasien Covid-19.

Saat ditanya mengenai kerjasama antara Unair, BNPB dan BIN yang sedang meneliti obat untuk penanganan pasien Covid-19, Adam menjelaskan apapun dan siapapun yang melakukan jika untuk menanggulangi Covid-19 maka dirinya akan mendukung.

"Kita tahu jika seluruh prosesnya kini harus terpusat. Dan badan yang ditunjuk oleh pemerintah adalah BNPB, jadi wajar jika terlibat. Untuk BIN, mungkin ini adalah langkah jemput bola bagi mereka. Meskipun secara tugas bukan ranah mereka, tapi jika untuk kebaikan bersama kita dukung saja," kata Adam

Baca Juga: Keresahan atas Pelaksanaan Pilpres 2024, Dirasakan juga oleh Puluhan Dosen Unair dan Unesa

 

Koordinasi Belum Solid

Senada,  Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Ida Bagus menegaskan perlu adanya koordinasi lebih solid antara Pemkot/Pemkab dan Pemprov Jatim.

“Tujuannya, agar dapat membentuk sinergi yang baik untuk menanggulangi Covid-19 di Jawa Timur," ujar Ida Bagus.

Dirinya juga mencontohkan saat melakukan kunjungan, masih ada beberapa masyarakat tidak mampu yang tidak mempunyai NIK yang otomatis tidak bisa mendapatkan bansos. Maka dari itu dirinya berkoordinasi dengan Dinsos Jatim untuk melakukan pendataan ulang.

"Saya sudah berkoordinasi dengan Dinsos untuk melakukan pendataan ulang khususnya untuk mereka yang tidak punya NIK. Agar semuanya bisa mendapat bansos," jelasnya.

Saat ditanya mengenai kerjasama antara Unair, BNPB dan BIN yang sedang meneliti obat untuk penanganan pasien Covid-19, Ida Bagus mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh peneliti asal Unair tersebut.

"Semua obat pasti sudah melalui uji klinis. Jika ini sudah diuji dan berhasil, akan jadi sesuatu yang luar biasa," kata Ida Bagus.byt/adt

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU