OJK Klaim Ekonomi Digital RI Berpotensi Capai US$ 330 Miliar di 2030

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 11 Nov 2022 12:16 WIB

OJK Klaim Ekonomi Digital RI Berpotensi Capai US$ 330 Miliar di 2030

i

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam acara 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Kamis (10/11/2022).

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan nilai ekonomi digital Indonesia berpotensi mencapai US$ 330 miliar pada tahun 2030. Hal ini sejalan dengan laju inovasi digital secara cepat pada industri keuangan di Tanah Air.

"Ekonomi digital kita saat ini berada dalam jalur pertumbuhan yang sangat kuat untuk mencapai angka itu," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam acara The 4th Indonesia Fintech Summit 2022 di Jakarta, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga: OJK Terapkan Sistem 'Reward and Punishment', Genjot Net Zero Emission 2060

Guna mencapai potensi tersebut, pemerintah, bank sentral, dan OJK, melakukan kerja sama erat untuk memastikan kebijakan dan layanan regulator kepada perusahaan maupun perusahaan rintisan (startup), sehingga dapat mencapai target.

Mahendra menerangkan laju inovasi digital berjalan dengan cepat, sehingga menuntut regulator mengembangkan pendekatan dengan inovasi yang dinamis.

Baca Juga: Nunggak 2 Angsuran, Mobil Pajero di Kediri Dijabel Kolektor MAF

Maka dari itu, Mahendra menambahkan, hal terbaik yang dapat dilakukan regulator adalah menemukan keseimbangan antara mempromosikan inovasi digital dan mengurangi potensi risiko.

Saat ini, menurut Mahendra, nilai ekonomi digital domestik Indonesia adalah yang tertinggi di ASEAN yakni sebesar  70 miliar dolar AS. Dengan demikian, maka Indonesia bisa menjadi jangkar yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi regional di ASEAN.

Baca Juga: Penyaluran Modal Ventura Tembus Rp 17,39 Triliun

Selain karena ekonomi digital, lanjutnya, ada beberapa faktor lain yang menjadikan Indonesia sebagai sumber kuat pertumbuhan ekonomi ASEAN yakni jumlah penduduk, demografi muda, serta kelompok usia masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah yang potensial masih memiliki banyak ruang tumbuh dan berkembang.

"ASEAN mungkin bisa menjadi satu-satunya kawasan di dunia yang masih bisa menikmati pertumbuhan ekonomi yang sehat pada tahun-tahun mendatang," pungkasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU