Ojok Rumongso Pinter Dewe Rek !

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 06 Sep 2020 22:13 WIB

Ojok Rumongso Pinter Dewe Rek !

i

Paslon Machfud Arifin – Mujiaman Sukirno langsung mengenakan rompi Sawunggaling usai berkas pendaftaran diterima oleh KPU kota Surabaya. Foto: Sp/byta indrawati

 

Pesan Pengamat dan Ahli dari Unair untuk Eri Cahyadi dan Machfud Arifin

Baca Juga: Rahmad Muhajirin Hingga Ahmad Dhani Ramaikan Bursa Pilwali Surabaya 2024

 

 SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pemilihan Wali Kota Surabaya pada 9 Desember mendatang mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pasalnya, hingga hari terakhir pendaftaran paslon di KPU kota Surabaya, Minggu (6/9/2020), dua paslon yang akan bertarung di Pilwali kota Surabaya memiliki kekuatan yang cukup berimbang baik dari segi persiapan, kesiapan partai pendukung hingga logistik untuk bertarung. Sejumlah pengamat di kota Surabaya menilai, paslon Eri Cahyadi – Armudji serta paslon Machfud Arifin – Mujiaman Sukirno, termasuk mempunyai kekuatan besar seperti gajah petarung.

Hal itu diungkapkan pemerhati perkotaan dan ekonomi politik dari Unair, Dr. Tjuk Sukiadi serta pengamat politik asal FISIP Unair, Ali Shahab, yang dihubungi terpisah tim wartawan Surabaya Pagi, Minggu (6/9/2020).

Salah satunya, pemerhati ekonomi dan politik Tjuk Sukiadi menilai, program yang harus dicanangkan kedua paslon baik Eri Cahyadi - Armuji dan Machfud Arifin - Mujiaman Sukirno adalah bagaimana caranya untuk mensejahterahkan masyarakat Surabaya selama masa jabatannya nanti.

"Terus terang, nuwun sewu (permisi) ya ini. menurut pendapat saya belum ada belum ada kepala daerah yang betul-betul meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Kalau nata (menata) kota terus dibuat kagum oke, Kalau membuat makmur? Apakah sudah?" tanya Tjuk Sukiadi kepada Surabaya Pagi, Minggu (6/9/2020).

Untuk itu, Tjuk menegaskan jika keduanya harus memikirkan dengan matang program mana yang belum dikerjakan oleh Wali Kota Risma hingga akhir masa jabatannya. Jangan hanya meneruskan program yang sudah jadi dari sebelumnya, tetapi tidak ada perubahan atau pembenahan.

 

Harus Libatkan Ahlinya

"Mereka harus kerja keras dan merumuskan program mana yang belum dikerjakan. Misalnya penataan lalu lintas biar nggak macet, menambah pembangunan jalan, dan masih banyak lagi. Itu semua nggak mudah," ungkapnya.

Maka dari itu, mantan akademisi Unair ini juga menekankan kepada kedua pihak jika nantinya terpilih, harus mau berkonsultasi dengan ahli di bidang-bidang tertentu untuk membuat Surabaya lebih baik dari sebelumnya.

"Mangkanya konsultasikan ke para ahli. Misal berkaitan dengan ekonomi ya ke ahlinya, menata kota ya ke ahli teknik, sampai melestarikan budaya ya harus ke budayawan. Ojok rumongso pinter dewe (jangan merasa paling pintar), harus mau dengar ahli," jelas Tjuk.

Saat disinggung mengenai bagaimana prediksi jalannya proses Pilwali mendatang, Tjuk dapat memastikan akan berjalan seru. "Bagaimana mesin politik PDIP dengan calon yang diusung seluruh kadernya yang solid menghadapi gabungan koalisi partai yang mengusung MA. Ini pasti akan seru," kata Tjuk.

Dirinya juga membenarkan jika kedua pihak baik Eri-Armuji maupun MA-Mujiaman mempunyai kekuatan yang sama dalam kontestasi politik kali ini.

"Ya benar, jika Gajah melawan Gajah, jangan jadi pelanduk yang mati di tengah-tengah. Kita sebagai rakyat harus bisa melihat dan menguji kualitas mereka sebelum memilih," pungkasnya.

 

Eri Jangan Banyak Bergantung

Terpisah, Ali Sahab menganalisis, secara ketokohan, kedua calon Wali Kota Surabaya baik Eri Cahyadi dan MA, tidak cukup kuat karena bukan tokoh dari parpol. "Eri-Armuji versus MA-Mudjiaman, dari kedua calon secara program belum terlihat jelas dan secara ketokohan tidak cukup kuat. Dan keduanya bukan tokoh parpol untuk L1-nya," ujarnya kepada Surabaya Pagi, Minggu (6/9/2020).

Namun, Ali menjelaskan jika pasangan Eri-Armuji diakuinya bagus dengan program akan meneruskan program Wali Kota Risma, namun dirinya mengungkapkan bahwa Eri bukanlah Risma yang kuat dari segi ketokohannya. Apalagi bila terlalu banyak “menyusui” dari induknya.

Baca Juga: Pleno Rekapitulasi Tingkat Kota di Surabaya Molor

"Kalau untuk program Eri-Armuji yang taglinenya meneruskan program Bu Risma ya tentunya bagus tapi Eri bukan Risma yang ketokohannya sangat kuat. Selama ini Eri masih malu-malu untuk maju. Masih bergantung (pada bu Risma). Sebetulnya selama kepemimpinan Bu Risma masih banyak isu-isu besar yang belum terselesaikan seperti Waduk Sepat, ancaman lingkungan seperti pencemaran air sungai, dan ancaman daerah konservasi mangrove," jelasnya.

 

MA-Eri: 55:45

Di lain sisi, akademisi ilmu politik asal Unair ini juga memuji program membangun dari pinggir yang dicanangkan oleh pasangan MA-Mujiaman, namun masih ada problematika masyarakat Surabaya yang lebih penting daripada itu.

"Program MA-Mujiaman yang membangun dari pinggiran sebetulnya bagus, tapi problem terbesar yang masih diharapkan masyarakat itu masalah penciptaan lapangan kerja baru dan pengentasan kemiskinan," ungkapnya.

Ali juga menambahkan jika dengan waktu yang mepet, kedua paslon hanya mengandalkan keloyalan pemilih partai (party ID).

"Untuk head to head, kalau dilihat party ID MA-Mujiaman : Eri-Armuji bisa dibilang 55:45. Kemampuan mencari parpol pengusung bukti bahwa dia punya modal politik yang kuat," pungkasnya.

 

Simbol Sawunggaling

Sementara itu, sejak Minggu (6/9/2020) pukul 16:00 WIB hingga pukul 18:00 WIB, paslon Machfud Arifin – Mujiaman Sukirno, yang mendaftar paling akhir di KPU kota Surabaya, tuntas menyelesaikan rangkaian proses pendaftaran syarat untuk maju dalam Pilwali kota Surabaya.

Baca Juga: 28 Kecamatan Tuntas, KPU Surabaya Siap Ngebut Setor Data Rekapitulasi ke Provinsi

Setelah proses penyerahan berkas ini, Machfud dan Mujiaman sempat menerima dan memakai rompi Sawunggaling yang biasa dipakai Penari Remo. Ada simbol tertentu dari rompi itu. Dimana, menurut Machfud Arifin, Sawunggaling adalah pahlawan yang jujur, gagah, dan berani.

"Persyaratan telah diterima KPU, tahapan berikutnya akan di verifikasi oleh KPU. Berikutnya kita akan mengikuti tahapan berikutnya dengan melakukan test kesehatan yang dimulai besok (red) sampai dengan tanggal 08 September," kata Ketua Tim Pemenangan Miratul Mukminin alias Gus Amik, kepada awak media termasuk wartawan Surabaya Pagi, Minggu (6/9/2020).

Dirinya juga berharap kepada 8 partai pendukung untuk bekerjasama dan bekerja keras dalam pemenangan Machfud Arifin dan  Mujiaman.

"8 partai pengusung merupakan super tim yang insyaallah kita akan bekerja keras untuk memenangkan pak Machfud dan Mujiaman," ujarnya.

 

Holistik dan Menyeluruh

Sementara itu, Arif Fathoni salah satu tim pengusung dari Partai Golkar mengatakan bahwa program utama Machfud Arifin bersama Mujiaman adalah pembangunan holistik dan menyeluruh. "Pak MA sangat mengharapkan bahwa pembangunan Surabaya ini harus holistik dan menyeluruh. Tidak ada ketimpangan antara pembangunan di pusat kota dengan daerah-daerah pinggiran," katanya.

Mantan wartawan ini juga mengungkapkan bilah hal tersebut merupakan nawaitu dari Machfud Arifin, bagaimana membangun Surabaya. "Maka dari itu beliau memiliki tagline maju  kotane, makmur wargane. Artinya itu harus berjalan dengan seiring, bahwa pelosok Surabaya harus menikmati pembangunan sehingga warganya merasa makmur karena industrialisasi, keindahan, dan lain-lain membuka peluang industri yang itu yang membuat masyarakatnya bisa bahagia karena ada serapan tenaga kerja," pungkasnya.

Sementara itu, hingga pukul 21:00 WIB semalam, hanya dua paslon yang sudah mendaftar di KPU kota Surabaya. Sedangkan, KPU Surabaya, bila tidak ada perubahan, akan mengumumkan penetapan pasangan calon yang akan maju di Pilwali Kota Surabaya 2020 pada 23 September mendatang. adt/byt/cr2/rmc

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU