Omset Pedagang Pelabuhan Tanjung Perak Turun 70 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 23 Mar 2021 15:39 WIB

Omset Pedagang Pelabuhan Tanjung Perak Turun 70 Persen

i

Stan pedagang di ruang tunggu penumpang Pelabuhan Tanjung Perak.SP/SAMMY MANTOLAS

SURABAYAPAGI, Surabaya -  Omset pedagang yang berlokasi di ruang ruang tunggu penumpang kapal, Pelabuhan Tanjung Perak mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Tak tanggung-tanggung, penurunan tersebut hingga menyentuh angka 70 persen. M. Luban, salah satu pedagang yang berjualan sabun, tikar dan peralatan toko lainnya mengaku selama pandemi covid-19 omset per harinya yang biasa Rp 600 ribu kini berkurang menjadi Rp 100 ribu.

Baca Juga: Bersandar di Tanjung Perak Surabaya, Kru Kapal Pesiar MS Genting Dream Mendadak Meninggal Dunia

"Itu pun Rp 100 ribu kita harus ngoyo mas," kata Luban, Selasa (23/03/2021).

Sebagai penjual di pelabuhan Tanjung perak, Luban mendapatkan untung tatkala ada penumpang yang membeli barangnya. "Hari ini malah gak ada kapal yang berangkat, dapat duit dari mana kita," keluhnya.

Dari pantauan Surabaya Pagi di lapangan, kurang lebih ada sekitar 34 toko yang berada di ruang tunggu penumpang. Kesemua toko ini menjual beraneka ragam barang, mulai dari tiket, makanan dan minuman, hingga barang seperti sabun serta tiket.

Kepada Surabaya Pagi, Luban mengaku maraknya pedagang yang menjual beraneka ragam barang dimulai pada tahun 2019 berdasarkan kebijakan Pelindo III. Sebelumnya, para pedagang yang ada hanya menjual satu jenis item sesuai dengan spesialisasi mereka.

"Dulu yang jualan makan ya jual makanan saja, tiket hanya jualan tiket. Yang punya toko seperti saya ya hanya jual barang-barang toko. Tapi sekarang, yang jual makanan juga jual tikar, jual sabun, yang jual tiket juga sama jual sabun, jual tikar bahkan ada yang jual makanan," katanya

"Yang rugi ya kami pedagang toko ini, karena kebijakan itu ladang kami diambil. Jadi seolah ada persaingan yang tidak sehat. Cobalah dikembalikan kebijakannya seperti dulu" tambahnya

Baca Juga: 57 Kontainer Kayu Merbau llegal Diselundupkan dari Papua ke Surabaya

Sementara itu, pedagang makanan seperti Lili juga mengaku ada penurunan. Menurutnya omset yang biasanya bisa mencapai Rp 1 juta per hari kini berkurang hingga Rp 300 ribu. "Kemarin malah hanya Rp 150 saja mas," kata Lili

Pedagang lainnya seperti Nusya juga mengeluhkan hal serupa. Menurutnya di tengah omset yang berkurang, pedagang asongan dengan bebasnya masuk ke pelabuhan Tanjung Perak.

"Di sini kita sewa tempat 20 juta sampai 25 juta tergantung ukuran. Kita sudah bayar sewa, omset berkurang eh malah pedagang asongan masuk kesini. Tambah rugi lagi kita," kata Nusya

Oleh karena Nusya meminta agar pihak Pelindo III memperketat pengawasan terhadap pedagang asongan. Patroli petugas lanjutnya, harus dilakukan rutin sehingga tidak ada pedagang asongan yang bebas berkeliaran di area Pelabuhan.

Baca Juga: KLHK Amankan 57 Kontainer Kayu Merbau llegal Asal Papua di Pelabuhan Tanjung Perak

"Kita pikir positif saja, mungkin petugasnya lengah makanya pedagang asongan bisa masuk, bahkan kalau ada kapal sandar mereka bisa masuk sampai ke dermaga," katanya

Selain penertiban pedagang asongan, ia juga meminta agar pihak Pelindo III mengurangi biaya sewa tempat dan mensubsidi pembayaran listrik.

Sebagai informasi, sebelumnya di tahun 2020, pihak Pelindo III mensubsidi tagihan listrik bagi pedagang hingga 50 persen.

"Tahun ini kita sudah ajukan, hanya sudah 3 bulan belum ada kejelasan. Jadi kami harap segera dikurangi biaya sewa dan biaya listrik seperti tahun 2020 lalu," ucapnya berharap.sem

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU