OPM Resmi Nyatakan Start Perang dengan Indonesia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 01 Apr 2022 16:46 WIB

OPM Resmi Nyatakan Start Perang dengan Indonesia

i

Sebby Sambom

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan mulai akhir Maret 2022  start perang.

“Kami bakar kantor Koramil, sekolah-sekolah, rumah-rumah guru. Mereka sampaikan laporan kami sudah ketahui itu semua proyek-proyek TNI/Polri untuk NKRI harga mati," kata kata juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, di Papua, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga: Kasus COVID-19 Turun Signifikan hingga 34 Persen, Terutama di Papua Barat dan Maluku

"Kami mendukung pernyataan mereka dan kami sampaikan bahwa situasi Papua saat ini krisis kemanusiaan dan ini sedang berjalan. Situasi ini yang kami sesalkan, orang Papua harus bangkit, gubernur, bupati-bupati, semua pegawai, pejabat, rakyat Papua lawan Indonesia," tambah Sebby.

"Kami siap bangkit dan lawan. Tidak ada lagi kompromi, tidak ada sekolah, tidak ada pembangunan. Pembangunan setelah merdeka, kami punya uang," tegasnya.

Pernyataannya ini tak lama ditegaskan setelah tewasnya Toni Tabuni, 24 tahun, anggota TPNPB dari Kodap VIII Intan Jaya.

 

TPNPB-OPM Ngamuk

Saat ini Kombatan kelompok yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengamuk. "Hari ini kami dapat laporan dari Kodap VIII Intan Jaya, Undius Kogoya (Komandan Operasi) melakukan sejumlah pembakaran. Pembakaran itu sebagai balasan atas tewasnya Toni Tabuni," ungkap juru bicara TPNPB, Sebby Sambom.

Akhirnya, Sebby Sambom mengakui bahwa Toni Tabuni yang tewas di tangan aparat TNI-Polri di Nabire adalah anggota TPNPB-OPM. "Toni Tabuni adalah anggota TPNPB dari Kodap VIII Intan Jaya," katanya.

"Kami siap bangkit dan lawan. Tidak ada lagi kompromi, tidak ada sekolah, tidak ada pembangunan. Pembangunan setelah merdeka, kami punya uang," tegasnya.

Sebelum Toni ditembak, seorang prajurit TNI  menjadi korban keganasan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Jalan Trans Elelim, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua, Kamis (31/3/2022). Babinsa Koramil 1702-07/Kurulu Sertu Eka Andrianto Hasugian, gugur ditembak.

Bahkan, KKB juga membunuh istri Sertu Eka, yakni Sri Lestari Indah Putri (33) yang merupakan Bidan Puskesmas Elelim Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Yalimo.

Baca Juga: Pemerkosaan dan Kelaparan Jadi Senjata Perang di Tigray

"Berita duka kembali menyelimuti Kabupaten Yalimo, salah satu Bidan Puskesmas Elelim Dinas Kesehatan Kabupaten Yalimo Alm. Saudari Sri Lestari Indah Putri (33) dan suaminya yang merupakan prajurit TNI Sertu Eka Andrianto Hasugian (28) Babinsa Koramil 1702-07/Kurulu menjadi korban pembunuhan," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan di Jayapura, Kamis (31/3/2022).

Letkol Candra menuturkan, anak balita pasangan Sertu Eka dan Sri Lestari juga menjadi korban keganasan KKB. Jari tangan anak balita tidak berdosa itu, kata dia dipotong oleh KKB.

Menurutnya, jenazah Sertu Eka dan istrinya telah dibawa ke Puskesmas untuk diautopsi. "Demikian pula anak dari almarhum yang masih balita menjadi korban keganasan OTK yaitu jari tangannya dipotong," ucapnya.

Atas peristiwa ini, TNI-Polri melakukan pengejaran. Dan kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Undius Kogoya dan Aibon Kogoya langsung melarikan diri. Mereka kabur usai membakar sekolah dan menganiaya guru di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

"KKB telah membakar gedung sekolah satu atap Hitadipa," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya, Kamis, (31/3).

Berdasarkan keterangan saksi-saksi kata dia, aksi ini dilakukan oleh puluhan orang. Saat ini, para pelaku sudah menginggalkan Distrik Hitadipa.

Baca Juga: Krisis Myanmar Tak Kunjung Usai, PBB Sebut Bisa Mirip Suriah

KKB pimpinan Undius Kogoya dan Aibon Kogoya diketahui membakar Sekolah Satu Atap YPPGI-SMP Negeri 2 Hitadipa dan menganiaya warga sipil di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya. Salah satu yang dianiaya adalah guru.

"(KKB, red) Melakukan aksi anarkis dengan membakar bangunan sekolah satu atap SD-SMP dan menganiaya warga sipil,"tukasnya.

Aksi pembakaran sekolah yang dilakukan kelompok separatis ini diketahui ketika anggota Polri melihat adanya kepulan asap besar dari Distrik Hitadipa, pada Kamis, 30 Maret. Sehingga pengecekan pun dilakukan.

Penyelidikan pun dilakukan. Petugas mendapat informasi dalang di balik pembakaran merupakan KKB. Dari pemeriksaan saksi pun terungkap puluhan anggota kelompok separatis itu membakar sekolah sekitar pukul 16.30 WIT. Bahkan, mereka juga menganiaya dua warga sipil.

"Salah satunya adalah guru di sekolah yang mereka bakar,” kata Kamal. n pu, at

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU