Pandemi, Petani Santri Bisa Hasilkan Pisang Cavendish 5 Ton Perhari

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 15 Agu 2021 21:04 WIB

Pandemi, Petani Santri Bisa Hasilkan Pisang Cavendish 5 Ton Perhari

i

H. Sholahuddin bersama anggota komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur dan Kapolres Tuban AKBP Darman, saat memanen pisang Cavendish di Lamongan, Sabtu (14/8/2021). SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Jihad ekonomi yang dilakukan oleh H. Sholahuddin mulai menui hasil. Meski masih dalam kondisi pandemi covid-19, alumni santri dan sang inisiator penanaman pisang cavendish di wilayah Lamongan dan sekitarnya ini, saat ini sudah bisa memproduksi ribuan kilo pisang dan di sebar ke sejumlah kota di Jawa Timur.

Setidaknya, kurang lebih 4-5 ton per hari pisang cavendish, dengan brand Yasmin, yang dihasilkan oleh Sholahuddin. Pengiriman pisang ini karena disesuaikan dengan kapasitan produksi. Padahal permintaan di pasar lokal Jawa Timuran setiap harinya permintaan mencapai 12-15 ton perhari.

Baca Juga: Songsong Pilbup, PKB Lamongan Segera Membentuk Desk Pilkada

"Saat ini kami baru bisa kirim pisang cavendish ke beberapa pasar tradisional dan pasar modern di lokalan Jawa Timuran, per hari sampai 4-5 ton," kata pria yang juga alumni Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan, saat memanen pisang di kebunnya  bersama Kapolres Tuban AKBP Darman, S.I.K  di Desa Brangsi Kec Laren, Sabtu (14/8/2021).

Disebutkan olehnya, sebenarnya banyak sekali permintaan pisang cavendish ini, mulai dari Semarang, Solo, Yogyakarta dan beberapa kota besar dalam negeri. Namun dirinya bersama mitra petani lainnya masih belum bisa melayani, karena keterbatasan produksi.

Selain permintaan dari beberapa kota besar di dalam negeri kata Sholah, panggilan akrab Sholahuddin, permintaan pisang jenis cavendish ini juga ada dari luar negeri, mulai Malaysia dan Turki. Malaysia misalnya minta dikirim perbulan 1000 ton.

"Memang permintaan pasar pisang cavendish cukup besar baik di dalam negeri maupun luar negeri, namun kami belum bisa penuhi permintaan itu, negara Turki yang permintaanya malah cukup besar sampai 100 ton perbulan," jelasnya.

Untuk memenuhi permintaan meski tidak semaksimal yang diinginkan pasar, pihak nya kini terus mendorong para mitra petani untuk mengembangkan dan menanam pisang cavendish. Saat ini kata Sholah, sudah 192 hektare tanaman pisang yang ia tanam bersama beberapa petani sekitar.

Baca Juga: Horeee.. Siltap Pamong Desa di Lamongan Akhirnya Dicairkan Meski Hanya 1 Bulan

Jumlah tersebut sekitar 53 hektare milik nya dibawah bendera PT Wangsa, selebihnya milik mitra petani yang ada di wilayah Lamongan, dan sebagian di wilayah Tuban. "Karena hasilnya sudah cukup bagus, dan jihad ekonomi yang saya lakukan sudah menui hasil, saya mengajak mitra dan petani untuk terus  menanam pisang cavendish, agar target 1000 hektar tanaman pisang tahun 2023 bisa terealisasi, agar bisa memenuhi permintaan pasar secara maksimal," ungkapnya.

Meski target yang ia canangkan pada tahun 2023, namun dari antusias petani dan mitranya saat ini, perkiraan tahun 2022 hampir sudah memenuhi target 1000 hektar lahan tanaman pisang cavendish. "Semoga tidak sampai tahun 2023 sudah penuhi target tanam 1000 hektar," harapnya.

 

Baca Juga: Gerindra Isyaratkan Usung Kader Sendiri di Pilbup Lamongan

Sementara itu, tananaman pisang cavendish ini dari satu pohon pisang, rata-rata bisa diperoleh buah pisang seberat 25 sampai 30 kilogram per tandannya. Tetapi jika pemupukannya bagus dan perawatannya ekstra terangnya, satu tandannya bisa menghasilkan 40 sampai 50 kilogram. Untuk harganya pun bervariasi, tergantung kriteria, grade dan kualitasnya.

"Kadang ada yang dijual langsung dengan sistem root atau langsung borongan tandan, ada juga yang masuk dalam kemasan box dengan berat bersih 13 kg di tiap boxnya. Harganya pun variatif, tergantung grade dan kualitasnya, ada A, B, dan C," imbuhnya.

Untuk analisa usaha produksi sampai panennya, dalam satu hektare lahan pisang cavendish rata-rata membutuhkan biaya Rp 80 sampai Rp 90 juta. Dengan harga jual buah pisang rata-rata sekitar Rp 100-112 ribu per tandan, dimana satu hektare bisa menghasilkan Rp 250 juta, dengan populasi 2200 batang pohon. jir/cr3/ana

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU