Pandemi, Tetap Kreasikan Tren Fashion Lewat Kaos dan Tote Bag Lukis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 08 Apr 2021 11:32 WIB

Pandemi, Tetap Kreasikan Tren Fashion Lewat Kaos dan Tote Bag Lukis

i

Tika Ratnasari. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Pandemi Covid-19 selama setahun ini berpengaruh besar pada pelaku seni. Bahkan, sebagian dari mereka kehilangan pendapatannya. Namun tidak untuk Tika Ratnasari melalui kreativitasnya ia pun berinovasi mengikuti tren fashion berupa kaus dan tote bag lukis.

Meski pandemi melanda, pesanan kaus dan tote bag lukis karyanya terbilang banyak. Bahkan, pemasaran tak hanya lokal, tapi sudah merambah kota tetangga seperti Malang, Lamongan, dan lainnya. Karena selain mengandalkan media sosial, pemasaran juga mengandalkan pameran.

Baca Juga: Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Korban Tertimpa Pohon Tumbang

Salah satu variasi tote bag lukis. SP/ TLG

Rata-rata peminat kaus dan tote bag lukis berupa sketsa wajah. Namun juga banyak gambar lain. Misalnya pemandangan atau lainnya. Meski demikian, Tika Ratnasari mengaku tak mengalami kendala. Terlebih sudah menekuni seni lukis sejak duduk di bangku SD.

"Tak ada kesulitan sih. Bahkan selain kaus, saya juga biasa lukis di media seperti sepatu, kayu, gerabah, hingga kain kerudung," terang gadis kelahiran Malang ini.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Selain itu, bagi mereka yang ingin tampil beda atau untuk kado dan cenderamata. Produk lukisnya ini punya nilai ekonomis tinggi. Bahkan dinilai lebih eksklusif dan bernilai seni. Tak heran banyak diburu. "Memang lebih eksklusif sih. Karena mereka bisa custom lukisannya," jelasnya.

Pengerjaan kaos dan tote bag lukis ini menurut Tika butuh waktu lima hari. Lama pengerjaan karena dia harus membagi waktu dengan kegiatan lain, seperti pelatihan dan sebagai juri.

"Kebetulan saya bekerja sama dengan dinas perindustrian di Malang untuk membuat pelatihan untuk ibu-ibu ataupun anak muda seputar batik dan lukis," tuturnya.

Baca Juga: 3 Pasangan Bukan Suami Istri di Razia Petugas Gabungan

Tika juga menjelaskan, pelatihan ini untuk memberikan ilmu dan mengasah kemampuan para peserta agar bisa produktif di tengah pandemi ini. Dia memilih batik dan lukis karena lebih mudah pemasarannya dan cepat proses pembuatannya.

"Saya senang kalau diajak kerja sama seperti ini. Karena tujuan saya ingin mengajak mereka yang kehilangan pekerjaan atau belum punya pekerjaan berkarya. Dan karya mereka bisa dijual sehingga membantu perekonomian mereka," pungkasnya. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU