Pasar Turi Baru akan Beroperasi, Tanpa TPS

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 03 Mar 2022 20:06 WIB

Pasar Turi Baru akan Beroperasi, Tanpa TPS

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Sebagai Wartawan yang bertempat tinggal di Surabaya, saya bangga, keberadaan Pasar Turi baru, mulai Jumat (4/3/2022) besok sudah tanpa Tempat Penampungan Sementara (TPS).

Bangga, kawasan kota Surabaya bagian utara ini sudah tidak tampak kumuh dan memacetkan.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat

Mengingat sudah lebih 10 tahun lebih, di dekat stasiun Pasar Turi dan Tugu Pahlawan, bertengger bangunan reot bertembel seng, sesek dan triplek.
Sebagai jurnalis, bangunan TPS yang berada di pinggiran jalan Pasar Turi, mencerminkan sebuah pemandangan tak sedap. Tidak hanya itu, pembiaran bangunan darurat ini mengesankan semua pihak tidak memiliki logika dan akal sehat. Semua pihak itu, ya pedagang yang menempati bedak-bedak reot, ya Pemerintah kota yang menata keindahan dan ketertiban kotanya. Termasuk warga kota yang sering melalui jalan Semarang, Pasar Turi sampai Jalan Pahlawan, insha Allah juga tak bangga, dibawah gedung sembilan lantai Pasar Turi kok bertengger onggokan bangunan reot. Teman saya yang wartawan dari Jakarta menyebut, TPS ini menyesakkan mata.

Saya pernah menemui sejumlah pedagang, apa nikmatnya berjualan di stan-stan pengap dan gelap? Ada yang bilang, pilihannya ini untuk bargaining dengan investor Pasar Turi PT Gala Bumi Perkasa, Henry J Gunawan, yang kini sudah almarhum. Hampir semua pedagang mengumpat habis-habisan kebijakan menempati gedung Pasar Turi yang dibuat Cen Liang, nama Tionghoanya Henry J Gunawan.

Kini investornya meski masih menggunakan badan hukum yang sama, para pengelolanya hampir semua baru.

Dalam beberapa kebijakan yang diumumkan sejak akhir tahun 2021, investor membuat policy yang fleksibel. Sampai pedagang yang menempati TPS dan tanpa surat perjanjian jual beli stan pun, diberi kelonggaran sewa stan di gedung Pasar Turi yang kayak mall, dengan harga murah.
Tawaran semacam ini yang dikalangan orang Tionghoa, dikenal Cing Li.

Prinsip Cing Li yang dibangun oleh pengurus investor baru adalah antara pedagang dan investor tidak boleh saling merugikan."Kita malu dicap investor serakah? Kita kelola Pasar Turi baru dengan aturan yang umum dan masuk akal," kata Kho Wefan, koordinator investor yang menaungi PT Gala Bumi Perkasa.

***

Menggunakan akal sehat, Pasar Turi, meski punya ikon pusat grosir terbesar di Asia Tenggara dari Surabaya, saat ini tidak bisa jamawa, seolah masih pusat grosir tanpa pesaing.
Saat ini di sampingnya, bertengger bangunan pasar grosir PGS, yang di singkat Pusat Grosir Surabaya.

Gedung PGS yang menempati lahan milik PT KAI, sudah kadung mengklaim pusat grosir di Surabaya. Apalagi berdiri saat pembangunan gedung Pasar Turi, kisruh. Praktis, PGS sudah beroperasi hampir seusia konflik antar investor dan pedagang Pasar Turi. Pengelola PGS sama dengan pemilik JMP (Jembatan Merah Plaza). 

Berpikir akal sehat, keberadaan PGS yang dibangun di seberang Pasar Turi, ingin merebut pelanggan pedagang Pasar Turi. Terbukti, ada puluhan pedagang Pasar Turi membeli stan di PGS. seorang pedagang kini bisa memiliki 10 stan di PGS. Omset dagangannya kini mencapai Rp 2 miliar sebulan. Bahkan mereka melayani kastemer luar pulau lewat kargo kapal laut dan paket jasa ekspedisi. Kastemer luar pulau ini langganan lamanya saat ia masih berjualan di Pasar Turi, sebelum kebakaran.

Beberapa pedagang grosir di PGS ini antusias saat mendengar Pasar Turi baru akan dibuka Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, tanggal 22 Maret 2022 mendatang.

Pedagang ini sudah mulai bersiap-siap membuka stannya di Pasar Turi baru, sebab dirinya sejak awal memposisikan diri pedagang yang tidak ikut berseteru dengan almarhum Henry J Gunawan.

"Saya berulang kali, ngapain nggandoli TPS. Lha bangunan TPS ini dibangun dengan APBD kota Surabaya, bukan swadaya pedagang," kata pedagang ini mengingatkan teman-temannya yang masih ngotot bersikukuh di TPS.

Baca Juga: Tingkatkan Kepuasan Masyarakat, Satpas SIM Colombo Gaungkan Pelayanan Prima dan Transparansi

Beda dengan pedagang alat-alat militer di TPS. Ia pasti meninggalkan TPS naik ke gedung Pasar Turi baru. "Saat ini kami sedang ikut pendataan stan. Segera setelah pendataan TPS silakan dibongkar," jelas pria asal Madura.

 

***

Dalam pandangan saya gunakan logika berpikir jernihnya, seorang wali kota Surabaya sekelas Eri Cahyadi (tidak terlibat pusaran sengketa Pasar Turi) pasti berupaya menata sekaligus mempercantik kotanya. Termasuk kawasan Pasar turi.

Apalagi bangunan Pasar Turi dibangun di atas tanah negara yang dikelola Pemerintah kota Surabaya.

Pasar Turi dibangun di areal seluas 4,3 hektare. Lahan 2,7 hektarenya merupakan lahan milik Pemkot Surabaya dan 1,6 hektare merupakan tanah milik PT Kereta Api Indonesia.

Saya optimistis Wali Kota Eri juga mempercantik kawasan Pasar Turi dengan menambah beberapa unsur keindahan. seperti pot bunga an semak semak. Maklum selama ini kawasan ini kumuh, gersang dan sarang kemacetan sepanjang jam kerja. Dan bukan tidak mungkin, Eri menyiapkan pos-pos penjagaan satpol PP di beberapa titik agar orang-orang merasa aman saat melintasi bekas TPS.

Baca Juga: Atasi Banjir dari Saluran Air di Seluruh Kampung

Bisa jadi Eri juga akan melakukan pengembangan infrastruktur agar pusat grosir ini bisa menjadi kawasan pariwisata belanja murah. Termasuk sarana pendukung yang dibutuhkan tengkulak dari luar pulau dan luar kota, termasuk hotel.

Saya percaya walikota seusia Eri, dalam mengembangkan kawasan Jl. Pasar Turi, eks TPS, bisa berpikir secara komprehensif. Mengingat Pasar Turi dekat dengan pelabuhan Tanjung Perak, stasiun Pasar Turi, Kantor Pos Besar dan akses ke jalan tol lewat Jl. Demak.

Bukan tidak mungkin walikota bersama investor baru mengelola penyewaan stan yang dikembalikan menggunakan sistem hak pakai atas tanah yang waktunya hingga 25 tahun. Maka itu kini dilakukan adendum perjanjian. Terutama menata "hilangnya" waktu 10 tahun atas hak pakai, "untuk" sengketa.

Akal sehat saya konsep ini lebih meringankan daripada sistem sewa dengan strata title yang pernah dibuat almarhum Henry J Gunawan. Dengan sistem hak pakai, semua pedagang pemilik stan mempunyai hak kepemilikan atas stan. Berbeda dengan sistem strata title, dimana pedagang harus bayar biaya balik nama dan bayar pajak kurang lebih sebesar Rp 10 juta hingga Rp 20 juta. Aturan yang memberatkan pedagang ini kini diubah melalui adendum perjanjuan.

Saat ini hampir semua pedagang masih menunggu perubahan Adendum dari pemkot, terutama usulan balik nama yg dinilai pedagang kemahalan dan sangat mencekik pedagang. Juga aturan Jual beli stand yang harus seijin investor. Hal ini membinggungkan pedagang. Juga servis charge masih perlu disepakati dipunggut mulai dari kapan saat mulai masuk.stan atau operasional tanggal 22 Maret. Juga aturan uang BPHTB dan strata tittle dkembalikan kontan atau transfer. ini karena saat Henry J Gunawan, masih hidup, sudah mengembalikan sebagian ke pedagang.

Saya berharap 156 pedagang Pasar Turi yang saat ini masih menempati tempat penampungan sementara (TPS) mau direlokasi ke bangunan Pasar Turi Baru tanpa alasan kesiapan. Relokasi ini menurut akal sehat saya dapat menaikan reputasi pedagang. Saya optimistis langkah awal Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopum) Kota Surabaya yang mendata ulang para pedagang, terutama yang masih jualan di TPS, berhasil menciptakan suasana baru bagi semua pedagang Pasar Turi, tanpa terkecuali. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU