Pasien Covid di Jatim Andalkan Herbal, Kunyit dan Brotowali

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 24 Jun 2021 21:57 WIB

Pasien Covid di Jatim Andalkan Herbal, Kunyit dan Brotowali

i

Tanaman herbal masih menjadi favorit warga untuk penunjang kesehatan.

Obat-obatan yang Digunakan RSLI diluar Suportif, Simtomatis, Kamormid dan Antibiotik adalah Berpikir Positif Sembuh

 

Baca Juga: Erick Thohir, Apa Lemah Nasionalismenya, Terus "Belanja" Pemain Naturalisasi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Ramainya obat Ivermectin yang diklaim oleh Menteri BUMN Erick Thohir sebagai obat anti Covid-19 ternyata cukup ramai diperbincangkan. Apalagi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) justru tidak mengijinkan Ivermectin sebagai obat Covid-19 tetapi sebagai obat cacing. Meski begitu, Ivermectin ini sudah disebarkan ke beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat sebagai pencegah obat virus Corona. Hanya saja, di Surabaya dan Jawa Timur, untuk pencegahan Covid-19, masih mengandalkan obat herbal, terurama campuran kunyit dan brotowali. Selain beberapa multivitamin. Juga disertai obat pendukung sesuai penyakit bawaan (komorbid) yang dialami pasien sebelum positif covid-19.

Hal itu diungkapkan Penanggungjawab Farmasi Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya Halim Priyahau Jaya. "Secara umum, obat yang digunakan untuk pasien Covid-19 disini (RSLI, red) selalu sama. Tidak ada perubahan. Baik obat-obatan suportif, simtomatis, kamorbid, hingga antibiotik. Selain obat, yang terpenting yakni mengajak pasien untuk positif sembuh," ujar Halim, kemarin.

Obat suportif yang dimaksud berupa vitamin atau suplemen sebagai penunjang kesehatan.

Sedangkan obat simtomatis yang digunakan untuk meredakan gejala yang diderita pasien Covid-19 adalah obat demam, nyeri, batuk pilek, hingga diare, yang diberikan sesuai gejala yang dialami pasien. Kemudoan untuk obat kamorbid untuk mengobati penyakit bawaan pasien yang digunakan seperti obat hipertensi, jantung, diabetes mellitus, dan asma. "Untuk obat antibiotik diberikan hanya pada pasien dengan kecurigaan infeksi sekunder bakteri," ujarnya.

Halim mengaku tak ada kendala atau kesulitan dalam memperoleh obat-obatan untuk pasien Covid-19. Termasuk untuk pasien Covid-19 varian baru. Menurutnya, hal tersebut telah diantisipasi tim medis dan farmasi sejak awal peningkatan kasus Covid-19 di Kota Pahlawan dan sekitarnya.

"Tim farmasi sudah membuat proyeksi ketika awal ada kenaikan kasus Covid-19 di Surabaya," ujarnya.

Sedangkan, pencegahan Covid-19 di Surabaya juga ada yang menggunakan ramuan buatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Hanya saja, ramuan obat itu hanya digunakan untuk internal fasilitas kesehatan milik TNI AD dan RSUA Surabaya.

Seperti diungkapkan Rektor Unair Prof Mohammad Nasih, ramuan obat Covid-19 yang tidak dijual bebas di pasaran masih cukup efektif untuk para pasien Covid-19. "Obat ini memang tidak diperjualbelikan, penggunaannya terbatas dan dalam otoritas dokter yang menangani. Yang bisa meresepkan adalah dokter yang memiliki kewenangan dan jika ketersediaan ada," kata  Nasih.

Baca Juga: Pegawai BUMN akan Libur 3 Hari Sepekan

Nasih menjelaskan terdapat dua kombinasi obat yang saat ini digunakan. Yakni kombinasi satu yang biasanya untuk yang bergejala ringan dan kombinasi dua yang digunakan untuk gejala ringan menuju sedang.

 

Ramuan Herbal

Sementara, ramuan lainnya untuk pencegahan Covid-19 yakni berupa ramuan herbal. Ramuan herbal diyakini cukup untuk memulihkan pasien Covid-19 tanpa gejala untuk pulih. Ini seperti yang diungkapkan dr. Husnul Muarif, MM, dari RSUD Malang, Selasa kemarin, bahwa ramuan herbal dari campuran kunyit dan brotowali bisa membuat pasien positif Corona sembuh.

“Sudah banyak pasien yang kembali normal (negatif Covid-19). Kampus dan juga para peneliti berusaha keras menemukan ramuan herbal yang pas untuk penyembuhan pasien positif Korona,” ungkap dokter Khusnul

Baca Juga: Siap-siap Sambut Musim Lebaran, BUMN Bakal Gelar Mudik Gratis Lagi

Ramuan berbahan dasar kunyit dan brotowali juga bisa diberikan kepada pasien anak. “Ada anak 4 tahun positif reaktif. Lalu hasilnya menjadi negatif dan sempat meminum herbal tersebut,” jelas dokter Khusnul.

Berbagai khasiat herbal kaya dengan antioksidan. Fungsinya meningkatkan imunitas tubuh seseorang sehingga mampu melawan berbagai virus.

Ramuan herbal mengandung kombinasi herbal dan probiotik. Di antaranya Curcuma Domestica Rhizoma ekstrak atau yang dikenal masyarakat sebagai kunyit sebanyak 5 gram. Serta ekstrak Tinospora Crispa Caulis atau bahan herbal brotowali sebanyak 2,5 gram dan berbagai bahan lainnya.

Sedangkan, Kepala B2P2TOOT Kemenkes,  Akhmad Saikhu, MSc. PH., pernah menjelaskan, beberapa obat herbal justru bisa lebih membantu mencegah virus Corona dan meningkatkan daya tahan tubuh. Diantaranya, mulai tanaman Pegagan, bawang putih, Temulawak, Meniran, Temu Mangga, Kunyit, hingga Jahe dan Brotowali.

"Jadi lebih baik obat-obatan herbal ini lebih baik digunakan untuk mencegah tertular Covid-19, karena tujuan utama agar bisa meningkatkan daya tahan tubuh," ungkap Akhmad Saikhu, dalam webinar Obat Herbal untuk Covid-19 beberapa waktu lalu. sem/lad/ana/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU