Pasien Covid-19 Varian XBB, Seorang Perempuan Surabaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 26 Okt 2022 20:59 WIB

Pasien Covid-19 Varian XBB, Seorang Perempuan Surabaya

Pasien ini Malah Sudah Vaksin Booster. Perempuan Surabaya Ini Bersama Tiga Pasien asal Jakarta Lakukan Isolasi Mandiri

 

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Orang yang sudah di Booster pun tidak berarti aman dari sergapan Covid-19. Ada seorang wanita berusia 29 tahun di Surabaya, terinfeksi virus Covid-19 varian XBB.

"Kini sudah ditemukan empat kasus. Satu di Surabaya dan tiga di DKI," ungkap Juru bicara Kemenkes RI dr. Mohammad Syahril, dalam konferensi pers, Rabu (26/10/2022).

Keempat perempuan ini mengalami gejala Covid-19 varian XBB relatif ringan. Ini merupakan karakteristik subvarian Omicron itu sendiri. "Jadi Covid-19 SARS-CoV-2 memang selalu terjadi mutasi, tapi walaupun penyebarannya lebih cepat, tingkat keparahannya rendah, sehingga orang tidak sampai masuk RS, cukup dengan isolasi mandiri, angka kematian juga tidak tinggi," beber dr.Mohammad Syahril.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyebut satu kasus di DKI merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari Singapura, begitu juga pasien XBB dari Surabaya. Sementara dua kasus lainnya di DKI Jakarta merupakan transmisi lokal.

 

Dari Singapura

"Di DKI Jakarta ini ada tiga, yang dua non PPLN, satu adalah PPLN yang diduga dari Singapura, ternyata yang Surabaya juga dari Singapura, PPLN, dan semua pasiennya isolasi mandiri," lanjut Syahril.

Syahril melanjutkan keempat kasus subvarian Omicron XBB tersebut merupakan perempuan berusia dewasa. Rincian usianya dari termuda yakni 29 tahun, kemudian 32 tahun, 34 tahun, dan tertua 52 tahun.

Terkait status vaksinasi Covid-19 nya, satu pasien baru menerima vaksin lengkap atau dua dosis. Sementara tiga lainnya sudah menerima vaksin booster atau dosis tambahan. Ia menilai, transmisi lokal bisa terjadi karena kemungkinan WNA dari 26 negara yang sudah melaporkan kasus XBB ini pernah melakukan perjalanan ke Indonesia

Jubir Kemenkes menyatakan sejauh ini tidak ada perubahan signifikan dalam gejala yang dikeluhkan pasien COVID-19 Omicron XBB. Justru gejala yang paling banyak ditemukan disebut oleh Syahril meliputi, Batuk, Pilek, Demam, Badan lemah. "Tetapi gejala empat hal ini tidak parah," sebutnya.

 

Semua Sudah Vaksin

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

Syahril menambahkan masuknya Covid-19 varian XBB ini disebut oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin belum bisa dikaitkan dengan kasus harian yang kembali meningkat.

Syahril menjabarkan, keempat pasien Covid-19 subvarian Omicron XBB tersebut sudah menerima vaksin Covid-19. Namun, ada satu pasien yang belum menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster pertama.

"Semuanya sudah dilakukan vaksinasi. Ada yang sudah dua kali (vaksinasi COVID-19), ada yang booster. Yang dua (dosis) itu satu pasien. Yang ketiga pasiennya sudah dilakukan booster," tambah Syahril.

 

Semua Isolasi Mandiri

Hingga kini, para pasien Covid-19 varian XBB ini menjalani isolasi mandiri.  "(Pasien subvarian Omicron XBB di Indonesia) ada 4, 1 di Surabaya dan 3 di DKI. Semuanya melakukan isolasi mandiri dan tidak sampai dirawat di rumah sakit. Artinya, dia ringan," ungkap Syahril.

 

Baca Juga: Dampingi Siswa Inklusi, Guru di Surabaya Diberi Pembekalan

Pantau Lonjakan Covid-19

"Rabu ini tercatat sudah sembuh dan sudah dilakukan penyelidikan surveilans ke kontak-kontak erat pasien tersebut. Sudah dilakukan pemeriksaan testing dan semuanya negatif," imbuh Syahril.

dr Syahril mengungkapkan pihaknya akan terus memantau lonjakan kasus COVID-19 ini. Hal ini untuk benar-benar memastikan apakah lonjakan itu dipicu oleh masuknya subvarian Omicron baru XBB.

Namun, di sisi lain lonjakan kasus ini bisa dipengaruhi oleh faktor lainnya. Misalnya jumlah testing yang mungkin jumlahnya jauh lebih banyak. "Kita akan melihat lonjakannya. Dan kalau tidak ada lonjakan terus dan tidak ada subvarian XBB, memang ini ada kaitannya juga dengan testing yang kita lakukan," jelas dia.

"Karena biasanya semakin banyak testing yang dilakukan, maka akan terjadi juga penemuan kasus," pungkasnya.

Meski begitu, Kemenkes sudah bergerak melakukan whole genome sequencing pada kasus-kasus, terutama di rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah subvarian XBB ini sudah mendominasi di Indonesia. n jk/erc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU