PDPI: Perokok Berisiko Lebih Tinggi Alami Pneumonia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 14 Nov 2022 20:01 WIB

PDPI: Perokok Berisiko Lebih Tinggi Alami Pneumonia

SURABAYAPAGI, Surabaya - Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama, mengungkapkan merokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan suatu peradangan akut parenkim paru yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, jamur dan juga parasit.

"Perokok memiliki risiko 2,17 kali lebih tinggi untuk mengalami pneumonia komunitas dibandingkan populasi tidak merokok," ujar Tjandra.

Baca Juga: Satpol PP Jombang Beri Edukasi Rokok Ilegal ke PKL dan Ojol

"Individu usia ≥ 65 tahun dan perokok pasien memiliki risiko infeksi pneumonia komunitas 64 persen dibandingkan populasi umum. Semua pihak perlu memberi perhatian penting agar pneumonia dapat kita kendalikan dengan lebih baik," sambungnya.

Pada umumnya penyakit ini dibagi menjadi dua kelompok besar, pertama pneumonia komunitas (community-acquired pneumonia/CAP). Kedua, pneumonia didapat di rumah sakit (hospital-acquired pneumonia/HAP).

"Ada juga yang menambahkan kelompok tiga pneumonia terkait ventilator (ventilator-associated pneumonia)," ujarnya .

Pneumonia secara global merupakan penyebab kematian dan kesakitan utama. Selain menyebabkan beban kesehatan yang besar, pneumonia juga menimbulkan beban ekonomi yang signifikan dari biaya rawat inap dan pengobatan yang diperlukan.

Baca Juga: Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal, Pemkab Mojokerto Gelar Dzikir dan Sholawat Bersama Ustadz Maulana

Kejadiannya cenderung lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 55 tahun ke atas. Informasi dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menunjukkan bahwa saat ini juga terjadi perubahan dominansi penyebab pneumonia komunitas.

"Tadinya S pneumoniae (pneumokokus) merupakan penyebab 90-95 persen kasus," ungkapnya.

Angka ini semakin berkurang seiring meningkatnya penggunaan antibiotik dan vaksinasi pneumokokus, hingga menjadi berkisar antara 5-15 persen pada beberapa studi terbaru di Amerika Serikat dan sebesar 20-25 persen dari data studi di benua Eropa. Penyebab terbanyak pneumonia komunitas lainnya adalah Haemophilus influenzae (7 persen), Staphylococcus aureus (4 persen), Klebsiella pneumoniae (6 persen), Bakteri Gram Negatif lain (4 persen), Mycoplasma pneumoniae (8persen), Chlamydophila pneumoniae (7 persen), Legionella spp. (3 persen), dan virus (10 persen).

Baca Juga: Gelar Senam Sehat, Bupati Ikfina Ajak Masyarakat Perangi Rokok Ilegal di Bumi Majapahit

Untuk pneumonia di rumah sakit, pada tahun 2020-2021 berdasarkan data dari 8 Rumah sakit besar di Indonesia, telah terjadi pergeseran pola resistensi kuman yang didapat pada sampel sputum dari bakteri gram positif menjadi bakteri gram negatif seperti pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, dan bakteri enterik gram negatif.

Salah satu aspek penting pencegahan pneumonia adalah dengan vaksinasi, khususnya pada kelompok rentan seperti lansia dan mereka yang dengan komorbid. Terdapat beberapa vaksin untuk mencegah penyakit infeksi saluran pernapasan dan paru diantaranya adalah vaksin influenza, vaksin pneumokokus, dan vaksin Covid-19.hlt/mrk

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU