Pecel Jalan Dhoho Tetap Eksis di Tengah Pandemi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 01 Jun 2021 10:48 WIB

Pecel Jalan Dhoho Tetap Eksis di Tengah Pandemi

i

Penjual pecel Jalan Dhoho Kediri melayani pembeli. SP/ KDR

SURABAYAPAGI.com, Kediri - Nasi pecel di sepanjang Jalan Dhoho selalu padat pengunjung hingga dini hari.  Namun, sejak masa pandemi yang terjadi tahun lalu, penjualan para pedagang pecel sepanjang Jalan Dhoho menurun drastis. Jauh berbeda bila dibandingkan saat sebelum virus korona ini menghantam dunia.

Salah satu pedagang nasi pecel Dhoho, Ani hanya bisa menjual paling banyak 1,5 kilogram saja. Dari berjualan mulai pukul 17.00 hingga tengah malam. “Dulu bisa laku 4 sampai 5 kilogram nasi. Tergantung sampai habis nasinya,” terangnya, Selasa (1/6/2021).

Baca Juga: Mantan Buruh yang Sukses Jadi Peternak Sapi

Hal tersebut lantaran kegiatan masyarakat dibatasi, terutama pada malam hari sejak pukul 20.00. Hal itu membuat masyarakat yang ingin berkuliner malam menjadi takut. “Padahal yang terpenting kami selalu taat protokol kesehatan, memakai masker, dan para pengunjung juga saya imbau tidak berkerumun,” akunya.

Penyebab lainnya adalah aturan pembelajaran daring atau online. Itu membuat mahasiswa rantau banyak yang pulang kampung. Padahal mereka adalah salah satu pelanggan pecel di Jalan Dhoho.

“Jadi kini hanya mengandalkan warga lokal, meskipun ada beberapa pengunjung dari luar kota yang datang,” terangnya.

Baca Juga: Dari Jajanan Ndeso, Kini Rambah Retail Modern dan Ekspor

Penurunan omzet juga diakui oleh Sumiati. Indikasinya adalah pengeluaran yang dilakukan oleh Sumiati. Sebelum korona wanita ini mengeluarkan modal untuk belanja Rp 1 juta ditambah 5 kilogram beras.

“Lauk pauk itu bermacam-macam sate tusukan seperti jerohan sapi dan ayam,” ujarnya.

Sekarang, ketika sedang dilanda darurat bencana nasional Covid-19, belanja lauk- pauk harus dipangkas hingga Rp 500 ribu per hari. Sedangkan beras hanya menyediakan 2 kilogram saja.

Baca Juga: Sukses Produksi Makanan dan Minuman Janggelan

“Awalnya banyak sekali sisa makanan alias tidak laku. Kemudian kami pangkas modal separuhnya, hingga 50 persen. Dan ini juga belum tentu habis semua, karena tidak menentu yang beli,” ujar perempuan yang sudah berjualan nasi pecel selama 11 tahun ini.

Karena itulah Sumiati berharap agar korona segera pergi. Supaya penjualan para pedagang nasi pecel Jalan Dhoho seperti dirinya kembali normal. Dsy3

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU