Pejuang Pendidikan dari Desa ke Kota, Raih Banyak Penghargaan sampai Gelar Magister Pendidikan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 23 Okt 2022 16:12 WIB

Pejuang Pendidikan dari Desa ke Kota, Raih Banyak Penghargaan sampai Gelar Magister Pendidikan

i

Ana Fitriyana S.Pdi, M.Pdi, bersama Suaminya, Edy Zubaidi, S.Pdi, M.Pdi, saat raih gelar pasca sarjana di IAIN Jember. SP/Dok Faisal

SURABAYAPAGI.COM, Sumenep - Ana Fitriyana, kelahiran 27 Januari 1997 di desa Rombiya Barat Ganding Sumenep, berlatar pendidikan di dua pesantren, MI Sumber Mas Rombiya Barat dan MTS, MA di pondok pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura.

Sejak di Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep, Ana memiliki segudang prestasi, salah satunya adalah Juara 1 lomba baca kitab tingkat daerah (2011) Juara Presenter Bhs. Inggris (2011) Juara 2 lomba  Pidato Bahasa Arab Tingkat Provinsi (2013) Juara 1 lomba Debat Bahasa Arab Tingkat Jawa Timur, dan Juara debat Bahasa Arab tingkat Nasional di Jambi ( 2014).

Baca Juga: Pelapor Tanah Kas Desa di Sumenep, Janji Ungkap Kasus Lebih Besar dengan Pelaku Sama

Menempuh pendidikan lanjutan, di Fakultas Tarbiyah S1 PBA IAIN Jember dan aktif di sebuah organisasi kampus Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII) .

Sebagai aktivis ia juga mengikuti ajang perlombaan di berbagai tingkatan kemahasiswaan, Ana menjadi Juara 1 debat Bahasa Indonesia tingkat Perguruan tinggi (2015) Juara 3 debat Bahasa Arab di Universitas Malang (2015) Juara 1 debat Bahasa arab di UINSA Surabaya (2016).

Selain itu juga, Peraih Juara 1 Lomba PORSENI Debat Bahasa Arab (2017), Juara Harapan 1 Lomba debat bahasa Arab Pionir di Aceh (2017) Juara 2 Lomba Pidato Bahasa Arab di  Ma'rod Araby dan Juara 2 Karya tulis Ilmiyah Bahasa Arab Ma'rod Araby IAIN Jember (2017).

Pada tahun 2019 Ana, dinobatkan sebagai wisudawan terbaik di Fakultas IAIN Jember. Peraih banyak penghargaan itu terus meniti karirnya di dunia pendidikan.

Meskipun menikah pada tahun 2022, Ana tetap memilih untuk melanjutkan pendidikan ke pascasarjana pendidikan agama Islam di IAIN Jember.

Diketahui, lelaki yang menikahi Ana Fitriyana adalah Edy Zubaidi yang juga teman kampusnya yang sama-sama berjuang dalam dunia pendidikan. Pasangan suami istri Ana dan Edy meraih prestasi yudisium terbaik pasca sarjana pendidikan Agama Islam tahun 2022  di IAIN Jember.

Untuk diketahui, Ana Fitriyana merupakan anak pertama dari Moh. Raji dan Ibu Ainiyah dari Rombiya Barat Kecamatan Ganding Sumenep, sementara Edy Zubaidi Putra dari Kiai Ach. Fauzan dan Ibu Zubaidiyah (Almh) Nyai Izzah, dari Sera tengah  Kec. Bluto  Kab. Sumenep.

Baca Juga: Pemkab Sumenep Gelar Festival Led Lebaran Hari Ketupat 2024 di Pantai Lombang Sumenep

Saat dijumpai, reporter Surabaya pagi, Ana sapaan akrabnya itu mengatakan, bahwa kesuksesan itu bukan dimiliki oleh orang yang memiliki segalanya, tapi dimiliki oleh orang yang memiliki tekad dan kemauan.

"Kita semua bersama yakin, kesuksesan itu bukan milik mereka yang hanya memiliki segalanya, Namun juga milik mereka yang memiliki semangat, tekad kuat, dan kemauan untuk hebat," katanya.

Menurut Ana, di dalam belajar, satu hal yang tak bisa dilangkahi adalah doa, peran serta dan dukungan orang terdekat, terutama kedua orang tua dan guru Ngaji, tak lupa juga suami.

"Saya sangat berterima kasih kepada K. Nasiruddin (Guru Alif) dan kedua orang tua, dan mertua, suami hebatku, dan para masyayikh, ustadz, ustadzah yang telah membimbing dan memberikan ilmu untuk saya, semoga barokah," tegasnya.

Dikatakan Ana, meski sudah mendapat gelar magister bersama suaminya masih bersepakat untuk meraih gelar Doktor,  sebab kata dia, sebagai amanah pendidikan, bahwa " Belajar terus tak mengenal lelah dan kata putus" 

Baca Juga: Pertengahan Ramadhan, Harga Sembako di Pasar Tradisional Mulai Berangsur Landai

Ana juga mendapat dukungan dari suaminya, Edi Zubaidi untuk terus belajar, hanya saja untuk saat ini ruang geraknya masih dibatasi karena kondisinya sedang hamil.

Kepada reporter Surabaya pagi, Edy mengaku, jika saat ini lebih banyak mengekang istrinya untuk tidak terlalu banyak beraktifitas dulu, sampai nanti lahiran.

"Saya bilang ke Istri, agar memperbanyak istirahat dulu, karena sedang hamil anak pertama, jadi saya batasi aktivitas mengajarnya, kalau perlu meminta untuk cuti dulu menjelang lahiran," ujarnya.

Sementara Ibu Ainiyah, berharap agar anaknya bisa lahiran di Madura, mengingat kondisinya yang hanya hidup berduadi kota Jember. "Saya ingin anak saya lahir disini, biar saya yang merawatnya, kasihan jika lahir di sana karena hanya tinggal berdua dengan suaminya," pungkasnya. AR

Editor : Moch Ilham

Tag :

BERITA TERBARU