Pekerja Migran Indonesia Berdatangan di Asrama Haji Sukolilo

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 05 Mei 2021 15:19 WIB

Pekerja Migran Indonesia Berdatangan di Asrama Haji Sukolilo

i

Ratusan Pekerja Migran Indonesia terlihat tiba di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya, Rabu (5/5/2021). SP/ARLANA

SURABAYAPAGI Surabaya - Arus kedatangan 14 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari berbagai negara mulai memenuhi Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Rabu (5/5/2021).

Para pekerja tersebut tiba di Asrama Haji dengan jumlah yang cukup signifikan, para imigran juga diwajibkan menjalani karantina hingga hasil pemeriksaan tes dinyatakan negatif. 

Baca Juga: Imigrasi Surabaya: 3.245 TKI Mudik Lebaran ke Indonesia Lewat Bandara Juanda

Jika hasil tes menunjukan hasil positif, maka para imigran akan dikirim menuju rumah sakit rujukan Covid-19 untuk menjalani karantina.   

Petugas verifikasi penjemputan juga terlihat mulai kewalahan mengatasi antrian. Beberapa dari PMI menunggu kepastian hasil tes agar bisa segera melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman. 

Nanang (22) yang merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia asal Kabupaten Trenggalek. 

Pagi ini, Rabu (5/5/2021) ia tengah menunggu hasil Swab PCR di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya. Sudah dua hari ia berada di Asrama Haji menjalani masa karantina sembari menunggu hasil tes tersebut. 

Apabila hasilnya negatif, Nanang boleh pulang dan kembali menjalani masa karantina tiga hari di kota asalnya.

Menurut Nanang, upaya seperti ini memang sedikit merepotkan. Namun demi keselamatan bersama saat pandemi Covid-19 ini, ia kooperatif menjalankan semua prosedur kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

"Pemerintah ngomong gini, ya kita harus ikut aja lah," kata Nanang. 

a4d7ae14c7e7aa4048c752b8e778a855a4d7ae14c7e7aa4048c752b8e778a855

Ia berharap keadaan bisa segera kembali normal. Menikmati lebaran bersama keluarga. "Semoga pandemi cepat habis, kerja bisa normal, nggak dipersulit lagi. Khan kita di perjalanan pun dipersulit," ucap Nanang. 

Kesulitan itu ia rasakan betul ketika menjalani rangkaian proses tes kesehatan. Saat berada di Malaysia ia harus mengikuti tes PCR dengan biaya yang cukup mahal. Jika dirupiahkan sekitar Rp 1,2 juta. 

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

"Harus nunggu, biasanya dari tempat kita tinggal itu jauh. Harus naik grab, belum ongkos lagi. Banyak lah, sekali jalan kira-kira itu habis Rp 5 jutaan," kata Nanang yang mengaku bekerja di restoran tersebut. 

Belum lagi, lanjut Nanang, tiket pesawat kerap kali cancel mendadak. Maka, saat hasil tes dinyatakan negatif, Nanang langsung lega. Ia kembali memupuk asa untuk pulang ke kampung halaman. 

Penerbangan transit di Singapura. Tak ada pemeriksaan, hanya ada tes point dan cukup menunjukkan aplikasi eHAC.  Setelah tiba di Surabaya, ia bersama pekerja migran Indonesia lainnya kembali menjalani tes swab. Saat ini ia tengah menunggu di Asrama Haji Sukolilo. By

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU