Pelabuhan Sepi, Pendapatan Porter Pelabuhan Ikutan Surut

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 23 Feb 2021 16:09 WIB

Pelabuhan Sepi, Pendapatan Porter Pelabuhan Ikutan Surut

i

Porter pelabuhan Tanjung Perak yang duduk menanti penumpang. SP/SAMMY MANTOLAS

SURABAYAPAGI, Surabaya - Menurunnya penumpang kapal di pelabuhan Tanjung Perak sejak pandemi covid-19 menginvasi Indonesia pada akhir Februari 2020 lalu berdampak pada pendapatan porter atau buruh angkut barang di Pelabuhan Tanjung Perak.

Abdul Mukit salah satu porter mengaku penurunan pendapatan terparah pasca hari raya idul fitri dan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

Baca Juga: KLHK Amankan 57 Kontainer Kayu Merbau llegal Asal Papua di Pelabuhan Tanjung Perak

"Hari raya itu kapal gak ada yang berangkat, kita ya terpaksa gak ada penghasilan," kata Abdul Mukit, Selasa (23/02/2021). 

Seorang porter mendapatkan bayaran tatkala ia mengangkut barang dari penumpang. Untuk nominal uang pun tergantung dari negosiasi harga dengan penumpang. 

"Kalau koper biasanya kita kasih kalau gak 25 ribu ya 30 ribu, pokoknya tergantung nego dengan penumpang," katanya 

Memasuki bulan Februari aktivitas penumpang di pelabuhan cenderung sepi. Laporan Surabaya Pagi pada 15 Februari lalu, jumlah penumpang yang diangkut kapal Pelni sebanyak 150 hingga 300 penumpang. Bila dalam kondisi normal, satu kapal Pelni dapat mengangkut 2.000 hingga 3.500 penumpang. 

Baca Juga: Penumpang Kapal Laut Naik 102 Persen Jelang Lebaran 2022

"Kalau sepi begini ya terpaksa rokok kita join sama kawan yang lain," ucapnya terbahak

"Gak takut corona pak," balas saya disambutnya "Yang penting bisa bertahan hidup mas," 

Sementara itu, porter lain seperti Misnari juga mengaku hal yang serupa. Sudah hampir  dua minggu, pria asal Sumenep Madura ini hanya duduk santai di pelabuhan menunggu penumpang yang menawarkan jasanya.

Baca Juga: Pemudik Via Kapal Laut Diprediksi Capai 1,4 Juta, Pelindo Regional 3 Siapkan 20 Terminal

"Saya sekarang pasrah aja mas," katanya.

Misnari mengaku telah memiliki dua orang anak. Hasil angkut barang disimpannya kemudian dikirim ke kampung untuk keperluan sehari-hari keluarga. 

"Orang rumah telepon, yah ada rejeki. Saya bilang pinjam dulu ke tetangga kalau sudah ada uang ayah ganti," akunya. sem

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU