SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Bila melihat pergerakan para pelajar kemarin dalam aksi tolak RUU Cipta Kerja. Sudah sejak jaman kemerdekaan gerakan pelajar sudah terbentuk.
Bahkan, gerakannya sudah masif yang terkait dengan mengkritisi pemerintah yang di lakukan pelajar sudah banyak. Sebagai gerakan pelajar masyarakat tidak perlu kaget, sebab sudah lama dan sudah menjadi gerakan.
Baca Juga: APMP Jatim Gelar Aksi di Kantor KPU Bangkalan
Pada sejarah Indonesia sendiri, banyak mencatat gerakan pelajar yang berkonsentrasi untuk gerakan pendidikan.
Namun, terlepas gerakan pelajar berafiliasi dengan kelompok tertentu, ada juga pelajar sudah berideologi. Bahkan ada juga yang terlibat gerakan atau komunitas ideologi sampai kelompok Anarko.
Baca Juga: Demo Tuntut KPK Putuskan Status Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor
Seringkali kita menyudutkan bahwa pelajar tidak tau-tau. Padahal kelompok Anarko sudah mengenal kasus Marsinah. Marsinah itu siapa dan harus di bela. Artinya para pelajar Indonesia tidak lugu sama sekali.
Jadi, saya melihat hal ini, wajar karena mengenal keresahan, wacana politik dan keresahan di luapkan karena momentum juga ada. Bahkan mereka bisa di organisir oleh kelompok masyarakat sipil, ideologi tertentu, hingga partai politik.
Baca Juga: Massa Partai Buruh Geruduk Bawaslu dan Kejati Jatim, Tuntut atas Dugaan Kecurangan Pemilu
Kalau terlibat kericuhan, saya kurang tau. Mungkin itu bentuk pembuktian untuk terstruktur sistematis dan masif atau ekspresi crowd aja, karena pembuktian ada di polisi dan silahkan dikembangkan.
Perlu di antisipasi adalah memang adakah proses dialog di tingkat pelajar, bukan aturan dan ancaman atau aturan dan sanksi. Ada tidak pendidikan seksual atau politik, atau hal-hal logis yang bisa diterima para pelajar. byt
Editor : Moch Ilham