Pelaku Aniaya Korban, Karena Kurang Hormat pada Senior

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 10 Feb 2023 19:51 WIB

Pelaku Aniaya Korban, Karena Kurang Hormat pada Senior

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Polisi menyebut motif dalam aksi penganiayaan mahasiswa Poltekpel Surabaya yang mengakibatkan M Rio meninggal dunia karena korban dianggap kurang hormat kepada senior.

Hal tersebut disampaikan oleh Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Zainul Abidin, Jumat (10/2/2023).

Baca Juga: Kru Bus Adu Jotos dengan Pengemudi Avanza di Bojonegoro

Abidin menjelaskan jika motif tersangka memukul perut korban sebanyak dua kali lantaran korban sering ramai sendiri saat makan. Hal itu dianggap sebagai bentuk tidak hormat kepada senior-senior yang juga ikut makan di tempat yang sama. “Pengakuan tersangka, korban tidak tertib karena ramai sendiri saat makan,” ujar Abidin di hadapan wartawan termasuk wartawan Surabaya Pagi, Jumat (10/2/2023) kemarin.

Karena dianggap tidak tertib, usai dari ruang makan, korban dikawal 3 seniornya dari ruang makan untuk berangkat ke kamar mandi Politeknik Perkapalan (Poltekpel) Surabaya.

Tanpa diketahui korban, ternyata tersangka AJ sudah ada di dalam lalu menghajar korban dengan melakukan dua kali pukulan tepat di perut hingga korban tersungkur.

Pukulan tersebut, kata Abidin, membuat makanan kembali naik ke atas dan membuat korban sesak nafas dan tidak sadarkan diri. “Ada tiga senior korban yang mengantar, lalu tersangka AJ, ada teman satu leting juga. Dari keterangan saksi, ketiga senior bertugas menjaga di depan,” imbuh Abidin.

Abidin mengatakan masih mendalami kasus ini dan tidak menutup kemungkinan jika akan ada penambahan tersangka.

“Ya potensi penambahan tersangka ada. Walaupun 3 senior yang mengantarkan tidak mengetahui secara langsung penganiayaan tersebut,” pungkas Abidin.

 

Periksa Dokter Klinik Poltekpel

Abidin menambahkan pihaknya juga melakukan pemanggilan terhadap dokter di klinik Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya. Diketahui korban sempat dirawat di klinik selama 1 jam sebelum dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Asrama Haji Sukolilo.

Pemanggilan dokter Politeknik Perkapalan Surabaya tersebut diambil untuk mendalami peran senior lainnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara saat kejadian para senior membawa korban ke klinik. Mereka membuat alasan jika korban terpeleset di kamar mandi dan menghubungi dokter di klinik Politeknik Pelayaran Surabaya.

Baca Juga: Kapolrestabes Ajak Ratusan Tukang Becak Buka Bersama di Mapolrestabes Surabaya

Di klinik tersebut, korban sempat dirawat selama satu jam. Karena kesadarannya terus menurun, dokter klinik lantas merujuk korban ke RS Asrama Haji. Pada pukul 21.10 WIB korban dinyatakan meninggal dunia dengan darah yang terus keluar dari mulutnya.

 

Poltekpel Diminta Tanggungjawab

Kasus meninggalnya mahasiswa Politeknik Pelayaran Surabaya usai dianiaya senior mendapat perhatian dari Dindik Jatim dan Komnas Pendidikan Provinsi Jatim.

Ketua Komnas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Kunjung Wahyudi menegaskan pengelola Politeknik Pelayaran Surabaya wajib bertanggung jawab atas meninggalnya korban.

"Kalau kejadian tersebut terjadi di kampus maka menjadi tanggung jawab pengelola kampus. Namun terkait pasal saya kurang paham tetapi kemungkinan tentang kelalaian kampus mengakibatkan meninggalnya mahasiswa," tegas Kunjung Wahyudi

 

Baca Juga: Polrestabes Surabaya Siapkan 155.165 Personel

Evaluasi Menyeluruh

Sementara Kepala DInas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi meminta Poltekpel Surabaya berbenah diri dan mengevaluasi soal senioritas di kampus.

"Direktur Poltekpel (Politeknik Pelayaran) Surabaya harus melakukan evaluasi menyeluruh, karena ini kejadian kematian taruna yang berulang. Dulu juga ada taruna yang meninggal di kolam renang," kata Wahid.

Wahid menjelaskan kejadian kekerasan yang terjadi di Politeknik Pelayaran Surabaya seringkali terjadi. Hal ini harus menjadi perhatian khusus dari lembaga bersangkutan.

Pria yang pernah menjabat Pj Sekdaprov Jatim ini mengimbau para taruna baik senior atau yunior bisa membangun kebersamaan yang baik dan mendidik satu sama lain dengan cara baik.

"Bangun kebersamaan senior-yunior. Tugas yang diberikan kepada senior untuk membina yunior harus selalu dalam pengawasan pengasuh. Utamakan saling respek," tandasnya. ari/ham/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU