Pelatih Arema FC, Anggap Insiden Kanjuruhan, Bak Longsoran Salju

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 03 Okt 2022 21:30 WIB

Pelatih Arema FC, Anggap Insiden Kanjuruhan, Bak Longsoran Salju

i

Para pemain Arema berdoa dan tabur bunga untuk korban tragedi Kanjuruhan di depan monumen Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin (3/10/2022).

SURABAYAPAGI.COM, Malang - Pelatih Pelatih Arema FC Javier Roca, mengibaratkan insiden Tragedi Kanjuruhan seperti longsoran salju. Tidak pernah hal seperti ini terjadi di stadion sebelumnya. Ini adalah stadion yang terpencil. Ia menilai stadiun berada di kota yang relatif kecil, tidak ada kapasitas yang cukup.

Pelatih tim Singo Edan Javier Roca pun mengaku mentalnya telah hancur lantaran kerusuhan suporter Arema di Kanjuruhan telah menewaskan 125 orang.

Baca Juga: Stasiun Malang Dipadati Pemudik pada Masa Arus Balik

"Saya secara mental hancur, saya merasakan beban yang sangat berat, bahkan merasa bertanggung jawab. Hasil pertandingan menentukan apa yang terjadi usai pertandingan. Andai kami imbang, tragedi ini mungkin tidak akan terjadi," kata Roca dikutip dari Media Spanyol, Cadena Ser.

 

Stadion Terpencil

"Penyebab tragedi itu bukan karena satu hal. Menunjukkan stadion juga tidak siap, mereka tidak mengharapkan kekacauan sebesar itu. Tidak pernah hal seperti ini terjadi di stadion sebelumnya. Ini adalah stadion yang terpencil, dan kami berada di kota yang relatif kecil, tidak ada kapasitas yang cukup," kata Roca menambahkan.

 

Adilson Menangis

Senin (3/10/2022), para pemain haru biru saat mendoakan korban tragedi Kanjuruhan di dalam lapangan dan di depan monumen Singa di Stadion Kanjuruhan Malang. Termasuk kiper Arema asal Brasil, Adilson Maringa.

Kiper Arema itu merasa terpukul dan syok melihat banyaknya korban meninggal dunia. “Ya ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya. Kami masih merasakan panik saat ini. Saya bahkan tidak tahu harus mengatakan apa. Saya syok,” kata kiper asal Brasil ini.

Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Himbau Warga tak Stok Bahan Pangan Berlebih

“Saya harap saya bisa melakukan sesuatu, begitu pula FIFA yang mengurus sepak bola. Tapi saya rasa, ini seperti bukan sepak bola,” kata Adilson Maringa.

Dalam sejumlah video amatir yang beredar, Adilson Maringa tampak diserbu para penton yang turun dari tribun. Kiper berusia 30 tahun itu mendapat pelukan hangat dari sejumlah penonton.

“Sepak bola itu adalah ketika kami bermain di lapangan dan suporter memberikan dukungannya. Mereka bisa menikmati setiap kemenangan dan tentu saja mereka bisa protes kalau kalah. Tapi yang terjadi seperti bukan sepak bola,” ucapnya.

Selepas dikerubungi suporter, Adilson Maringa melenggang masuk ke dalam ruang ganti. Sama seperti anggota tim lainnya, ia tidak tahu persis apa yang terjadi terjadi di dalam lapangan begitu ofisial kedua tim telah masuk ke dalam ruangan.

Ia menjelaskan ketika berada di ruang ganti, ada sejumlah penonton yang masuk ke ruang yang harusnya dikhususkan kepada tim Arema FC. Kondisi para penonton itu tidak baik. Hal yang semakin membuat Adilson Maringa panik adalah beberapa dari mereka kehilangan nyawa di hadapannya. “Ada yang bilang kalau ada tujuh atau delapan yang meninggal, tetapi saya hanya melihat tiga orang. Itu yang membuat saya panik,” kata kiper berusia 32 tahun itu.

Baca Juga: 16 Titik di Kota Malang Terendam Banjir

 

Dunia Sudah Gila

Sementara itu Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengomentari Tragedi Kanjuruhan di Indonesia yang menewaskan 125 orang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10).

Guardiola ditanya mengenai Tragedi Kanjuruhan usai Man City mengalahkan Manchester United 6-3 pada lanjutan Liga Inggris di Stadion Etihad, Minggu (2/10/2022).

"Sangat menyedihkan, sungguh menyedihkan. Dunia sudah gila. Apa yang terjadi di sini, dekat, dalam dua-tiga jam. Sepertinya Ukraina sudah tidak ada lagi, Rusia sudah tidak ada," ujar Guardiola dikutip dari Reuters. mal/sky/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU