Peluang Usaha Pandemi, Surip Untung Besar Budidaya Ikan Guppy

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 25 Apr 2021 11:47 WIB

Peluang Usaha Pandemi, Surip Untung Besar Budidaya Ikan Guppy

i

Surip bersama ikan Guppy budidayanya. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Budidaya ikan Guppy atau ikan hias jadi salah satu peluang usaha yang bisa dipertimbangkan saat pandemi Covid-19 ini. Salah satunya adalah Suranto Surip yang mengungkapkan sejak pandemi menerpa, pendapatannya dari budidaya ikan Guppy justru melonjak drastis. Omzetnya meningkat sampai 300 persen dari biasanya, terutama datang dari penjualan secara online.

Surip mengatakan proses budidaya dipelajarinya secara otodidak. Ia belajar dari temannya yang kebetulan lulusan dari Politeknik Perikanan. Selebihnya, belajar lewat tutorial dari internet. Berbekal pelatihan dari Disperindag Gunungkidul, Surip dan teman-temannya memberanikan diri melakukan pemasaran di dalam hingga luar negeri. Pemasaran dilakukan secara online, namun juga secara offline.

Baca Juga: Pemuda Tanggulrejo Diajak Budidaya Bandeng Sistem Kolam Terpal

Kecintaannya terhadap ikan hias sejak tahun 2014 lalu membuatnya ingin melakukan budidaya dan membuka usaha dari situ. Setahun berikutnya, ia mendirikan Kelompok Pembudidaya Ikan Hias "Rezeki Langit", Surip bersama 11 pemuda pun mulai mengembangkan usaha Ikan Guppy. Mulai dari menyediakan fasilitas akuarium hingga kolam budidaya.

Saat ini, pemasaran ikan hias kelompok ini menembus Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Tiongkok, hingga Amerika Serikat. Harga online dipatok mulai dari Rp50 ribu hingga Rp1 juta untuk sepasang ikan, bergantung pada jenis dan variasi warna.

"Pendapatan per bulan sekitar Rp15 juta - Rp20 juta. Saat pandemi ini permintaannya lebih besar lagi, belum sampai seminggu stok yang disiapkan sudah habis," ungkap Surip, Minggu (25/4/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Anak Muda Sekarang Tidak Suka Bekerja di Kantor

Meski tergolong sukses, usaha Rezeki Langit bukan tanpa kendala. Lokasi yang berada di perbukitan terjal dan infrastruktur buruk membuat transportasi sulit. Begitu pula air sulit didapat, terutama saat musim kemarau ini.

Namun mereka tak habis akal. Memanfaatkan botol air mineral bekas, dibuatlah sistem filter air yang bisa bertahan selama 2 minggu, sehingga kendala air bisa teratasi. "Pakan juga bisa dibuat dari magot (larva) yang ada di pepaya. Dikeringkan bisa jadi pelet, jadi hemat biaya produksi," jelas Surip yang juga beternak kambing dan burung hias Lovebird ini.

Baca Juga: Ada Kemungkinan Akhir 2022, PPKM Berhenti

Usaha yang dirintis Surip tak hanya jadi pemberdayaan bagi anak muda di dusun tersebut, tapi juga menjadi peluang usaha dan kerja bagi warga lain di sana. Bahkan hasil dari usaha ikan Guppy ini mampu membiayai infrastruktur Pedukuhan Ngipik secara swadaya.

Mulai dari pembuatan jalan, pembuatan sumur bor, hingga pemasangan pipa jalur air. "Warga di sini kan sebagian besar buruh lepas dan petani, kami ingin ada peluang kerja lain buat mereka," tutur Surip. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU