Pembeli Baju Bekas Impor di Gembong Mulai Ramai Lagi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 14 Mar 2021 18:46 WIB

Pembeli Baju Bekas Impor di Gembong Mulai Ramai Lagi

i

Kondisi lapak baju bekas di Pasar Gembong, Surabaya .SP/AHMAD REZA

SURABAYA PAGI, Surabaya - Munculnya Covid-19 membuat beberapa tempat-tempat di Surabaya menjadi sepi. Tak terkecuali di tempat yang biasanya menjadi tempat kerumunan warga, seperti pasar dan lainnya.

Pembatasan sosial dan ketakutan masyarakat akan penyebaran Covid-19 ini berdampak kepada para penjual baju bekas di kawasan Gembong. Kawasan sekitaran pasar Gembong ini memang sejak dulu ramai dengan para pedagang loak, khususnya baju bekas. Sebelum pandemi kawasan Gembong selalu dipenuhi oleh banyak pembeli yang berbondong-bondong membeli baju bekas ataupun barang lainnya, hal tersebut berbeda saat Jumat (12/3/2021) dan Sabtu (13/3/2021) lalu yang terlihat sepi dengan hanya beberapa lapak saja yang buka. Abdul, salah seorang pedagang baju bekas, mengatakan jika saat awal Corona naik di Indonesia dirinya mengaku sepi pengunjung.

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

“Biasanya kalau sore gini hari biasa banyak sebenernya yang liat-liat atau beli itu sampe sumpek, tapi semenjak ya tahun lalu berkurang,” ungkapnya, Sabtu (13/3/2021).

Sembari menata baju di lapaknya, ia mengungkapkan jika penghasilannya di masa awal pandemi khususnya saat bulan puasa berbeda dari biasanya. Saat bulan puasa 2019 lalu hampir setiap beberapa hari Abdul sudah menyetok barang baru lagi di lapak dagangnya.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

Saiki kalo ambil barang lagi bisa dua sampai tiga minggu baru kulakan lagi saya, karena yang lama masih banyak, apalagi pas awal-awal itu wah utuh mas sepi banget karena orang-orang takut keluar,” ujarnya.

Bagaimana tidak, banyak orang yang takut untuk berbelanja baju bekas lagi karena adanya Covid-19. Kebanyakan memang baju bekas yang dijual ini berasal dari luar negri khususnya Asia Timur. Pemkot sebenarnya sempat melarang penjualan baju bekas Import ini pada 2019. Akan tetapi hal tersebut tidak digubris pedagang. Kemudian pada akhir 2019 tren dari berbelanja baju bekas atau Thrifting digemari oleh kalangan anak muda.

Baca Juga: Dampingi Siswa Inklusi, Guru di Surabaya Diberi Pembekalan

Dengan nada khas surabaya-madura Abdul mengatakan jika memang akhir-akhir ini pembeli berangsur naik lagi. Akan tetapi menurutnya ramainya pengunjung ini biasanya hanya ada saat akhir pekan. Banyak juga dari beberapa pembeli ini memborong untuk kemudian dijual lagi.

“Ya syukur saja kalo minggu pagi bisa balik ramai lagi jadi masih bisa ada yang masuk lah buat makan,” tukasnya. Arb

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU