Pemerintah Dorong Resiliensi UMKM Guna Hadapi Krisis Global

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 06 Des 2022 12:27 WIB

Pemerintah Dorong Resiliensi UMKM Guna Hadapi Krisis Global

i

Pujo Priyatno.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya- Hingga kini banyak diantara kita yang memandang sebelah mata dan tidak mengetahui bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai andil yang sangat besar bagi perekonomian  Indonesia. Peran sebagai stabilisator, dinamisator dan pemerataan perekonomian khususnya dimasa pemulihan ekonomi akibat Pandemi Covid-19 telah menjadikan UMKM sebagai menjadi pilar penting bagi ekonomi di daerah dan nasional

UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang cukup kuat dengan prinsip kemandirian pelaku UMKM  dimana pembentukan usaha ini tidak memerlukan modal yang besar, memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat, menyediakan lapangan kerja tanpa menuntut pendidikan formal tertentu dan menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat  serta tidak memerlukan infrastruktur seperti halnya perusahaan besar. Hal inilah yang membuat mereka kokoh dan mampu bertahan hingga saat ini

Baca Juga: 13 UMKM Ekspor 3.300 Handicraft ke Kanada

Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa mayoritas UMKM di Indonesia merupakan usaha mikro dan kecil masih banyak memiliki banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi baik dari segi SDM (kemampuan manajerial, tingkat pengetahuan dan Pendidikan) serta yang terpenting adalah permasalahan pada akses bahan baku maupun permodalan.

Pada September 2022 dengan kebijakan pemerintah menyesuaikan harga BBM guna memberikan subsidi BBM kepada yang lebih tepat ternyata juga mengakibatkan inflasi dan menaikan harga barang ditambah lagi adanya krisis ekonomi global yang  mengganggu supply chain menimbulkan adanya kesulitan baru pada penyediaan bahan baku yang secara simultan akan memberikan efek multiplayer baik bagi UMKM sebagai produsen maupun masyarakat sebagai konsumen

Pemerintah melalui Presiden Jokowi maupun Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan  sering mengingatkan akan adanya bahaya kondisi perekonomian di tahun 2023 akibat naiknya inflasi serta imbas resesi global yang mengakibatkan turunnya kinerja perekonomian Indonesia dan sektor yang paling rentan terdampak adalah UMKM

Hal yang perlu ditangani pemerintah dengan segera adalah mengendalikan suku bunga acuan dan angka inflasi  yang tinggi, serta  melemahnya ekspor yang lansung akan menghantam UMKM di Indonesia . Pemerintah tentu tidak tinggal diam, berbagai kebijakan telah diambil guna menjaga agar dampak laju inflasi tetap terkendali, suku bunga acuan tidak terlalu tinggi sehingga mendorong investasi khususnya skala mikro kecil

Kebijakan pemerintah yang menjadikan APBN sebagai shock Absorber dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi melalui pengendalian inflasi, mengurangi kemiskinan dan pengangguran serta menjaga prioritas belanja negara sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi  nasional baik dari sisi produksi (supply side) maupun sisi konsumsi (demand side) masih akan berlanjut mengingat kebijakan supply side saja tidak akan efektif  jika daya beli masyarakat rendah, Hal ini sejalan dengan arah kebijakan fiskal di tahun 2023 guna mendorong peningkatan produktivitas transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui belanja APBN yang berkualitas

Guna terus menjaga kinerja positif pekonomian yang sampai Triwulan III 2022 masih tumbuh 5.7 % (YoY) tentu UMKM menjadi skala prioritas tinggi mengingat kontribusi UMKM mencapai 60.5% dari PDB dan menyerap di atas 90% tenaga kerja nasional. Trend positif ini akan terus dijaga oleh pemerintah di tahun 2023 melalui kebijakan fiskal yang berkelanjutan (sustainable fiscal policy) dengan tetap mewaspadai efek multiplayer inflasi yang tinggi serta melambatnya pertumbuhan ekonomi global akibat war crisis serta pengetatan moneter  

Baca Juga: OJK Ajak Perempuan Raih Kesejahteraan Finansial

Kebijakan strategis yang akan terus diterapkan pemerintah melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Cipta Kerja  serta Bangga Buatan Indonesia yang mencakup dukungan bagi UMKM berupa Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan Kartu Prakerja, Bantuan Tunai bagi Pedagang Kaki Lima, Warung dan Nelayan,

Dukungan pembiayaan yang digulirkan pemerintah baik melalui perbankan maupun Lembaga keuangan non bank berupa dukungan pembiayaan yang murah melalui KUR dan pembiayaan Ultra Mikro, Penjaminan kredit UMKM, pembiayaan bagi Koperasi ,Subsidi bunga/margin bagi pinjaman non KUR termasuk yang ada pada BPR dan BPRS serta kebijakan kemudahan perpajakan bagi UMKM  bertujuan sebagai dukungan pemerintah agar UMKM tetap dapat berproduksi guna menjaga ketersediaan pasokan barang bagi masyarakat dan tak luput juga program digitalisasi bagi UMKM sehingga menambah saluran dalam pemasaran produk di era digital melalui e-commerce dan penjualan on line lainnya

Sementara disisi lain, salah satu kebijakan kunci yang diambil pemerintah adalah dengan menjaga dan melindungi daya beli masyarakat guna mendorong konsumsi rumah tangga melalui subsidi langsung dan tepat sasaran yang distimulasi melalui Bantuan Sosial, BLT Dana Desa dan Program Keluarga Harapan (PKH) sehingga masyarakat dapat membeli kebutuhan pokok termasuk di dalamnya produk UMKM. Kebijakan ini diambil untuk mengingat konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar ekonomi Indonesia dan poros roda pertumbuhan ekonomi Indonesia

Di luar pengendalian dari sisi supply dan demand tersebut, hal penting lainnya dalam pengendalian inflasi adalah melalui  instrument pengendalian suku bunga acuan oleh BI agar iklim usaha tetap kondusif, upaya peningkatan produksi pertanian berbasis IT, mendorong distribusi pasokan komoditas dan kerjasama antar daerah yang merupakan bagian dari  upaya pengendalian harga melalui kebijakan/kordinasi antar Lembaga serta Kerjasama antar daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang juga kini menjadi sorotan penting Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian

Baca Juga: KKP Dorong Ratusan UMKM Naik Kelas

Dengan upaya pemerintah tersebut, diharapkan ada kepastian supply barang hingga dapat meningkatkan rasa kepercayaan (confidence) dalam masyarakat sehingga masyarakat tetap melakukan konsumsi dan investasi pada produk dalam negeri guna mendukung pertumbuhan dan menjaga ekspektasi akan keberhasilan pemulihan ekonomi .

Sekali lagi kita berharap bahwa baik UMKM dari sisi produksi dan masyarakat dari sisi konsumsi yang didukung kebijakan pemerintah yang tepat akan kembali menjadi Pahlawan bagi ekonomi Indonesia di tahun 2023. Amin YRA

Disclaimer: Tulisan merupakan pandangan pribadi dan tidak mewakili pandangan organisasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan maupun KPPN Surabaya II

Penulis: Pujo Priyatno Kepala Sub Bagian Umum pada KPPN Surabaya II 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU