Pemerintah Rencana Impor, Petani di Jember Menjerit Minta Keadilan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 08 Mar 2021 18:03 WIB

Pemerintah Rencana Impor, Petani di Jember Menjerit Minta Keadilan

i

Seorang kelompok tani saat di sawah. SP/Nyot

 

SURABAYAPAGI.COM, Jember - Para petani di Jember yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), meminta keadilan dan meminta koreksi ulang. Terkait kebijakan pemerintah yang akan melakukan Impor beras sebanyak kurang lebih 1 Juta Ton. 

Baca Juga: BPS: Impor Beras RI per Januari – Februari 2024 Tercatat 880,82 Ribu Ton

Pasalnya dalam kondisi saat ini, di Jember sedang panen raya. Dengan adanya impor beras, dikhawatirkan merugikan petani daerah.

"Dengan rencana pemerintah untuk impor beras 1 Juta Ton. Jelas-jelas membuat petani tidak nyaman," kata Ketua HKTI Jember Jumantoro saat mengatakan kepada wartawan, Senin (8/3/2021).

Menurut Jumantoro, dengan kondisi tidak nyaman yang dirasakan petani itu. HKTI menilai, jika pemerintah bermaksud untuk merugikan petani lokal.

Selain itu ditambah dengan kondisi saat ini dari Bulog Jember. Yang serapan gabahnya, kata Jumantoro, dibawah rata rata atau bisa dinilai rendah.

"Apabila sudah tidak nyaman, sama halnya petani mau dimusnahkan pelan-pelan. Derita petani pun bertambah, dengan serapan gabah di Bulog Jember rendah,' ucapnya.

Baca Juga: Terendam Banjir Sungai Bengawan Solo, Petani di Tuban Terpaksa Panen Lebih Awal

Padahal kondisi saat ini Panen Raya, kata Jumantoro, tapi petani malah merasakan rugi dan tidak mendapat keuntungan.

"Karena dengan kondisi serapan gabah rendah, pengusaha penggilingan padi tak akan menyerap gabah petani. Bahkan harganya pun (untuk gabah) malah terjun bebas. Padahal biaya produksi tinggi," ujarnya 

"Bulog sendiri, kemampuan untuk serap gabah dan beras petani terbatas hanya 15 sampai 20 persen, dari hasil panen petani. sisanya ya ada di pengusaha penggilingan padi," sambungnya.

Dengan kondisi ini, petani berharap perhatian dari pemerintah. Untuk mempertimbangkan kebijakan impor beras itu.

Baca Juga: Perkuat Stok Pangan saat Ramadhan, Indonesia Impor 300 Ribu Ton Beras dari Thailand dan Pakistan

"Stop impor beras memaksimalkan hasil petani," pungkasnya.

Terpisah seorang petani Asal Ledokmbo, Junaedi mengatakan agar dapatnya pemerintah mempertimbangkan lagi terkait kebijakan impor beras itu.

"Dengan rencana adanya impor beras, kami petani malah bernasib memprihatinkan,.kalau seperti ini, ya mati orang-orang petani, terus bagaimana mau membayar hutang,karena sistem kami kan hutang dulu baru ketika panen membayar dan jika harga rendah gabah ya siap siap aja petani bisa nekat demo " ujar Nursamsi saat dikonfirmasi di sawahnya. nyot

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU