Pemerintah Wajib Beri Pelayanan Terbaik Korban Kerusuhan Malang, Sarmuji : Semoga ini Tragedi Terakhir

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 02 Okt 2022 11:26 WIB

Pemerintah Wajib Beri Pelayanan Terbaik Korban Kerusuhan Malang, Sarmuji : Semoga ini Tragedi Terakhir

i

M Sarmuji Ketua DPD Partai Golkar Jatim

 

 

Surabaya -  Tragedi kericuhan yang menimpa ratusan suporter dan beberapa aparat di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (2/10/2022) malam mendapat perhatian Partai Golkar Jawa Timur. Penanganan korban luka-luka diharapkan juga menjadi bagian penting hadirnya pemerintah ditengah musibah yang sangat memilukan dunia sepakbola Indonesia bahkan dunia ini.

 

Ketua DPD Golkar Jatim, M Sarmuji menyatakan duka teramat mendalam atas kejadian tersebut. Ia berharap tragedi Kanjuruhan menjadi yang terakhir di sepakbola Indonesia. Hingga berita ini diturunkan, ada sebanyak 129 orang tewas, di antaranya 2 aparat kepolisian dan 127 suporter. 

 "Semoga kejadian ini menjadi yang terakhir dalam dunia olahraga kita karena olahraga semestinya menjadi tempat tumbuhnya keakraban dan persaudaraan. Sepakbola adalah perekat persaudaraan," terang Sarmuji, Minggu (2/10/2022). 

 

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini menyatakan, pemerintah harus memberikan penanganan terbaik untuk para korban, termasuk yang masih dirawat. Ada sebanyak 180 orang yang masih dirawat sampai dengan saat ini di sejumlah rumah sakit di wilayah Malang. Baik itu dalam kondisi luka ringan maupun luka berat.  

Selain itu, Sarmuji juga meminta pemerintah dan pihak klub memberikan santunan kepada keluarga korban, khususnya yang meninggal dunia. 

 

"Meminta kepada pemerintah untuk memberikan penanganan yang baik dan santunan kepada para korban serta melakukan penyelidikan atas jatuhnya banyak korban jiwa," tegas politisi kelahiran Surabaya ini. 

Sarmuji mengungkapkan, sebenarnya saat ini sepakbola Indonesia sudah berangsur membaik, di mana Timnas Indonesia mulai menunjukkan torehan-torehan positif. Namun kerusuhan saat laga derby Arema vs Persebaya Sabtu 1/10/2022 itu sangat disayangkan.

"Tidak ada sepakbola seharga nyawa. Ini harus menjadi intropeksi bersama seluruh stakeholder baik di level klub, panitia, hingga PSSI. Jangan sampai kejadian ini terulang, ini yang terakhir," pungkasnya. rko

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU