Pemilu Harus Jadi Ajang Kontestasi Para Negarawan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 09 Nov 2022 20:41 WIB

Pemilu Harus Jadi Ajang Kontestasi Para Negarawan

i

Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah

SURABAYAPAGI, Surabaya - Saya berharap para elite politik yang bakal maju dalam Pemilu 2024 mau bersikap negarawan.

Karena saya berharap para politikus yang memenangkan kontestasi Pemilu 2024 bisa memperbaiki situasi dan melanjutkan pembangunan di Indonesia.

Baca Juga: Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah : Insya Allah  Prabowo-Gibran Menang

Saatnya Pemilu 2024 menjadi ajang kontestasi para negarawan. Kami berharap suksesi kepemimpinan dalam Pemilu 2024 bisa menciptakan suasana baru di dalam masyarakat. Pasalnya, saat ini publik masih menyaksikan adanya pembelahan politik di dalam negara.

 Kita harus menghindari yang membuat masyarakat terbelah. Namun, untuk menghindari terjadinya pembelahan tersebut, negara harus hadir untuk menyatukan masyarakat dengan tidak terlibat dalam kontestasi.

Sebab kalau terlibat kontestasi, negara menjadi tidak berwibawa. Masyarakat pun, diharapkan bisa menjaga jarak dengan kontestasi agar bisa lebih obyektif.

Dan Muhammadiyah selama ini mengambil jarak. Terkait dengan isu politik identitas yang selama ini digaungkan para politikus, dirinya melihat adanya salah kaprah dalam melihat isu ini. Saya melihat selama ini politik identitas selalu diidentikkan dengan agama.

Baca Juga: Mengapa Gibran dan Bapaknya Diusik Terus

Padahal di identitas lain seperti kesukuan dan juga identitas politik juga ada problem. Sebagai contoh kasus di Papua.

Saya berharap agama bisa dijadikan energi konstruktif dalam menyatukan masyarakat. Menurut saya apabika ruang publik diisi dengan narasi negatif ya berakhir negatif.

Agama pun bisa menjadi hal negatif. Bahwa ada problem di antara umat beragama memang iya dan PP Muhammadiyah akan membantu mengatasi problem tersebut,” paparnya.

Baca Juga: Kesimpulan Paslon 01 dan 03: Sumber Masalahnya, Gibran dan Cawe-cawenya Jokowi

 Mengenai istilah moderasi agama yang selama ini digaungkan banyak pihak, saya berharap adanya dialog dengan berbagai pihak. Sehingga istilah moderat tidak dikuasai salah satu pihak dominan.

Yang penting, tepikan dimensi politik dan politisasi baik dalam hal kekuasaan dan agama.

(Lewat keterangannya saat press gathering PP Muhammadiyah bersama pimpinan redaksi media cetak dan elektronik nasional di Jakarta, beberapa waktu lalu)

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU