SURABAYAPAGI.com, Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi berkolaborasi dengan program TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) dalam rangka penanggulangan sampah. Banyuwangi merancang program pengolahan sampah tersebut menjadi energi terbarukan di desa-desa dan destinasi wisata di Banyuwangi.
Untuk menjalankan program BOSS ini, Banyuwangi kolaborasi dengan program TOSS, program yang dinaungi oleh Kementerian ESDM dan PLN, bekerja sama dengan Gerakan Ciliwung Bersih (GCB), dan Comestoarra.com, startup company bidang teknologi informasi penunjang pengembang energi terbarukan.
Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat
Program ini menggunakan metode pengelolaan dan pengolahan sampah di sumbernya, lalu menjadikannya sebagai sumber energi terbarukan beruga gas dan listrik tenaga uap. Program TOSS ini terbukti sukses di berbagai tempat, seperti di Klungkung Bali, Ciliwung Jakarta, dan daerah lainnya.
"Program ini bagus karena bisa menjadi model penanganan sampah dari hulu, utamanya di destinasi wisata dan desa-desa. Selain menangani masalah sampah, BOSS juga akan menyelesaikan kebutuhan listrik rakyat karena mengubah sampah menjadi sumber energi alternatif. Kami sangat mendukung dan menyambut baik program ini," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, saat membuka acara Safari TOSS, Seminar, dan Pelatihan virtual di Banyuwangi, Selasa (8/9/2020).
Baca Juga: Pemkab Pasuruan Anggarkan Rp 24 Miliar
Semua sampah, mulai dari plastik, sampah rumah tangga, popok bekas, makanan sisa, dan berbagai jenis sampah lainnya, kecuali sampah keras, diproses dengan metode disiram bioktivator, untuk menghilangkan bau serta lalat.
Setelah beberapa hari, sampah dipanen untuk kemudian dicacah untuk menjadi pelet atau disebut batu bara nabati. "Batu bara nabati atau pelet ini sudah melalui uji laboratorium PLN," kata Arief.
Baca Juga: Bupati Banyuwangi Halalbihalal Bersama Penyandang Disabilitas
Nabati tersebut lalu bisa diolah menjadi bahan bakar kompor, maupun diubah menjadi gas lewat mesin co-firing. Satu ton sampah bisa menghasilkan 100 kilogram pelet.
Arief mengatakan Banyuwangi akan menjadi daerah pertama yang melakukan pengelolaan TOSS di bidang pariwisata. "Ini akan jadi yang pertama. Banyuwangi mengolah sampah jadi energi alternatif langsung dari destinasi wisata," katanya. Dsy2
Editor : Redaksi