Pemkab Peringati Hari Jadi Tuban ke-729, Gelar Wayang Kulit dan Sosialisasi Gempur Rokok ilegal

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 10 Nov 2022 14:57 WIB

Pemkab Peringati Hari Jadi Tuban ke-729, Gelar Wayang Kulit dan Sosialisasi Gempur Rokok ilegal

i

Suasana masyarakat saat menontotn wayang kulit dalam peringatan HJT ke-729, sumpah Pemuda dan Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal.

 SURABAYA PAGI, Tuban-  Peringati Hari Jadi Kabupaten yang ke- 729, Pemkab Tuban suguhkan Pagelaran Wayang Kulit dengan menghadirkan dalang nasional Ki Sigit Ariyanto dari Rembang, Rabu (09/11/2022) di Alun-alun Tuban.

Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Kakrasana Kridha diselenggarakan selain sebagai perayaan Hari Jadi Tuban, juga untuk memperingati Sumpah Pemuda serta memuat Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal.

Baca Juga: Cukai Hasil Tembakau Resmi Naik 10% per Januari 2024

Penyisipan sosialisasi anti rokok ilegal pada pertunjukan kesenian tradisional tersebut, karena segmen penonton wayang yang tak mengenal usia maupun jenis kelamin. Sehingga pesan yang dibawa dalam sosialisasi itu dapat tersampaikan dengan baik kesemua lapisan elemen masyarakat Tuban.

Di momen perayaan HJT kali ini, nampak Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE., bersama Forkopimda Tuban dan pimpinan OPD hadir bersama masyarakat yang memenuhi Alun-alun Tuban untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit. Sebelumnya, dilakukan jamasan dan serah terima  Lambang Kabupaten Tuban dari Camat Tuban kepada Bupati Tuban yang sebelumnya telah dikirab secara estafet di 20 kecamatan sejak Senin lalu.

Mas Bupati mengungkapkan pagelaran wayang kulit sebagai wujud komitmen Pemkab Tuban dalam melestarikan budaya luhur bangsa Indonesia. Kecintaan terhadap budaya luhur bangsa Indonesia dapat dipupuk sejak dini secara konsisten.

Sehingga kesenian wayang kulit yang juga menjadi jati diri bangsa Indonesia kian diminati generasi muda.

Baca Juga: Upaya Pencegahan Peredaran Rokok Ilegal, Pol PP & Damkar Tuban Beri Sosialisasi di 20 Kecamatan

"Tujuannya, mampu melahirkan dalang maupun seniman wayang kulit dari Kabupaten Tuban yang membawa prestasi yang membanggakan," ungkapnya.

Mas Lindra menyatakan banyak pengajaran yang dapat diperoleh dari filosofi seni budaya yang ada maupun kisah yang dipentaskan. Nilai-nilai luhur disampaikan melalui wayang kulit diantaranya kepemimpinan dan tanggungjawab perlu untuk diteladani dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.  Tidak hanya itu, program pembangunan maupun informasi lainnya juga dapat disisipkan selama pementasan berlangsung.

"Ini menunjukkan bahwa sinergitas semua elemen masyarakat, termasuk seniman akan membawa manfaat bagi kemajuan suatu daerah," tuturnya.

Baca Juga: Cak Imin Janjikan Akan Menekan Kenaikan Cukai Rokok Agar Buruh Kerja Linting Lebih Sejahtera

Untuk diketahui, pagelaran Wayang Kulit kali ini juga dimeriahkan dengan campursari dari Grup Karawitan Cakraningrat serta menghadirkan Cak Yudho Bakiak dan Andik TB.

Lakon Kakrasana Kridha mengisahkan Kakrasana seorang anak Raja Mandura Prabu Basudewa bersama adik-adiknya yang sewaktu kecil dititipkan ke Demang Sagupa.  Kakrasana bersama adiknya yaitu Narayana dan Rara Ireng tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berbudi pekerti, berani membela kebenaran dan keadilan. Tanpa menyadari mereka adalah keturunan raja.

Ketika Negara Mandura terjadi kerusuhan yang disebabkan anak raksasa, maka Kakrasana dan adik-adiknya hadir membela kebenaran dan menegakkan keadilan. Her

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU