SURABAYAPAGI,Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberi penguatan dan pendampingan secara psikologis kepada istri, anak dan orang tua yang ditinggalkan oleh kru KRI Nanggala-402. Penguatan dan pendampingan psikologis ini dengan cara mendatangi kediaman keluarga masing-masing.
"Kami menguatkan ke keluarga, ke istri diberi kekuatan secara psikologis mereka syok, psikologi memberikan penguatan. Untuk anak-anaknya juga, ada bapak, ibunya huga syok," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya Antiek Sugiharti, Selasa (27/4/2021).
Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR
Antiek menjelaskan, DP5A mendatangi rumah-rumah prajurit terbaik TNI AL yang gugur untuk melakukan konseling. Namun ada juga beberapa yang sudah diberikan penguatan dan pendampingan oleh pihak AL.
"Kita bertahap, kira-kira apa yang diinginkan, harapan beliau, masalah yang dihadapi. Dari Angkatan Laut juga sudah menerjunkan psikolognya. Jadi kita bersama-sama apa yang bisa kita bantu. Kita juga meninggalkan kontak kita, jika sewaktu-waktu diperlukan, mereka perlu konsultasi dan pendampingan, kita sangat terbuka," jelasnya.
Ia mengatakan masing-masing keluarga memiliki keinginan dan harapan yang berbeda-beda. Salah satunya seperti istri kru yang ditinggalkan tidak bekerja dan berharap ada kesempatan. Pemkot juga memberi bantuan para istri untuk membuat usaha UMKM.
Baca Juga: Mengatasnamakan Media Nasional, Warga Lamongan Diperas Wartawan Gadungan
Untuk pendampingan kepada setiap keluarga, Antiek menyebut juga berbeda-beda. Baik dari istri maupun orang tuanya. "Macam-macam, masing-masing berbeda-beda. Ada yang dari awal orang tuanya mendukung kami memberikan penguatan kepada istrinya. Ada yang ibunya dikuatin, ada yang putranya, masing-masing kasus berbeda," ujarnya.
Pendekatan yang sama juga dilakukan kepada sang anak. Psikolog dari Pemkot Surabaya memiliki kemampuan dan teknik masing-masing untuk menghibur dan mendampingi. Hal tersebut juga dilihat dari usia anak.
"Masing-masing dilihat anaknya, usia macam-macam. Pendekatannya berbeda dengan usia 3 atau 5 tahun dengan yang SMP atau kuliah dengan cara berbeda. Teman-teman melihat situasi dan kondisi dan dengan kemampuan keilmuan untuk melakukan konsultasi dan pendampingan," urainya.
Baca Juga: Unesa Terima 4.733 Camaba Lewat Jalur SNBP 2024
"Tetep diberi penguatan dan dihibur. Anak-anak diberi mainan. Berbagai cara-cara pendekatan dengan teman-teman profesional mengambil hati anak-anak," pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyambangi para keluarga dari kru kapal selam KRI Nanggala-402 pada Minggu (25/4/2021) sore. Ia tak sendirian, melainkan didampingi istrinya, Rini Indriyani. Wali Kota Eri menyampaikan seluruh anak dari kru kapal selam KRI Nanggala-402 warga Surabaya yang dinyatakan gugur saat bertugas akan disiapkan beasiswa pendidikan hingga jenjang kuliah. dk/na
Editor : Mariana Setiawati