Penanggulangan Banjir Kota Sedot Anggaran Ratusan Miliar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 02 Des 2020 13:51 WIB

Penanggulangan Banjir Kota Sedot Anggaran Ratusan Miliar

i

Walikota Ning Ita saat menjelaskan pengendalian banjir. SP/ Agus Dwy S

SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Penanggulangan banjir di Kota Mojokerto membutuhkan anggaran senilai Rp. 107,4 miliar. Itu untuk pekerjaan redisain saluran drainase serta pembangunan 5 titik kolam retensi beserta pompa banjir dan pompa lumpur.

Kepala Bappeko Mojokerto, Agung Moeljono mengatakan pekerjaan pembongkaran pembangunan kembali (redisign) dan normalisasi membutuhkan anggaran Rp. 95,3 milyar sedangkan untuk kolam retensi dan pompa air sebesar Rp. 12,1 miliar.

Baca Juga: Polresta Sidoarjo Kirim Bantuan untuk Korban Banjir Demak

"Redisain saluran Rp. 95,3 milyar ini termasuk untuk kegiatan rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan. Rinciaannya, untuk saluran primer sebesar Rp. 28 miliar, sekunder Rp. 36 miliar dan tersier Rp. 31 miliar," terangnya,  Rabu (2/12/2020) siang.

Untuk kolam retensi, lanjut Agung, menyentuh lahan seluas 1.525 meter persegi, dengan volume 3.962.3 meter kubik yang dibagi menjadi 5 lokasi.

"Stake holder yang bertanggung jawab terhadap kolam retensi adalah Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk perencanaan dan pembangunannya. Dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk konservasi dan pemeliharaannya," jelasnya.

Agung menyebut, sejatinya anggaran total untuk penanganan banjir kota secara menyeluruh sebesar Rp. 600 miliar. Namun karena keterbatasan kemampuan anggaraan, akhirnya Pemkot melakukan skala prioritas. 

"Kita prioritaskan di kawasan yang langsung terdampak, dan menyentuh langsung di daerah permukiman serta perkotaan," ujarnya.

Mantan Kepala BPPKA ini juga menandaskan jika pengendalian banjir ini menjadi fokus utama dalam RPJMD era Wali Kota, Ika Puspitasari. Terbukti, setiap tahunnya, Pemkot Mojokerto selalu memberi porsi anggaran yang semakin meningkat.

Baca Juga: SKK Migas-PHE WMO Gelontor 1.000 Paket Sembako untuk Korban Banjir Bangkalan

"Tahun 2019 dianggarkan Rp. 34 miliar, tahun 2020 Rp. 46 miliar kemudian di refocusing menjadi Rp. 25 miliar. Dan tahun 2021 ini kita anggarkan Rp. 39 miliar untuk pengendalian banjir," tegasnya.

Terpisah Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengatakan banjir di Kota Mojokerto menjadi masalah klasik yang butuh penanganan serius dan komprehensif. Selain terus memperbaiki drainase, Kota Mojokerto juga berupaya untuk melakukan terobosan dengan membuat kolam retensi dan pompa lumpur.

"Kegiatan pengendalian banjir terus kita laksanakan tiap tahunnya. Dan itu dapat dilihat dari semakin besarnya alokasi penangaan banjir pada tiga tahun terakhir," ujarnya.

Ning Ita merinci, tahun 2018 kemarin, Pemkot sudah menangani ruas saluran drainase sebanyak 16 ruas, tahun 2019 meningkat menjadi 24 ruas dan tahun 2020 naik lagi menjadi 64 ruas. 

Baca Juga: Polres Gresik Salurkan Bantuan Ratusan Selimut bagi Korban Banjir Jawa Tengah

"Tahun 2021 nanti kita akan tangani lagi 93 ruas saluran. Target kita adalah perbaikan 124 ruas dengan panjang  367.948 kilometer," sebutnya.

Ning Ita mengatakan, letak geografis Kota Mojokerto yang cekung sangatlah mustahil untuk terhindar dari banjir. Apalagi Kota Mojokerto juga diapit beberapa sungai besar yakni sungai brantas, sungai ngotok, sungai brangkal dan sungai sadar.

"Tatkala debir air sungai meningkat, otomatis air dari pemukiman warga tidak bisa masuk ke sungai, efeknya terjadilah genangan. Upaya kita saat ini, bagaimana agar genangan itu cepat surut yakni dengan menyedot dengan pompa," pungkasnya. dwy

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU