Pencopotan Kapolda Jatim, Dihargai Istana dan Aremania

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 11 Okt 2022 21:01 WIB

Pencopotan Kapolda Jatim, Dihargai Istana dan Aremania

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Pihak istana yang diwakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi mengapresiasi atau menghargai langkah Kapolri mencopot Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta.

"Pokoknya saya apresiasi langkah Kapolri yang kemarin sangat cepat sehingga tuntutan-tuntutan dari korwil-korwil Aremania yang disampaikan ke saya atau yg lain sebagian besar bisa dipenuhi oleh pak Kapolri dalam waktu yang sangat singkat," ujar Muhadjir di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga: Arema FC Tunjuk Joko Susilo Sebagai Pelatih Kepala

Selain itu, Menko PMK juga mengapresiasi Polri yang menetapkan tersangka Tragedi Kanjuruhan dalam kurun kurang dari seminggu. Menurutnya, tindakan tersebut sangat melegakan pihak Aremania.

"Kemudian yang penting sekarang ini mengawal proses-proses hukum yang ada dan mitigasi yang masih tersisa," ucapnya.

"Saya kawal betul mitigasi ini karena domain Menko PMK, baik berkaitan dengan meninggal yang belum dapat santunan dan cedera yang telanjur ditarik biaya oleh RS maupun poliklinik dan terakhir trauma healing baik dari instansi terkait maupun Kemenkes kemudian Pemprov, kemudian KemenPPPA, perguruan tinggi," lanjutnya.

 

Minta Diadili

Selain itu, Aremania juga pernah menyuarakan agar Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dicopot dan diganti memimpin kepolisian di Jawa Timur. Salah satunya, Aremania Kota Batu, Dadang Indarto. Dadang menyebut, atas insiden Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang, Kapolda Jatim juga sudah sepantasnya dicopot mengikuti Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat.

"Harapan kami pimpinan harus bertanggung jawab. Harapan kami dan doa kami, kapolda yang diperiksa Propam Polri segera ada kejelasan dan dicopot, diberi sanksi," ucap Dadang, diungkapkan 4 Oktober 2022 lalu.

Sama halnya juga diungkapkan Aremania, Vigo Vernando, selain dicopot, Kapolda Jatim diusut tuntas terkait tragedi Kanjuruhan ini. "Saya berharap Kapolri mencopot dan mengadili Kapolda Jatim. Kalau dicopot saja dia masih kembali berdinas. Karena nyawa yang hilang tidak bisa kembali," kata Vigo.

Baca Juga: Teddy, "Jenderal Sabu", Tak Mau Dipecat

 

Pernyataan Irjen Nico Afinta

Pencopotan Irjen Pol Nico Afinta ini diduga pernyataannya terkait penggunaan gas air mata ke arah suporter Arema, yang dinilai tidak tertib. "Kalau memang semua (suporter) mematuhi aturan, kami juga akan melaksanakan dengan baik. Tapi ini ada sebab dan akibatnya. Kami akan menindaklanjuti. Sekali lagi kami bela sungkawa," kata Nico Afinta, setelah tragedi ini memuncak.

Kemudian, juga soal penggunaan aparat kepolisian menggunakan gas air mata, Nico juga mengakui banyaknya suporter yang meninggal karena sesak nafas akibat gas air mata. " Karena gas air mata itu, mereka (suporter) pergi ke luar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukkan dan dalam proses penumpukkan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," kata Nico.

Namun, setelah itu, Nico akhirnya meminta maaf. "Saya prihatin sekaligus minta maaf jika di dalam pengamanan yang berjalan terdapat kekurangan. Ke depannya akan kami evaluasi bersama pihak terkait. Harapannya ke depan adalah pertandingan sepak bola yang aman dan nyaman dan menggerakkan ekonomi," ujarnya.

Baca Juga: Irjen Teddy, Diadili Kakak Kelas di Akpol

 

Bertambah 132 Orang

Sementara, hingga Selasa (11/10/2022), korban meninggal dunia bertambah menjadi 132 orang. Setelah salah satu suporter yang dirawat, bernama Helen Pricela (20) yang dirawat di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA), meninggal dunia.

Helen dirawat sejak tanggal 2 Oktober 2022 lalu karena mengalami multiple trauma. Salah satunya dampak terkena gas air mata, aliran oksigen ke paru-paru semakin memburuk. Hal ini membuat korban mengalami gagal bernafas. Saat dirawat, korban sudah dalam keadaan kritis.

"Sudah dalam keadaan agak kritis. cuma dalam perjalanannya semakin memburuk. Karena masuk (RSSA) sudah dengan multi trauma," jelas dr Arie Zainul Fatoni, SpAnc, tim yang menangani Helen. mal/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU