Penerima Vaksin Sinovac Kedua, Mesti Disuntik Booster

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 02 Jan 2022 20:53 WIB

Penerima Vaksin Sinovac Kedua, Mesti Disuntik Booster

i

Seorang siswa SD di Jakarta, menahan sakit saat disuntik vaksin Sinovac, kemarin.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Sinovac adalah vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahan farmasi asal China. Sinovac telah didistribusikan ke sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia. Banyak warga Indonesia disuntik sampai dua kali.

Ditemukan studi terbaru yang menyebutkan bahwa penerima vaksin Sinovac membutuhkan 2 kali booster. Bisa Pfizer atau vaksin Nusantara. Ini untuk melawan Covid-19 varian Omicron.

Baca Juga: CEPI dan Bio Farma Berkolaborasi untuk Dorong Percepatan Produksi Vaksin

Hasil studi mengklaim bahwa vaksin Sinovac yang diikuti suntikan booster Pfizer misalnya bisa menghasilkan respons kekebalan tubuh lebih rendah terhadap Covid-19 varian Omicron.

Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Yale, Kementerian Kesehatan Republik Dominika, dan Lembaga yang bersangkutan lainnya.

Namun Reuters, mempublikasi hasil penelitian tersebut belum ditinjau oleh pihak sejawat lainnya.

Sejauh ini Pemerintah melaporkan sampai Desember 2021, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua sebanyak 102.759.772 orang atau 49,34 persen dari total target sasaran vaksinasi.

Sementara itu, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama lebih banyak yaitu 146.270.504 orang atau 70,23 persen.

Pemerintah telah menetapkan sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) yaitu 208.265.720 orang.

 

 

 

Sinovac Dikombinasikan

Rejimen dua dosis Sinovac yang dikombinasikan dengan suntikan Pfizer menghasilkan respons antibodi yang mirip dengan vaksin mRNA dua dosis yang diungkapkan oleh penelitian.

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

Selain itu, hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingkat antibodi terhadap Covid-19 varian Omicron adalah 6,3 kali lipat lebih rendah jika dibandingkan dengan varian sebelumnya.

Serta, 2,7 kali lipat lebih rendah jika dibandingkan dengan Covid-19 varian Delta.

Diketahui bahwa studi tersebut ditulis oleh Akiko Iwasaki.

Dalam, Twitternya, ia mengatakan bahwa penerima CoronaVac mungkin memerlukan dua dosis booster tambahan untuk mencapai tingkat Perlindungan yang dibutuhkan terhadap varian Omicron.

Menurutnya, penelitian yang menganalisis sampel plasma 101 peserta di Republik Dominika, vaksin Sinovac dua dosis tidak menunjukkan netralisasi yang terdeteksi terhadap Omicron

Sementara, studi di Hong Kong pada pekan lalu mengatakan bahwa tiga dosis vaksin Sinovac tidak menghasilkan respons antibodi yang cukup terhadap varian Omicron.

Sehingga, dibutuhkan booster Pfizer untuk mencapai tingkat Perlindungan.

Baca Juga: Ratusan Anggota DPC PERADI Sidoarjo Antusias Ikuti Gelar Bakti Kesehatan Vaksinasi Covid-19

 

 

 

Terbanyak Impor Sinovac

Hingga 19 Juli 2021, Indonesia telah mengimpor vaksin anti-virus corona sebanyak 143,66 juta dosis. Terbanyak adalah vaksin Sinovac dari China dalam bentuk bahan baku (bulk).

"Dari data Bea Cukai, jumlah vaksin yang diimpor sampai 19 Juli adalah Sinovac ampul jadi 3.001,420 dosis, Sinovac dalam bulk untuk Biofarma 115.503.200 dosis, Sinopharm ampul jadi 6.253.900 dosis, AstraZeneca ampu jadi 14.907.440 dosis, dan Moderna yang baru saja datang 4.000.080 dosis. Jadi total vaksin adalah 143.666.040 dosis," ungkap Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam jumpa pers APBN, Juli 2021. n jk, er

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU