Pemakaman jenazah Covid-19 di Surabaya masih cukup tinggi. Jenazah Covid-19 yang dimakamkan di TPU Keputih terus berdatangan. SP/Patrick.
SURABAYAPAGI.com, Jakarta -
Baca Juga: WHO Selidiki COVID Varian 'Eris', Picu Kematian Secara Tiba-Tiba?
Pengamat Politik, Hukum dan Keamanan Dewinta Pringgodani mendorong Presiden Joko Widodo, segera memberhentikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
“Pecat saja, Menkes Budi, sebab nggak becus urus pandemi," pinta Pengamat Politik, Hukum dan Keamanan Dewinta Pringgodani di Jakarta, Selasa malam (27/7).
Dewinta berpandangan posisi Menteri Kesehatan tidak cukup diisi oleh orang yang memiliki kemampuan manajerial. Tugas menangani efek pandemi Covid-19 mesti dilakukan oleh pejabat yang paham situasi kesehatan masyarakat.
"Pilih Menkes yang berlatar belakang ahli kesehatan," saran Dewinta.
Menurut Dewinta , Budi Gunadi Sadikin lulusan insinyur jurusan nuklir dan hanya mempunyai rekam jejak di sektor perekonomian, faktanya tak cocok memimpin Kementerian Kesehatan. Apalagi saat bencana pandemi virus corona.
Kata Dewinta, Menteri Kesehatan sepatutnya datang dari rumpun tenaga kesehatan atau ahli yang memiliki kemampuan memahami situasi kesehatan.
Dewinta menekankan, tantangan sistem kesehatan Indonesia ke depan akan lebih berat akibat pandemi Covid-19.
Jangan menimbulkan negara lain akan mencap Indonesia sudah bukan lagi darurat kesehatan, namun darurat kematian. Hal ini yg tdk boleh terjadi. Kondisi sekarang amat memalukan, maka dari itu pemerintah harus segera dapat bekerja keras menekan angka kematian masyarakat yang terpapar virus delta ini. Indonesia butuh Menkes yang cakap dan ngerti kesehatan," demikian Dewinta
Dewinta mengkritik ini didasarkan kasus kematian akibat virus Covid-19 di Indonesia kembali mencetak rekor baru.
“Mengutip dirilis Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, kasus meninggal sampai Selasa tercatat sebanyak 2.069 orang. Angka ini lebih tinggi dari rekor sebelumnya yang tercatat pada Jumat (23/7) yang sebanyak 1.559 orang. Kasus kematian akibat Covid-19 bikin horor. Dengan angka 2.069 kasus artinya setiap 42 detik ada satu warga yang meninggal," tambah Dewinta Pringgodani.
Pengamat politik Dewinta menilai kondisi seperti tidak boleh dibiarkan, karena membuat negara-negara lain ketakutan.
"Kalau orang asing takut ke Indonesia, bagaimana mau berinvestasi disini," ingat Dewinta.
Ia mencatat totalnya kasus meninggal akibat Corona di Indonesia sudah sebanyak 86.835 orang atau sebesar 2,7 persen dari total kasus positif. (jk/cr2/rmc)
Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Naik, Ayo Masker Lagi
Editor : Moch Ilham