Pengurus IDI Mangkir Panggilan Komisi IX DPR-RI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 29 Mar 2022 20:44 WIB

Pengurus IDI Mangkir Panggilan Komisi IX DPR-RI

i

dr Terawan

DPR-RI Tegaskan Dr. Terawan telah berbuat untuk rakyat Indonesia

 

Baca Juga: Kendari Jadi Tuan Rumah Rakernas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI)

 

 

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Selasa siang kemarin (29/3) mangkir hadiri undangan rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi IX DPR RI .

“Dari sini kan kita lihat seperti apa itikad IDI, kita undang baik-baik, sebenernya kita ingin menguatkan seperti apa kedepannya, tapi sangat disayangkan. Padahal kalo kita lihat sekelas menteri pun kalau diundang DPR akan datang," tegas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh melalui akun Twitter @ninikwafiroh, Selasa (29/3).

 “Komisi IX DPR RI mengagendakan untuk RDPU dengan IDI, Selasa 29 Maret 2022, pukul 13.00 WIB. Sayangnya, IDI tidak hadir memenuhi undangan RDPU dari Komisi IX dengan alasan masih menyelesaikan dokumen Muktamar,” cuit Nanik.

 

 

 

Petinggi kita Disembuhkan

Nihayatul Wafiroh menyayangkan sikap IDI tersebut. Sebab, menurutnya, selama ini dokter Terawan telah berbuat untuk rakyat Indonesia. Banyak tokoh penting di negeri ini yang sembuh dari penyakitnya usai mendapat penanganan dari dokter Terawan.

“Beberapa minggu lalu, Pakde saya, Pakde Hisyam terindikasi ada penyumbatan di saluran otak beliau, sehingga diputuskan untuk dilakukan DSA (Digital Substraction Angiography) atau terapi cuci otak, dan di Indonesia sepanjang saya tahu hanya dokter Terawan yang melakukan,” cuit Nihayatul Wafiroh.

“Dan praktek ini yg sejak lama jadi polemic dg IDI, namun petinggi negeri ini banyak sekali yang sembuh dengan melakukan tindakan ini. Saya tidak akan berkomentar mengenai polemic dengan IDI, namun saya akan menceritakan bagaimana Pak Terawan memberikan pelayanan kepada pakde saya,” cuitnya.

“Selama pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan oleh Pak Terawan, saya kebetulan tidak bisa mendampingi pakde, namun saya yang membuatkan janji, melakukan negosiasi waktu dan juga mengupdate infomasi-informasi lainnya dari pak Terawan,” cuitnya.

“Saya yakin pak Terawan orang baik, dan melakukan yang terbaik yang dia mampu untuk rakyat Indonesia,” cuitnya.

 

 

 

Jarno Ae Mbak

Politikus dari PKB Ninik mengaku sering berkomunikasi dengan dokter Terawan, mulai dari persoalan vaksin nusantara hingga pemecatan dari IDI.

“Saat polemik vaksun ramai di media, saya sempat tanya beliau bagaimana pendapat beliau “Halah mbak, jarno, aku tak meneng wae, tak mlaku seng tak yakini bener, dan tak yakini bermanfaat untuk orang banyak,” cuitnya.

“(Biarkan saja mbak, saya diam saja, saya berjalan sesuai apa yang saya yakini benar, dan saya yakini bisa bermanfaat untuk orang banyak).” Dan jawaban yg sama juga beliau berikan saat saya tanya soal kasus pemecatan IDI,” cuitnya.

 

 

 

Baca Juga: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Raih 4 Rekor MURI dalam HUT ke-73

Menkes Amati Dinamika

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin buka suara terkait polemik munculnya rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) yang memecat secara permanen mantan Menkes Terawan Agus Purtanto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Menkes mengaku sudah mengamati dinamika yang terjadi.

Karena itu, Budi Gunadi menegaskan bahwa pihaknya akan mulai membantu proses mediasi antara IDI dan Terawan.

"Kami mengamati dinamika seputar perdebatan atau pertentangan antara IDI dengan dokter Terawan," kata Budi dikutip dari kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Selasa (29/3/2022).

"Kementerian Kesehatan akan memulai dan membatu proses mediasi antara IDI dan anggota-anggotanya agar komunikasinya baik. Sehingga situasi yang terbangun akan kondusif," imbuhnya

 

 

 

Kental Aroma Politiknya

Ketua Bidang Humas, Publikasi, dan Hubungan Antar Lembaga DPP SKPPHI Fandra Arisandi, SH, SHEL saat dimintai keterangan oleh awak media pada Senin (28-03-2022) dikawasan Jakarta Selatan mengatakan SKPPHI turut bersimpati dan prihatin atas pemecatan dr. Terawan tersebut.

Studi Kebijakan Publik Penegakan Hukum Indonesia (SKPPHI) berpandangan bahwa pemecatan ini kurang tepat dan terasa kental aroma politiknya di tubuh IDI. Pemecatan seperti ini juga dinilai berbahaya bagi dunia kedokteran Indonesia, karena akan timbul kekuatiran organisasi IDI digunakan sebagai alat politik.

“Kami turut bersimpati dan prihatin atas keputusan IDI yang melakukan telah pemecatan dr. Terawan dari anggota Ikatan dokter Indonesia (IDI). Pemecatan ini sangat berbahaya bagi dunia kedokteran Indonesia dan dikhawatirkan akan menyusul lagi pemecatan-pemecatan berikut dengan berbagai alasan,” ungkap Fandra yang juga seorang praktisi hukum.

Lantas, apa penyebab Terawan sampai dipecat?

Baca Juga: Terkait Penyerangan Fasilitas Kesehatan di Gaza, Ini Sikap PB IDI

Berdasarkan surat dengan kop Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat Ikatan Dokter Indonesia yang ditujukan kepada Ketua Umum PB IDI tertanggal 8 Februari 2022, salah satu alasan Terawan dipecat karena melakukan promosi Vaksin Nusantara sebelum penelitiannya selesai.

 

 

 

Baru di Indonesia

Secara terpisah Ketua Umum DPP SKPPHI Ryanto Sirait, SH, MH menambahkan,  baru di Indonesia ini ada seorang dokter profesional yang dipecat. Tidak tanggung- tanggung, yang dipecat itu adalah seorang dokter berpangkat Letnan Jenderal dan pernah memimpin RSPAD bertahun-tahun lamanya

Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha), Azmi Syahputra mengaku heran dengan pemecatan dokter Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Dia mensinyalir mantan Menteri Kesehatan RI sengaja digusur lantaran dia sudah mulai merambah ke bidang kesehatan lainnya. Terawan selama ini dikenal sebagai dokter radiologi, namun belakangan dirinya juga menangani banyak masalah kesehatan lainnya.

"Masalah ini justru tampak ada perbedaaan pandangan personal komunikasi dengan organisasi atau ada dugaan 'rebutan lahan' karena Dokter Terawan yang dianggap sebagai dokter radiologi justru masuk ke bidang dokter spesialis lainnya," kata Azmi Syahputra kepada wartawan Selasa (29/3/2022).

Adapun pemecatan Terawan dilakukan karena berbagai alasan, salah satunya soal pembuatan vaksin merah putih yang digagasnya. Azmi Syahputra merasa ganjil dengan alasan pemecatan itu, kata dia, seharusnya Terawan didukung karena temuan-temuan terbarunya bukan sebaliknya justru ditendang dari keanggotan IDI.

"Metode yang ditemukan dr Terawan semestinya bisa menjadi aset intelektual bangsa karenanya hal ini perlu ditangani dan peran pemerintah dengan langkah cepat dan bijak," tuturnya.

Lebih lanjut, Azmi menyebut jika Dokter Terawan memang dianggap dokter yang memiliki multi kemampuan di bidangnya, seharusnya didorong untuk studi lanjut. Kalau perlu difasilitasi laboratoriumnya atau dibuat tim terpadu untuk melakukan penelitian di bidang yang ia temukan.

"Tentunya diberikan jaminan berupa royalti atas hak kekayaan intelektual temuannya tersebut. Ini adalah solusi terbaik yang adil dan bijak untuk ditempuh, bukan langsung dilakukan pemecatan," katanya.n erc, jk, 07

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU