Penipuan Robot Trading Lagi, Rp 10 Triliun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 20 Sep 2022 20:20 WIB

Penipuan Robot Trading Lagi, Rp 10 Triliun

i

Tim hukum para nasabah robot trading NET89 melaporkan PT SMI ke Bareskrim Polri atas dugaan penipuan atau investasi bodong.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Kini muncul laporan dugaan penipuan robot trading Net89 dan nilainya fantastis sampai Rp 10 triliun. Saat melapor ada petugas kepolisian yang mencandai “Nah Tahu Rasa Kau!”

Bambang Lukman Hadi, salah seorang member bercerita soal dugaan penipuan tersebut. Semula, ia merasa yakin menjadi member robot trading Net89 yang diselenggarakan oleh PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (SMI) pada Juni 2019 silam.

Baca Juga: Tipu Rekanan dengan Modus Kontrak Fiktif Rp 11 M, 2 Bos PT MBS Ditahan

Keyakinan ia dapat setelah kurang lebih enam bulan mengamati aktivitas para member yang terlebih dahulu ikut pada sebuah grup Whatsapp.

Setelah itu, calon member akan mendapat link yang secara otomatis untuk diikutsertakan ke dalam robot trading forex.

Trading forex robotik Net89 ini merupakan kegiatan trading forex euro-dolar AS dengan broker luar negeri, yakni Maxglobal, Zentrade, Global Premier, dan Blafx. Hasil trading member Net89 dikenakan profit sharing sesuai paketnya.

 

Semula tak Masalah

Dugaan Hadi tidak meleset, selama proses trading hingga berakhir pada 27 Januari 2022, sama sekali tidak ada masalah. Semuanya berjalan lancar. Bahkan menurutnya, semuanya berjalan sesuai kondisi pasar dan tidak ada skema ponzi. Namun belakangan aktivitas Net89 dihentikan.

Penghentian proses trading Net89 sendiri terjadi saat Bareskrim Polri memerintahkan para penyelenggara trading forex robotik menghentikan aktivitasnya dengan alasan marak skema ponzi.

 

Rekayasa Perusahaan Trading

Menurut Hadi, program Withdraw All Net89 adalah rekayasa perusahaan trading PT SMI. Program ini hanya upaya mengulur waktu dari PT SMI untuk menyelamatkan diri sendiri dari penyalahgunaan deposit member Net89 di broker.

Tidak hanya itu, Hadi menilai program tersebut juga merupakan 'exit plan' PT SMI dari dugaan penyalahgunaan deposit member Net89 di broker.

Hadi mengklaim dana lebih dari 200 ribu member Net89 masih tersandera. Jika diasumsikan setiap orang mewakili keluarga berisikan empat hingga lima anggota, lebih dari 1 juta orang terdampak oleh kerugian ini. Adapun potensi kerugian total mencapai Rp10 triliun.

"Besaran dana juga kami konservatif, kami ambil rata-ratanya saja, yang paling kecil itu kan US$500. Ada yang US$500 ribu, US$5.000, US$10 ribu, US$20 ribu, US$50 ribu, US$100 ribu, itu lumayan banyak juga. Kami cukup US$500 saja itu kalau di rata-ratakan (kerugian) bisa Rp10 triliun lebih," jelas Hadi.

Oleh karena itu ia menuntut Andreas, atas dananya ke pihak PT SMI untuk serius terhadap program Withdraw All tersebut. Menurutnya, kalau memang di awal perusahaan berani menjamin dana member aman, maka ini adalah saat yang tepat untuk membuktikannya.

Baca Juga: Hakim Geram, Terdakwa Edy Mukti Terlambat di Persidangan

 

Kejahatan Intelektual

Ayah dari tiga orang anak ini mengatakan tindakan yang dilakukan PT SMI merupakan kejahatan intelektual tingkat tinggi. Dampak dari tertahannya dana member ini pun berimbas pada rasa frustasi, hingga deperesi para member.

Menurutnya, sudah banyak member Net89 yang kesulitan hingga menjual harta-benda untuk bertahan hidup. Selain itu, masa depan keluarga para member ikut terancam karena penurunan kualitas hidup, kesehatan, dan pendidikan.

"Kami dikasih harapan yang luar biasa besar di depan. (kemudian di ujung) dibanting, ini sakitnya luar biasa. Ini kejahatan tingkat berat," ungkap Hadi.

 

Galang Solidaritas

Sebagai upaya menggalang solidaritas dan perlawanan, Hadi pun menginisiasi pembentukan Gerakan Maju Perjuangkan Uang Rakyat Member Net89 (Gempur Net89). Gempur Net89 terdiri dari para member yang dirugikan.

Baca Juga: Gadis Penipu Tiket Konser Coldplay Rp 5,1 M, Dihukum 3 Tahun

Organisasi tersebut bekerja secara sukarela. Terdapat lima tim kerja dalam gerakan itu. Pertama, tim investigasi forensik digital yang bekerja kumpulkan bukti-bukti aliran dana dari dan ke broker, MaxGlobal, Global Premier, Zentrade & BLAfx, dan legalitas PT SMI dan perusahaan lain yang terkait.

Kedua, tim lembaga yudikatif. Ketiga, tim media massa. Keempat, tim hukum. Terakhir, tim konsolidasi member dan leader Net89.

Hadi menyebut seluruh tim dibantu sejumlah pakar atau praktisi di bidangnya agar dapat menambah kekuatan keahlian dalam melaksanakan tugas masing-masing. "Ini gerakan yang menurut saya belum ada di Indonesia, yang satu nasib 'korban' dipersatukan, tapi cara melawannya beda. Jadi kami melawan secara terorganisir, strategis, kami ada tahapan," jelasnya.

 

Mencengangkan Publik

Kasus dugaan penipuan investasi robot trading oleh investor anggota robot trading Net89, mencengangkan publik. "Januari-Juni saya ada di grup tersebut, saya amati percakapan, masalah, profit, wajar sekali. Background saya profesional (di dunia trading), enam bulan di grup tersebut, bagi saya sudah cukup pengamatan; ini (Net89) sebuah bisnis yang wajar," ujar Hadi kepada wartawan, Senin (19/9/2022).

Pria yang juga seorang pengusaha itu menjelaskan saat itu ia tidak menaruh curiga. Sebab, semua yang ditawarkan masih masuk akal. Contohnya profit yang ditawarkan 1 persen per hari.

Ia menuturkan untuk menjadi nasabah Net89, seseorang terlebih dahulu membeli paket ebook Net89 dengan jumlah tertentu, serta mendaftar ke broker yang dirujuk PT SMI. n jk/cnn/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU