Penting, Pemberian Protein Hewani saat MPASI Cegah Anak Stunting

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 26 Mei 2023 10:22 WIB

Penting, Pemberian Protein Hewani saat MPASI Cegah Anak Stunting

i

Illustrasi bayi yang sedang MPASI. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan serius yang dihadapi Indonesia. Pasalnya, jika tidak ditangani dengan baik, stunting bisa mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% dan standard WHO di bawah 20%.

Baca Juga: 2024, BKKBN Jatim Targetkan Angka Stunting Turun 14%

Untuk mencegah hal itu terjadi, Ahli Gizi Dr. Andriyanto, SH, MKes., mengatakan, salah satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan memenuhi zat gizi anak.

"Berbicara masalah stunting, yang harus kita cegah dan diberantas. Karena itu berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia dan kualitas pembentukan otak. Maka yang harus diperhatikan ibu-ibu yang punya bayi atau anak adalah memperhatikan zat gizi yang disebut zinc," ucapnya, Jumat (26/05/2023).

Andriyanto menuturkan, jika zinc terdapat pada protein hewani. Seperti daging ruminansia (daging sapi, daging kambing, dan lain-lain), daging unggas (daging ayam, daging bebek, dan lain-lain), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta hasil olahannya.

Ia juga menyebut, jika zinc mempunyai banyak manfaat. Misalnya saja meningkatkan kekebalan tubuh, hingga mendukung pertumbuhan pada anak.

"Ketika anak 0-6 bulan zinc-nya cukup dengan diberi ASI. Tapi ketika anak menginjak usia 6 bulan ke atas sampai 24 bulan itu zinc-nya kurang, dan itu harus didukung dengan MPASI," sebutnya.

"Nah, MPASI yang tepat salah satunya jangan sampai lupa protein hewani," tambahnya.

Agar anak mau mengonsumsi protein, Andriyanto menuturkan, jika penambahan rasa gurih juga diperlukan.

"Itu bisa dari minyak, lemak, atau penambahan kaldu untuk meningkatkan napsu makan anak. Dengan semacam itu, stunting secara perlahan tidak akan terjadi, karena protein hewaninya tercukupi," tutupnya.

Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

Sementara itu perwakilan UNICEF Indonesia, dr. Karina Widowati, MPH., mengungkapkan, salah satu faktor terjadinya stunting karena asupan nutrisi yang kurang pada anak. 

Terkait dengan hal tersebut, ayah maupun ibu harus memiliki pemahaman yang sama dalam pemberian nutrisi melalui MPASI sesuai dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang anak.

“Sebelum memberikan MPASI, orang tua harus mengetahui prinsip-prinsip pemberian MPASI. Salah satu prinsip utama, yaitu tetap memberikan ASI yang merupakan kebutuhan makronutrien, selain makanan pendamping dengan harapan bisa mendapatkan asupan mikronutrien. Prinsip selanjutnya adalah orang tua mengetahui tujuan awal pemberian MPASI,” ungkapnya, dikutip Jumat (26/05/2023).

Karina mengungkapkan, pemberian MPASI bertujuan untuk memberi kesempatan anak untuk belajar makan yang benar, menguatkan kemampuan dasar perkembangan serta mempersiapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan anak. 

Orang tua perlu mengetahui waktu yang tepat dalam pemberian ASI. Sebagai contoh, ketika orang tua mengajarkan waktu makan sebanyak tiga kali dalam sehari, anak pun akan merasa bahwa dia harus makan dalam waktu tersebut.

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

“Waktu tepat MPASI biasanya diperkenalkan pada anak saat menginjak usia 6 bulan yang ditandai dengan tanda-tanda neurofisiologi, apakah anak sudah siap MPASI atau belum. Tanda-tanda tersebut termasuk anak bisa duduk tegak, gerakan ekstrusi menghilang, tidak mengeluarkan makanan dari mulut, tertarik makanan orang lain, mulut bergerak melihat orang lain makan, dan mudah lapar,” ungkapnya.

Menurutnya, orang tua juga harus mengetahui apa itu responsive feeding, yaitu ketika anak harus bisa merespons dengan baik setiap makanan yang dimakan. 

Beberapa panduan responsive feeding, yaitu anak disuapi sambil belajar memegang alat-alat makan dan jangan memaksa jika anak menolak makanan. 

Prinsip pemberian MPASI juga termasuk memahami persiapan dan penyimpanan bahan-bahan makanan secara aman. Kemudian tepat jumlah, konsistensi, dan frekuensi. dsy/kmp/unusa/kemkes

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU