Perajin Kendang yang Sukses Terima Pesanan Hingga Mancanegara

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 28 Apr 2021 12:32 WIB

Perajin Kendang yang Sukses Terima Pesanan Hingga Mancanegara

i

Maman Hadi Darmanto seorang perajin kendang. SP/ PNG

SURABAYAPAGI.com, Ponorogo - Maman Hadi Darmanto yang merupakan seorang perajin kendang ini masih terus eksis meski peralatan musik ala digital bermunculan saat ini. Kenekatannya mendirikan usaha kerajinan kendang diperoleh dari keterampilannya saat menjadi pekerja kerajinan kendang sepuluh tahun silam. Tak hanya itu, jiwa seorang seniman reog Ponorogo juga menunjang kesuksesan Maman dalam berkarya.

Maman kemudian mencoba keberuntungan membuat aneka piranti kebutuhan reog untuk wilayah Solo dan Jogja. Saat memulai usahanya, piranti alat pengerjaannya yang digunakan masih manual. Semua dilakukan dengan tenaga tangan sehingga membutuhkan waktu lama untuk membuat sebuah kendang, Rabu (28/4/2021).

Baca Juga: Heboh, Maling Berkresek Merah di Ponorogo, Berhasil Gondol Uang dan Rokok Rp 20 Juta

Tak lama berselang, kendang pertama buatannya laku dengan harga Rp 600.000. Semangat pun makin bertambah. Dari modal seadanya, di tahun kedua ia mampu membeli alat mesin bubut, dinamo, dan beberapa mesin penunjang lainnya. Dibantu empat pekerjanya, dalam sehari kini ia bisa menghasilkan puluhan kendang dalam berbagai ukuran kecil, sedang, dan besar.

Agar suara kendang terdengar nyaring, bahan baku kayunya tidak sembarangan. Ada tiga jenis kayu yang digunakan untuk membuat badan kendang yakni nangka, mahoni, dan terembesi. Dari tiga jenis kayu itu, kayu nangka yang paling bagus untuk bahan badan kendang.

Bahan kayu itu yang akan menentukan harga. Kalau badan kendang pemesan minta dari kayu nangka maka harganya bisa Rp 7 jutaan. Selain jenis kayu, harga juga ditentukan ukuran hingga tingkat kerumitannya.

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Rumah di Ponorogo Hangus Terbakar, Kerugian Capai Rp 250 Juta

Sebagai gambaran, untuk harga kendang berbahan kayu mahoni ukuran kecil dengan diameter 17-19 cm dan panjang 45 cm harganya Rp 500.000. Ukuran sedang dengan diameter 17-24 cm panjang 68 cm harganya Rp 1,5 juta.

Sementara ukuran besar dengan diameter 28-31 cm, panjang 75 cm harganya Rp 4,5 juta. Selain memproduksi kendang gamelan, Maman juga membuat kendang Jimbe, ketipung dangdut, ketipung kimpul. Sedangkan rebana ia jarang memproduksi karena untungnya tipis dan pengerjaannya rumit.

Baca Juga: Perbaiki Kulkas, Rumah dan Toko Ludes Terbakar

Maman menggunakan jejaring di perguruan tinggi yang memiliki jurusan seni untuk membantunya. Dari jejaring itu, tak sedikit orang asing seperti Malaysia, Jepang, hingga Inggris memesan kendang besutannya. Tak hanya mendapatkan pesanan dari mancanegara, pria asal Somoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo ini juga kerap diundang sebagai instruktur mengajari mengendang hingga menyetel alat kendang di luar negeri.

Maman berharap pemerintah lebih menggiatkan lagi musik gamelan sebagai musik kebanggaan bangsanya sendiri. Salah satu caranya, menghidupkan gamelan di sekolah-sekolah sebagai ektrakurikuler wajib. Kondisi itu akan menjadikan anak anak memiliki pengalaman terhadap musik gamelan dan menyenangi alat musik jawa tersebut. Dsy19

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU