Peran Humas sebagai Kolaborator Bukan Sekedar Kemitraan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 05 Okt 2020 20:46 WIB

Peran Humas sebagai Kolaborator Bukan Sekedar Kemitraan

i

Aulia Dikmah Kiswahono selaku Humas Perwakilan BKKBN Jatim.SP/Patrik Cahyo

SURABAYAPAGI, Surabaya - Dunia kini bukan hanya borderless, melainkan limitless (Dino Patti Djalal) untuk itu diperlukan terobosan untuk menghadapinya, salah satunya adalah dengan melakukan kolaborasi. Dunia saat ini mengalami Pandemi Covid-19 yang telah mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial yang cepat akibat wabah ini, dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasisosial.

Dalam menyampaikan pesan informasi kebijakan pemerintah ataupun instansi di masa pandemik ini, diperlukan aktivitas kolaborasi yang bukan hanya sekedar mengumpulkan perjanjian Kerjasama (MoU), atau hanya sekedar membangun kemitraan baru. Kolaborasi kini menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk suatu perubahan.

Baca Juga: BKKBN Jatim Ajak Insan Pers dan Mahasiswa Unitomo Perangi Stunting

“Informasi kebijakan publik dalam sebuah Kementrian atau Lembaga merupakan “produk” dari berbagai aktivitas yang melewati berbagai tahapan dan diantara tahapan-tahapan tersebut saling terkait satu sama lain,”tutur Aulia Dikmah Kiswahono selaku Humas Perwakilan BKKBN Jatim

Ia menambahkan merumuskan sebuah informasi kebijakan publik merupakan “ fungsi ” penting dari sebuah bagian hubungan masyarakat (humas) pemerintahan, karenanya dituntut kemampuan dan pemahaman tentang isu atau topik kebijakan yang jelas dan lengkap, sehingga menjadi sangat penting bagi tersampaikannya informasi kebijakan publik yang aktual, cepat, tepat sasaran dan tidak meresahkan masyarakat sebagai penerima kebijakan.

Aulia menjelaskan lebih penting  lagi, untuk menjaga stabilitas lebih besar pada hubungan,peran humas (Hubungan Masyarakat) memberikan sumbangan yang signifikan terhadap pencarian terus-menerus yang dilakukan oleh para pembuat kebijakan (manajer) untuk mendapatkan kendali yang lebih besar. Selain itu konteks manajemen humas mengharmonisasikan dalam mempertemukan kepentingan publik dan pribadi sehingga menciptakan goodwill yang lebih besar secara internal dan eksternal.

Baca Juga: Diselenggarakan dengan Meriah BKKBN Jatim Luncurkan Program 1 Juta Telur

Maka, untuk menekankan pentingnya kolaborasi antar institusi pemerintah dengan organisasi masyarakat lainnya, guna memperkuat sinergi dalam menyukseskan kerja-kerja pemerintah, membangun optimisme pembangunan,”tandasnya.

Persoalan di masa pandemi Covid-19 saat ini, Pemerintah menggunakan strategi kolaborasi pentahelix berbasis kearifan lokal dapat menjadi upaya menekan kasus COVID-19. Strategi pentahelix ini adalah pendekatan yang memprioritaskan penggunaan konteks lokal, budaya atau kebiasaan lokal, sumberdaya lokal sesuai dengan jiwa gotong royong dalam mencegah dan mengatasi bencana, termasuk pandemi COVID-19. Indikator pentahelix adalah pemerintah, dunia usaha, komunitas masyarakat, akademisi, dan media bekerjasama menghadapi bencana apa pun.

Baca Juga: Jelang MPLS 2023, SMP Tenggilis Jaya Surabaya Hanya Punya 1 Siswa

“Praktisi Humas perlu mengembangkan paradigm baru, yakni dari relasi ke kolaborasi. Hal ini disebabkan, karena disrupsi yang terjadi dalam cara berkomunikasi di masyarakat. Bisa dibayangkan apabila semua terkoneksi dan tenaga humas berkolaborasi.Sehingga energi yang mengikat semua partikel yang terdapat dalam kebijakan publik, dan kolaborasi adalah jawaban yang tepat”ungkapnya.

Humas harus mulai mengubah cara kerja mereka untuk meraih perhatian audiens. "Sekarang bukan waktunya untuk hardselling. Konten-konten kehumasan harus menunjukkan empati kita kepada masyarakat. Kuantum adalah sinergi antar partikel yang menghasilkan energy untuk mendukung sinergi maka diperlukan kolaborasi, salah satunya peran humas sebagai kolaborator. Tenaga kehumasan perlu mengembangkan paradigm baru. “The power of collaborations, not only relations”,pungkasnya.Pat

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU