Home / Peristiwa : Pesan Jokowi ke Joe Biden dan Xi Jinping

Perang di Ukraina Belum Selesai, Jangan Bikin Ruwet Lagi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 13 Nov 2022 21:30 WIB

Perang di Ukraina Belum Selesai, Jangan Bikin Ruwet Lagi

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta -  "Amerika adalah sahabat Indonesia, Tiongkok juga adalah sahabat Indonesia. Teman Indonesia semuanya, mitra penting Indonesia. Mungkin dengan situasi Bali yang sejuk, yang damai ini menjadi peluang Indonesia menjadi kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia untuk memperjuangkan selesainya problem yang ada di dunia," ujar Presiden Joko Widodo soal upaya penyelesaian ancaman geopolitik dunia dimana Jokowi sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara global KTT G20 di Bali. Jokowi turut menyinggung hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dan China.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam wawancara eksklusif dengan media ternama di Inggris, The Economist. Jokowi menjawab pertanyaan sejumlah isu global, di antaranya mengenai mitigasi ketegangan geopolitik dunia dan ancaman invasi ke Taiwan.

Baca Juga: Mengapa Gibran dan Bapaknya Diusik Terus

 

Dunia Sedang Tidak Baik

"Ya memang dunia sedang tidak baik-baik saja dan kondisinya memang tidak mudah. Rivalitas yang semakin tajam, negosiasi saat ini betul-betul sangat tidak mudah," kata Jokowi dalam wawancara itu.

Kehadiran Joe Biden di KTT G20 Bali juga diumumkan secara resmi oleh Gedung Putih. KTT G20 Bali menjadi pertemuan pertama Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping. "Para pemimpin akan membahas upaya mempertahankan dan memperdalam jalur komunikasi. Secara bertanggung jawab mengelola persaingan dan bekerja sama di mana kepentingan selaras, terutama pada tantangan transnasional," kata Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre, Jumat (11/10/2022).

Sebagai tuan rumah, Jokowi mengharapkan penyelenggaraan G20 dapat berjalan dengan baik serta dapat menghasilkan solusi yang konkret untuk permasalahan dunia. "Kita harapkan semuanya berjalan dengan baik sehingga G20 menghasilkan solusi yang konkret untuk anggota juga untuk dunia," ujarnya.

Jokowi menekankan pentingnya para pemimpin dunia mengedepankan dialog dalam menangani konflik, khususnya antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung sampai saat ini. Jokowi mengatakan sanksi bukan solusi terbaik karena yang menjadi korban adalah rakyat.

"Yang paling penting itu bisa duduk bersama menyelesaikan masalah. Bukan menambah masalah. Bukan menambah ketegangan. Sanksi bukan solusi terbaik karena nantinya warga rakyat yang akan jadi korban. Sesulit apapun masalahnya kan bisa diselesaikan kalua kita mau saling berbicara, duduk bersama, berdialog, mencari solusi yang win-win," ujarnya.

Terkait invasi China ke Taiwan, Jokowi mewanti-wanti hal itu jangan sampai menjadi konflik terbuka. Jokowi menegaskan keberpihakan RI dalam hal ini sudah jelas, yaitu menjaga perdamaian dunia. Jokowi mengatakan RI menjadi sahabat bagi China dan AS terkait hal ini.

"Saya sangat khawatir mengenai itu. Kompetisi itu hal yang normal. Rivalitas itu juga hal yang biasa antarnegara. Tetapi yang paling penting adalah jangan menjadi sebuah konflik terbuka. Indonesia ingin dunia yang damai jadi jangan sampai perang di Ukraina belim selesai, menambah masalah lagi di kawasan yang lain. Ini menambah ruwet kita semua. Pusing kita semuanya," kata Jokowi.

Jokowi menekankan pentingnya para pemimpin dunia mengedepankan dialog dalam menangani konflik, khususnya antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung sampai saat ini. Jokowi mengatakan sanksi bukan solusi terbaik karena yang menjadi korban adalah rakyat.

"Yang paling penting itu bisa duduk bersama menyelesaikan masalah. Bukan menambah masalah. Bukan menambah ketegangan. Sanksi bukan solusi terbaik karena nantinya warga rakyat yang akan jadi korban. Sesulit apapun masalahnya kan bisa diselesaikan kalua kita mau saling berbicara, duduk bersama, berdialog, mencari solusi yang win-win," ujarnya.

Rencana pertemuan perdana Joe Biden dan Xi Jinping di sela KTT G20 Bali bakal menjadi catatan sejarah di tengah panas dingin hubungan Amerika Serikat dan China. Isu keamanan kawasan dan dunia bakal menjadi topik pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) dan Presiden China itu.

Informasi mengenai rencana pertemuan kedua pemimpin negara itu sebelumnya dikonfirmasi oleh juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Jumat (11/11/2022). Rencana ini merupakan pembicaraan tatap muka pertama mereka sejak Biden menjadi presiden. "Para pemimpin akan membahas upaya untuk mempertahankan dan memperdalam jalur komunikasi," kata Karine Jean-Pierre.

Jauh sebelum rencana pertemuan itu, dinamika hubungan Biden dan Xi Jinping terbilang panas. Namun Xi Jinping juga pernah menyampaikan bahwa China dan AS harus mengakrabkan diri di tengah situasi dunia yang dilanda ketidakpastiaan. merangkum jejak hubungan Biden dan Xi Jinping selama setahun terakhir.

Baca Juga: Kesimpulan Paslon 01 dan 03: Sumber Masalahnya, Gibran dan Cawe-cawenya Jokowi

Pada September 2021 lalu, Biden menggelar pertemuan virtual dengan Xi Jinping. Pertemuan virtual itu menyerukan adanya komunikasi lebih baik antara kedua negara dan apa yang disebut Biden sebagai 'pagar pembatas' untuk menghindari konflik.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/11/2021), berbicara dari Gedung Putih secara virtual kepada Xi, Biden menekankan perlunya memperbaiki hubungan kedua negara yang diguncang serentetan pertikaian, termasuk soal perdagangan dan Taiwan.

"Tampaknya bagi saya bahwa tanggung jawab kita sebagai pemimpin China dan Amerika Serikat untuk memastikan bahwa kompetisi antara negara kita tidak mengarah ke konflik, baik disengaja maupun tidak disengaja. Hanya kompetisi sederhana, yang jujur," ujar Biden.

Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama mengatakan pemerintah akan mengeluarkan sticker A, B, dan C. Sticker ini nantinya akan membatasi ruang gerak kendaraan di dalam kawasan.

 

Pernyataan Menhan China

Kementerian Pertahanan China menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk kompromi soal Taiwan, dan Amerika Serikat seharusnya tidak memiliki ilusi tentang hal ini. Seperti diberitakan Reuters dan Channel News Asia, Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa Washington akhir-akhir ini telah membuat serangkaian "provokasi" pada beberapa masalah.

Beijing mengatakan masalah Taiwan, yang diklaimnya sebagai wilayah China, adalah yang paling sensitif dalam hubungannya dengan Amerika Serikat, negara yang juga merupakan pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting bagi Taiwan.

Baca Juga: Jokowi Dituding Lebihi Soeharto

 

Orang Taiwan Bermain Api

Perbedaan tajam atas Taiwan mengemuka dalam pertemuan virtual awal bulan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping. Xi mengatakan bahwa orang-orang di Taiwan yang menginginkan kemerdekaan, dan para pendukung mereka di Amerika Serikat, "bermain dengan api".

 

Tatap Muka Pertama

Pemerintah Amerika Serikat meminta, agar pesawat kepresidenan Air Force One, Joe Biden, diparkir di tempat yang jauh dari pesawat komersial, atau di pinggir laut. Indonesia telah menyiapkan mobil antipeluru, untuk kepala negara yang hadir di KTT G20.

Namun, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden memilih, membawa mobil anti peluru sendiri, yaitu Cadillac One. Mobil ini memiliki bobot 6,3 hingga 9 ton, dengan mesin diesel kapasitas 5000 cc. Pintu mobil Presiden Joe Biden, dibekali lapisan baja setebal 20 sentimeter.

Sementara jendelanya dilengkapi lapisan polikarbonat, dan kaca setebal 12 sentimeter. Sasis mobil dibuat dari baja, dan dirancangt secara khusus, untuk menahan serangan bom. Sebelumnya, pesawat berukuran jumbo, Boeing C-17 Globemaster 3, mendarat di Bandara Ngurah Rai Bali, untuk menurunkan logistik pengamanan Presiden Joe Biden, dan delegasi negara Paman Sam, di Konferensi Tingkat Tinggi G20. n erc/rtr/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU