Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Jatim Bersinergi dengan Media

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 15 Mar 2022 18:02 WIB

Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Jatim Bersinergi dengan Media

i

Kepala Perwakilan  BKKBN Provinsi Jawa Timur Maria Ernawati di depan perwakilan wartawan yang ditemui di ruang kerjanya. SP/Min

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kepala Perwakilan  BKKBN Provinsi Jawa Timur Maria Ernawati terus berupaya melakukan percepatan penurunan stunting dengan bersinergi insan jurnalistik, Selasa (15/2/2022).

Erna menjelaskan, berbicara tentang penurunan angka stunting itu sangat luas, mulai dari remaja, persiapan pernikahan, Pasangan Usia Subur (PUS) yang merencanakan kehamilan, wanita hamil, PUS yang memiliki bayi dibawah usia dua tahun (baduta), PUS yang memiliki bayi usia lima tahun (balita). 

Baca Juga: Kasus Stunting Kota Mojokerto Menurun Drastis, Kini Tersisa 2 Persen Saja

"Saat ini masyarakat sudah familiar dengan kata stunting, sehingga Penyuluh KB kalau bicara dengan orang tua yang anaknya stunting tidak bisa langsung menyatakan stunting tetapi menggunakan pilihan kata yang lebih halus yaitu balita atau badutanya beresiko," kata Erna di depan perwakilan wartawan yang ditemui di ruang kerjanya.

Diharapkan setiap media massa bisa memberikan edukasi terkait stunting dengan bahasa yang lebih mudah diterima oleh masyarakat dan sesuai dengan segmentasi pembaca atau penonton media massa tersebut. Sehingga program pemerintah dalam rangka penurunan angka stunting di tahun 2024 bisa terealisasi. 

Baca Juga: Penurunan Stunting di Situbondo Lampaui Target Nasional

"Banyak sekali isu yang bisa digali oleh teman-teman jurnalistik bila ingin menulis tentang stunting. Bisa dari sisi remaja, calon pengantin ataupun Pasangan Usia Subur," jelasnya. 

Erna menambahkan untuk remaja sangat penting, khususnya pada remaja putri. Banyak remaja putri yang melakukan diet untuk menjaga bentuk tubuh dan berat badan yang sangat berpotensi terjadinya anemia. Bila seorang ibu hamil mengalami anemia itu sangat beresiko terjadinya stunting pada janin yang ada di dalam kandungan.

Baca Juga: Pemkot Batu Terapkan Berbagai Program untuk Turunkan Stunting

Begitu juga dengan PUS yang punya Baduta, tingginya angka stunting bukan karena masalah ekonomi tetapi PUS yang sibuk dan tidak memahami kebutuhan nutrisi baduta sehingga baduta mengalami stunting. min

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU